BINGKAI

174 13 2
                                    

Seperti biasa, seusai sholat subuh Nandha melanjutkan dengan bersih-bersih rumah. Menyapu lantai lanjut mengepel, melap rak buku, dan lap-lap semua spot. Itulah yang selalu ia lakukan sebelum berangkat kerja. Membersihkan rumah dan merawat semuanya telah ia biasakan untuk mempersiapkan diri sebagai seorang ibu rumah tangga. Ia juga telah berusaha mengatur waktunya untuk mengurus rumah, merawat anak-anak nya kelak, dan menjalani pekerjaannya sebagai tenaga honorer di sebuah instansi pemerintahan. Meskipun bekerja di luar rumah, ia tak ingin rumahnya berantakan dan anak-anaknya tak terurus.

Saat sedang asik mengelap, perhatiannya beralih ke bingkai-bingkai foto yang di letakkan di atas rak buku kayu jati. Foto-foto lama yang menyimpan memori indahnya saat remaja hingga kini. Di mulai dari bingkai yang paling tua tertulis 2008. Menunjukkan gambar kegiatannya bersama PMR, Palang Merah Remaja, yang berlambangkan melati dan bulan sabit merah merupakan sebuah organisasi kemanusiaan. Dari organisasi inilah ia memahami tentang kemanusiaan, kenetralan, perdamaian,dan kemandirian. Pernah suatu ketika, saat masih bergabung dengan PMR ia mengadakan kegiatan sunatan masal, kegiatan ini membutuhkan biaya yang besar tapi tetap pada prinsip kenetralan sehingga menolak semua bentuk sumbangan dari partai. Wal hasil bersama dengan teman-teman satu anggota Nandha ngamen di sebelah lampu merah. Ia mengumpulkan uang dengan pertunjukan angklung. Tidak ada rasa malu yang penting tujuan tercapai.

Bingkai ke dua bertuliskan 2013. Ia tersenyum geli melihat dirinya sendiri tak berhijab. Sebuah foto yang memperlihatkan dirinya dalam keadaan kumal dengan rambut yang awut-awutan dan bibir yang kering. Begitulah keadaan sang demonstran setelah demo di depan kampusnya sendiri. Mempertanyakan raibnya sejumlah uang yang di tilep oleh wakil rektor. Uang yang seharusnya menjadi biaya operasional BEM.

Pernah dengar slogan presiden takut dengan mahasiswa, mahasiswa takut dengan dosennya, dan dosenya takut dengan presiden. Agar lingkaran setan itu berakhir maka kita tidak boleh takut dengan dosen.

Sebuah kalimat profokasi yang sering Ia tularkan sebelum berdemo. Nandha semakin tersenyum geli mengingat- ingat masa itu. Mengenai prestasi akademik, jangan ditanya. Dia selalu mencapai peringkat 5 besar dari bawah. Bukan karena dia bodoh, dia hanya tidak suka jika kualitas kecerdasan siswa di nilai dari nilai rapor.

Tahun 2014. Di depan sebuah balai desa. Memberikan pelatihan pengolahan ikan teri di kampung nelayan. Masa-masa KKN. Ia begitu menikmati masa-masa KKN nya. dalam bingkai itu terdapat lembar foto yang tak utuh. Ia sengaja memotong sebagian gambar yang memperlihatkan seorang laki-laki spesial.

Percuma saja. Menghapus sebuah foto takkan menghapus kenangan yang sudah tersimpan dalam relung hati. Sekuat apapun usahanya untuk melupakan sekuat itu pula ia kembali teringat. Yang sebenarnya harus di lakukan adalah pengabaian. Mengabaikan cinta yang masih ada dengan kesibukan cukup membantu Nandha melupakan kekasihnya.

Kekasih yang baik adalah dia yang saat kamu bersamanya kamu menjadi lebih baik. Nandha menyadari bahwa selama menjalin hubungan dengan kekasihnya ia menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Banyak hal-hal baik yang ia dapatkan. Tapi apalah daya bukan namanya yang di sandingkan dengan pria baik itu. Kekasihnya lebih memilih seorang dosen dengan hijab yang panjang.

Setelah di tinggalkan oleh Feri, Nandha memutuskan untuk mengenakan hijab, bukan karena ia ingin membalas kekasihnya. Tapi ia menyadari mungkin dirinya masih kurang baik untuk menjadi seorang pendamping laki-laki yang beriman. Dengan hijabnya Ia belajar ilmu agama perlahan-lahan. Haus akan pengenalannya pada Rabb Allah dan Rasulullah.

Terima kasih ya, kepergianmu membuatku mengenal sosok yang seharusnya ku cinta dan mencintaiku.

Ujarnya seraya tersenyum tulus dengan air mata yang menetes.

Tiba-tiba dari belakang seseorang memeluknya dan membuyarkan lamunanya.

"Sudah, jangan di ingat-ingat terus. Allah sudah menyiapkan yang lebih baik untuk kamu." bisik ibunya. Farida.

DETAK QALBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang