beta

17 5 0
                                    

29 Agustus 2016

Bruk...

" Adauwww... sakit!" Ribia tersadar dari lamunan di saat kakinya sedang menjalankan tugasnya.

" Hmm? Sory!" ucap sesosok lelaki dengan gaya berpakaian friendly tapi muka dingin.

1...2...3... mereka saling tatap
4...5...6... lelaki itu membuang pandangannya dengan angkuh. Sedang Ribia masih menatap. Menatap. Dan. Ribia berdiri.

" Kalo jalan jangan ngelamun!" Pecah sudah melodi minor khayalan Ribia.

" Oke!" singkat padat dan jelas. Berakhir sudah obrolan yang ingin Ribia ulur.

Lanjut. Lelaki itu meneruskan langkahnya. Begitu pun dengan Ribia. Tapi untuk langkah ke-8 ia terhenti, selang 1 detik ia berbalik. Dan bow! Demi Dewa Zeus lelaki itu rupanya lebih awal berbalik.

" Ngapain kamu liatin aku? Aku berbalik bukan untuk kamu! Dan tak akan!" ucap lelaki itu dengan lantang.

" Tapi... aku berbalik untukmu!" jawab Ribia dengan lantang.

" Dan aku tak akan menerima jika kau hanya berbalik seperti itu!"

" Dan aku tak peduli! Selagi aku masih bisa memberi! Pemberian ku untukmu tak kan habis!"

" Terserah!"

Terpaksa Ribia menarik garis senyumnya lagi. Dia baik-baik saja. Kebiasaan itu sudah menjadi kepribadiannya.

Flashback ON
3 Januari 2007

" Ayah! Atidd! Bia jatuh! Ada darah, Ayah!"

" Bia nggak boleh nangis!" suara tegas tapi lembut dari ayahnya.

" Tapi atid, Yah! Bia takut darah!"

" Tapi Bia nggak boleh nunjukin itu ke Ayah."

" Lho kenapa?"

" Karna nanti Ayah juga ikut sakit."

" Kog bisa? Kan yang atid Bia."

" Itu kayak meteor jatuh dan Ayah tau kalo itu jatuhnya di deket Ayah."

" Hahaha...Ayah jadi kena panasnya dong!"

" Jadi?"

" Bia nggak boleh nangis! Bia tahan banting!"

Flashback OFF

" Ngapa lu senyam-senyun sendiri? Dah mulai gila yak?" ucap Aquila yang mengagetkan Ribia dengan sengaja.

" Beli eskrim yuk! Gue pengen eskrim!"

" Lu dah beli 3 eskrim dan sekarang lu beli lagi? Lu udah ketergantungan pa keracunan?"

" Hmm...gue dah gila kali!"

Begitu dan akan selalu. Jika Ribia bisa meminum obat terlarang mungkin euforia akan lebih baik dan lebih sempurna untuknya.

 Jika Ribia bisa meminum obat terlarang mungkin euforia akan lebih baik dan lebih sempurna untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ribia's Dairy

Tertanggal: 29 Agustus 2016
Tentang: Senyum terindah rasa pahit

Gurat wajah
Kuat pasrah tanpa arah
Begitu terombang-ambing
Seakan menghantam tebing
Dan berharap terbimbing
Begitu nikmat
Begitu hikmat
Begitu kiamat di hatiku yang teramat

Diriku yang kaulihat bukanlah aku
Aku bagian dari diriku
Tapi diriku adalah pembohong dari aku
Jika kau katakan aku pembohong
Aku lebih suka aku penyombong
Membesarkan diri jika aku baik-baik saja
Membesarkan kepala jika aku ini pura pura saja
Tapi kalian percaya saja?

Senyumku terlihat manis
Tapi rasanya tak manis
Pahit
Rasanya pahit
Jika aku yang melakukannya
Aku terpaksa melakukannya
Tapi aku tulus
Supaya terasa mulus

EnigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang