Chapter 10

1.1K 71 7
                                    

Hari ini adalah hari terburuk untuk kelas Agam, karena jadwal pelajaran hari ini adalah jadwal para guru galak mengajar.

Agam berjalan gontai di koridor, ia berjalan lambat karena kakinya memang sangat berat untuk di seret menuju kelas. Rasanya, lebih enak minum es teler pake saus daripada menerima jadwal pelajaran hari ini.

Agam melihat sosok perempun yang tidak asing di matanya "Heh, Nanda!" Teriakan Agam membuat Nanda berbalik

"Apa?" Seperti biasa, Nanda selalu menjawab dengan ke-jutek-an khasnya

Agam berlari menghampiri Nanda, ia berlari seperti anak kecil. Membuat Nanda jijik melihatnya

"Lari lo kayak bocah. Jijik gua!" Sindirnya sembar memutarkan bola mata

"Suka-suka gua lah, sewot mulu masih pagi juga."

Nanda mengangkat kedua bahunya lalu pergi meninggalkan Agam untuk menuju kelas.

"Nanda tunggu!" Teriakan kedua Agam begitu menggelegar, semua murid yang baru datang sontak melihat ke arahnya

Agam nyengir dan menggaruk kepalanya "Eh santai-santai. Cuma manggil temen gua kok," ucapnya basa-basi

Kini Agam mendekati Nanda. Wajah Nanda sulit di tebak, entah ia bingung, kesal, atau lapar.

"Pelajaran sekarang guru galak semua. Lo mau masuk?" Tanya Agam

"Hah? Beneran? Yaudah bolos aja yuk!"

Agam tertawa "HAHAH, bener perasaan gua. Pasti lo bakal ajak gua bolos, maaf-maaf aja nih. Ogah banget gua bolos sama lu!" Agam memperagakan wajah jutek ala Nanda

Nanda memohon kepada Agam, memintanya untuk tidak masuk kelas.

"Ayolah Gam. Sehari ini doang, gak usah belajar terus. Bosen."

Perempuan tomboy itu terus membujuk Agam agar otak Agam terhasut oleh kata-katanya. Seumur hidup, Agam belum pernah bolos sekolah hanya karena guru galak.

Tetapi akhirnya, Agam mengiyakan ajakan Nanda "Yaudah deh. Kuy!" Ajaknya sambil menarik tangan Nanda

Mereka mulai berjalan menuju gerbang sekolah. Menengokan kepala ke kanan dan ke kiri jaga-jaga takut ada kesiswaan yang melihat.

Setelah merasa aman, mereka berlari keluar gerbang.

Agam mendengus lega "Huh. Untung belum masuk, jadi Pak tomi belum siap-siap jaga di gerbang."

Nanda membuang muka dari tatapan Agam, membuat Agam heran "Kenapa sih lo? Tadi ngajak bolos, sekarang malah diem aja gak tau arah mau kemana."

"sleting celana lo tutup dulu kek Gam!" Bentak Nanda sambil terus memalingkan wajahnya

Agam sontak melihat kebawah, terlihat konyol. Berarti sedari tadi, celananya tidak rapi dan orang-orang sudah melihat dalaman warna kuning muda miliknya.

Agam menarik sletingnya "Maaf gua gak sadar. Berarti udah liat daleman spongebob gua dong!" Nada bicara Agam seperti menyelidik

Nanda mendelik "Apaan sih Gam? Garing lo!" Ucapnya sembari meninggalkan Agam
-
Pukul 08.00, teman-teman sekelas Agam dan Nanda mungkin sekarang sedang tegang menerima pelajaran si guru galak. Sedangkan Nanda dan Agam kini sedang bersantai di pinggir taman sambil menikmati es cincau buatan mang Midi.

"Enak gak es nya?" Tanya Agam sembari memasukan cincau hijau ke mulutnya

Nanda mengangguk"Enak. Abis ini kita kemana?"

"Emmm......" Agam berpikir sebentar "Ke taman warna aja. Enak disana, sejuk. Gua suka banget kesana, mau gak?" Lanjutnya

Nanda mengangguk yang berarti mengiyakan kata-kata Agam sambil terus memakan es cincaunya.

Setelah selesai menikmati es cincau, mereka menaiki motor milik Agam untuk menuju taman Warna seperti yang di bilang tadi oleh Agam.

"Awas nanti salah motor lagi!" Sindir Nanda pada kejadian waktu Agam di keroyok oleh warga

Agam terkekeh "Enggak lah. itu mah gua lagi bego aja."

Nanda menaiki motor Agam lalu berbisik "Lu kan emang bego!"

Agam menyahutnya dengan tarikan gas motor yang kencang, sehingga Nanda hampir terjumpal ke belakang.

Nanda teriak lalu memukul bahu Agam "AGAM, KALAU GUA JATOH TERUS MATI GIMANA? HAH?" Nanda terus memaki Agam, sedangkan Agam hanya fokus menyetir motor kesayangannya.

"Udah.. Udah diem. Nanti masuk angin kebanyakan ngoceh!"

"Ya lagian lu! Awas aja kalau lu kayak gitu lagi! Bahaya tau!"

Agam tergelak dengan ocehan Nanda. Membuat Nanda kesal karena Agam terus tertawa.

"Diem gam! Masuk angin lo mampus!"

"Iya ini diem. Pegangan mangkannya kalau takut jatoh." Titah Agam

"Alah modus aja lo kambing!" Nanda menjitak kepala Agam yang dibalut oleh helm

Agam kembali tertawa karena Nanda berbeda dengan perempuan-perempuan biasanya. ia lebih memilih melawan daripada harus sangat dekat dengan lelaki, hal itu membuat Agam melihat ada yang berbeda dalam diri Nanda.
Entah kenapa, sekarang ketika Agam bertemu Nanda terasa ada yang berbeda dalam dada Agam. Ah.. Mungkin itu hanya perasaan biasa, pikirnya.

---------
Hayoooo.....
Kira-kira apa ya yang mau mereka lakukan di taman? Hehehhehe

Bisa tebak?
---
OH IYA MAAF YA KALAU UPDATENYA LAMA BANGET, DIKARENAKAN SIBUK SEKOLAH DAN TERKADANG OTAK SUKA BUNTU UNTUK MELANJUTKAN HEHEHHE
SEKALI LAGI MAAF KARENA PART KALI INI SANGAT PENDEK, TAPI TENANG PART SELANJUTNYA BAKAL PANJANG KOK!!!!1!1!!
OKKKKAY? THANKYOUU

Mood BoosterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang