Bagian 6. Pernikahan Kedua

1.3K 107 6
                                    

Pagi-pagi sekali, gerbang istana sudah dibuka. Dua ekor kuda berbeda warna, hitam dan cokelat, berlari keluar menjauh dari istana. Masing-masing penunggangnya mengenakan jubah panjang dengan penutup kepala.

Kuda berwarna cokelat memimpin didepan, larinya tidak begitu kencang, penunggangnya pastilah seorang amatir. Sedangkan kuda yang berwarna hitam mengikutinya di belakang.

Setelah hampir dua kilometer jauhnya dari istana, empat orang berjubah hitam dengan lambang awan merah, sudah menunggu. Mereka adalah Kakuzhu, Hidan, Kisame dan Obito. Para anggota Akatsuki.

*****

Itachi duduk termenung, rasanya kamarnya kini menjadi sangat sepi dan dingin, tidak seperti biasanya. Padahal Sakura baru saja pergi tadi pagi, tapi rasanya seperti istrinya itu sudah pergi berbulan-bulan.

Sang Raja tidak pernah mengira semua akan terjadi jauh diluar perhitungannya. Mungkin itu adalah balasan dari Tuhan untuk kesombongannya yang sudah begitu yakin semua akan berjalan sesuai rencana, melawan takdir yang sudah ditetapkan.

Kesalahannya. Ya, semua adalah kesalahannya.

Jika saja dulu ia tidak menolak menjadi Putra Mahkota dan tidak berpikir bahwa Shihui yang lebih pantas, Sasuke pastilah tidak diasingkan. Selain untuk menjaga keselamatan adiknya, pengasingan itu juga bertujuan untuk memaksa Itachi menjadi penerus tunggal kerajaan.

Jika saja dulu ia menolak perjodohannya dengan Izumi, putri salah satu anggota dewan, dia pastilah tidak akan jatuh cinta. Tidak akan diam saja ketika ayah Izumi hendak membunuhnya saat malam kudeta, sehingga gadis terkasihnya itu harus berkorban nyawa untuk menyelamatkannya.

Jika saja ia bisa menahan emosi dan tidak gelap mata karena kesedihannya saat itu, pastilah ia tidak mengucapkan sumpah yang memberatkan masalahnya saat ini.

Lalu, jika saja ia tidak pernah berpikiran bahwa menikahi Sakura akan memberikan banyak keuntungan pada gadis itu, Sakura pastilah tidak akan ikut menanggung kesalahannya saat ini. Istrinya tidak akan menjadi seorang Ratu yang dihujat rakyatnya karena tidak bisa memberikan keturunan, dia tidak akan menjadi seorang istri yang tidak bahagia dengan pernikahannya. Itachi tentu sudah sangat egois, pernah mengira bahwa menikahi seorang tenaga medis- yang sudah mendeklarasikan dirinya mengabdi pada kerajaan termasuk dengan tidak menikah seperti juga yang terjadi pada para dayang dan abdi-abdi instana dari kasta rendah- tanpa perlu menyentuhnya bukanlah suatu kesalahan. Dan sekarang, semuanya menjadi sangat rumit.

Tapi, jika saja Sasuke mau menjadi Raja, mungkinkah semua akan menjadi jauh lebih baik?

Tidak. Tidak untuk saat ini.

Satu-satunya orang yang paling mampu menjadi Raja dalam kondisi saat ini adalah dirinya sendiri. Itachi tidak ingin apa yang terjadi pada ayahnya dahulu, terjadi pula pada adiknya sekarang. Seorang Raja yang dianggap tidak kompeten karena memang tidak dididik menjadi Raja.

Itachi harus membereskan semuanya terlebih dahulu, sambil pelan-pelan membujuk dan memberi contoh kepada adiknya bagaimana seorang Raja harus bertindak.

Mengikat Sasuke dan Sakura dalam sebuah pernikahan mungkin memang keputusan terbaik saat ini. Adiknya itu pasti akan lebih mudah diatur dengan bantuan bujuk dan rayuan Sakura nanti.

Sedangkan untuk Sakura, Itachi berharap istrinya itu bisa mendapatkan kebahagiannya dari Sasuke- yang Itachi paham betul, adiknya itu sudah lama memendam rasa pada istrinya.

Sekali lagi, Itachi merasa sangat berdosa pada Sakura. Ia yang dulu pernah berjanji akan menjaga dan melindunginya seumur hidup, justru ia lah yang kini terus menerus menyakiti perasaan istrinya.

Sakura no OukokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang