"Hai Fina, kamu ngapain duduk sendiri mau aku temenin gak?" Ucap Fino yang sudah duduk di sebelah Fina, entah dari kapan ia sudah duduk di situ.
"Eh, kamu Fino buat kaget aja, kok kamu disini?"
"Dari kemarin ya Fin kamu selalu aja nanyain 'kok kamu disini'" Cibir Fino sambil melipat tangannya di depan dada.
"Heheh, maaf deh aku kan cuma nanya Fin, kamu juga dari kemarin baperan banget " Balas Fina dengan senyum yang membuat Fino terpesona.
"Kok aku baru tau ya kalo kamu cantik banget ya Fin" Batin Fino sambil menatap lekat wajah Fina.
"Heii Fino, Halooo" Fina melambaikan tangannya ke depan wajah Fino.
"Iya Fin, kenapa?" Gugup Fino sambil salah tingkah sendiri.
"Kamu ngelamunin apa? Kamu banyak pikiran ya?" Tanya Fina curiga.
"Hehehe enggak Fin, aku cuma-------ya ampun aku tadi di suruh pak Azwar bersihin lapangan, kok aku malah di sini ya?" Tanya Fino pada diri sendiri.
"Eh Fina, aku pergi dulu ya, kamu jangan sendiri mending masuk kelas, sampai jumpa lagi, Assalamualaikum" Ucap Fino dengan cepat lalu berlari menuju lapangan."Kamu lucu, Wa'alaikumussalam" Batin Fina dengan senyum yang mengembang lalu berjalan menuju kelasnya.
*****
"Woy di suruh nyapu malah kemana?" Tanya Tama dengan kesal saat melihat Fino yang baru datang.
"Sibuk banget kayak sepongebob" Cibir Fino lalu mengambil sapu.
"Awas aja loh" Sinis Tama dan melanjutkan hukumannya kembali.
"Banyak banget ini sampah, kalo di bersihin juga gak bakal bersih kalo ini pohon masih berdiri" Kesal Fino sambil melihat pohon besar yang berdiri tegap di depannya. "Kan baru di bilang udah jatuh lagi ini daun" Sambungnya dan menghela napas berat saat menyapu sampah daun yang sangat banyak.
"Gue duluan, semangat ya Fino yang ganteng tapi masih gantengan gue, gue haus mau minum dulu, see you" Tama menepuk bahu Fino, memanasi Fino yang masih menyapu karena tugasnya belum terselesaikan.
"Untung aja aku baru beli stok kesabaran, kalo nggak udah musnah itu makhluk" Lirik Tajam Fino sambil meremas sapu yang ia pegang. "Astagfirullah, gak boleh Fino! Fino kan anak mama papa yang baik jadi gak boleh" Ucapnya sendiri sambil mengelus dada lalu melanjutkan hukumannya.
Selesai menyelesaikan hukumannya Fino langsung ke kantin untuk menghilangkan hausnya.
"Bu, Cepat dong bu esnya, saya haus banget, udah mau mati, ayo cepat bu" Ucap melas Fino kepada ibu penjual yang di kantin.
"Iya nak Fino, ini minumannya" Ucapnya lembut sambil memberi minuman kepada Fino.
"Akhirnya Ya Allah, serasa gak minum sebulan" Fino mengambil minumannya.
Pranggggg
Tama sengaja menabrak bahu Fino membuat minuman Fino jatuh kelantai dan pecahan gelas dimana-mana, karena Fino tidak memakai sepatu kaki Fino pun terkena serpihan gelas membuat darah segar keluar dari punggung kaki Fino.
"Maaf ya gue gak sengaja" Ucap sombong Tama. "Itu balesan buat lo yang nantang gue tadi" Batin Tama sambil tersenyum licik.
"Maksud kamu apa hah?" Fino menarik baju Tama, membuat baju Tama menjadi kusut.
"Apa lo? Gue kan udah bilang gue gak sengaja, lo gak denger hah?" Bentak Tama membuat seluruh penghuni kantin menyorot ke mereka berdua.
"Apa? Gak sengaja?" Ucap Fino dengan emosi menjadi-jadi."Sabar Fino inget mama papa, cukup sekali aja kamu kena hukum" Batin Fino sambil menahan amarahnya. Fino termasuk pribadi yang tak ingin membuat masalah di sekolah bukan karena takut, tapi Fino tak ingin membuat orang tuanya kecewa.
"Apa lo kok diem aja, takut iya?" Ucap Tama meremehkan Fino. "Banci lo, pengecut! Bilang aja gak berani ngelawan gue" Sambung Tama sambil mendorong bahu Fino membuat Fino mundur berapa langkah kebelakang.
"Apa takut? Aku gak takut, buat apa takut? kita sama-sama makan nasi kok, kalo kamu makan besi baru aku takut" Ucap Fino tenang, walaupun didalam hatinya ia ingin sekali memutilasi Tama.
"Hahaha" Tama menertawakan ucapan Fino seakan Fino memang pengecut.
"Ini orang ketawa sendiri gila apa ya?" Tanya Fino dengan polos membuat seluruh penghuni kantin yang menyaksikannya tertawa kecuali Tama yang sekarang diam dengan emosi yang menjadi-jadi.
Bughh
Tama langsung memukul Fino membuat Fino tersungkur dan mengeluarkan darah segar dari sudut bibirnya.
"Sini lo kalo berani, kayak banci lo diem aja dari tadi, pengecut!" Tama mencaci-maki Fino,membuat semua yang melihat merasa iba kepada Fino dan muak kepada Tama. Fino masih setia duduk dan memegang sudut bibirnya agar tidak terlalu sakit.
Prittttttttt
Bunyi pluit ini lagi, bunyi pluit yang sama persis saat di lapangan tadi, ya siapa lagi kalau bukan pak Azwar.
"Apa-apaan ini kamu Tama Fino kalian bertengkar lagi?" Bentak pak Azwar membuat seluruh manik mata yang menatap mereka mengalihkan pandangan karena takut jika mereka ketahuan mencuri pandang maka pak Azwar tak segan akan memberi mereka hukuman juga.
"Sini kalian berdua, ikut saya keruangan saya SEKARANG!" Tegas pak Azwar lalu meninggalkan kantin dengan emosi yang akan meluap-luap.
Mereka berdua pun meninggalkan kantin dan mengikuti langkah pak Azwar ke ruangannya.
"Kenapa kalian bertengkar lagi? Apa kurang cukup hukuman tadi Tama Fino? Apa saya harus memanggil orang tua kalian agar mereka tau apa yang anaknya lakukan di sekolah! Kamu Fino setau saya kamu itu murid pintar dan baru kali ini kamu berurusan dengan saya, dan kamu Tama sudah berapa kali kamu berurusan dengan saya apa kamu tidak takut jika kamu membuat onar lagi saya tidak segan-segan akan mengeluarkan kamu" Ucap pak Azwar dengan sangat kesal dan emosi lantaran Tama tidak pernah takut dengan ancaman yang ia buat.
"Maaf pak bukan maksud saya menjawab, saya sudah cukup dengan hukuman tadi pagi dan saya tidak bermaksud untuk memulai pertengkaran tadi" Ucap Fino dengan sangat sopan dan pelan lantaran sakit dari bibirnya.
"Jadi lo mau bilang kalo gue yang mulai iya?" Tama tidak menerima alasan Fino seakan-akan dirinya yang ingin memulai pertengkaran itu.
"Cukup! saya sudah tidak ingin mendengar alasan apa pun dari kalian" Tegas pak Azwar yang mulai frustasi. "Sekarang kalian saya skor selama seminggu, kalo kalian berbuat lagi saya tidak segan-segan mengeluarkan kalian dari sekolah ini" Sambung pak Azwar membuat Fino sport jantung dan berbalik dengan Tama, ia seakan tidak perduli dengan kata-kata pak Azwar.
"Maaf pak, jangan skor saya pak, nanti kalo mama papa saya tau gimana pak, saya gak mau buat mereka kecewa, bapak boleh deh suruh-suruh saya, saya bakal turuti semua yang bapak suruh, jangan skor saya pak, saya mohon" Ucap Fino dengan sangat memohon agar pas Azwar menarik kembali ucapnya.
"Dasar anak mami!" Cibir Tama sambil melipat tangan di depan dadanya.
Fino tak menghiraukan cibiran Tama ia masih menunggu jawaban pak Azwar dan berdoa dalam hati. "Ya allah semoga pak Azwar menarik lagi ucapnya, aamiin" Mulut Fino berkomat-kamit.
"Baiklah saya beri kamu keringanan Fino kamu harus membersihkan ruangan saya selama seminggu" Tegas pak Azwar dan langsung di iya-kan oleh Fino dengan penuh semangat.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss You
Teen Fiction"Sayang kamu nggak papa kan tinggal di Bandung sendirian?" "Hmm, tapi kenapa ma? Fina mau sama mama aja" Ucap gadis itu sambil menunduk. "Hei liat mama, mama itu mau kerja buat kamu, mama sayang kamu, mama ingin yang terbaik buat kamu" Ucapnya samb...