Sirius's dream
" Pohon ini!" Sirius telah masuk ke alam tak sadarnya.
" Dia! Ribia?" Pandangannya menajam. Dia menghampiri gadis yang terkulai lemah bersama lelaki mungil umur 5 tahunan.
" Hentikan!" Sirius mulai memunculkan pedang siluetnya dan Zlaasshhh... satu tebasan kemudian ia menariknya lagi dari tubuh lelaki kecil itu.
Lelaki mungil itu hanya tersenyum. Menampakkan gigi tajam bak hiu yang garang.
Tiba-tiba kecepatan cahaya datang. Kilat dan putih.
" Sudah kuduga mimpi terburuk pertama yang gue alami!" Sirius berdecak kesal. Mimpi apa-apa an ini? Sesosok gadis yang ia sayangi tekulai lemas di tangan bocah laki-laki kecil?
Tik...tik...suara tetesan air, sebentar ia ingin menenangkan dirinya sebelum menemui Ribia. Atau hatinya kini akam berdegup semakin cepat pertanda ia khawatir dengan Ribia.
30 detik sudah cukup! Melompat dari balkon rumahnya ke balkon Ribia. Hup.
" Ribia! Ribia! Bangun!"
" Ahhhh! Siapa kau?!" Kini kelopak matanya mulai menyisih, keringat di sekujur tubuhnya, dan mencoba menenangkan diri.
" Lo nggak papa?"
" Gue baek-baek aja. Huuft."
" Gue boleh liat sketchbook sampul merah hati lo nggak?"
" Bentar... buku gue waktu gue masih kecil?"
" Yap! Yang itu!"
" Nih!" Ribia memberikan buku usang miliknya ke Sirius, entah apa yang ingin dilakukan Sirius, masa bodoh untuknya.
" Gue pinjem dulu!"
" Oke!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma
ActionTeka-teki. Dan aku. Dia. Dia. Dia. Dan mereka. Dan semua hanya ephemeral. Highest rank #323 in Action 3-6-18