Keadaan Kelas itu mencerminkan karakter siswa didalamnya, dan kami itu limited edition dan yang pasti anti mainstream.
💋💋💋
Tiga hari mereka memperbaiki Taman pada sore hari. Semua mereka lakukan dengan bekerja sama. Mereka berhasil menyulap Taman yang dulunya biasa saja menjadi luar biasa dan beda dari yang lain.Jika diperhatikan, Taman Kelas mereka yang sudah terlihat bersih dan rapi. Mora menghela nafas lega, setidaknya Taman Kelas sudah bisa menarik dimata semua orang.
Cewek itu tersenyum tipis saat semua orang yang lewat didepan Kelas mereka menatap tak percaya perubahan yang sangat mencolok didepan mereka.
"Gimana, masih ingin melakukan perubahan lagi?" tanya Fara yang sudah berada disamping Mora. Cewek itu menoleh menatap Fara sambil tersenyum, beberapa detik berikut mengangguk mengiyakan.
"Yah, sampai mereka sadar kalo kita bisa didaur ulang," jawab Mora sambil menatap orang yang sedang menatap sinis perubahan Taman mereka.
Cewek itu masuk kedalam Kelas, meninggalkan Fara yang menatap tajam setiap orang yang menatap perubahan Taman mereka dengan sinis.
Mora mengambil kertas yang sudah ditulis rencana mereka untuk melakukan perubahan Kelas. Cewek itu membuka kertas panjang dan lebar itu dimeja guru.
"Trus kita ngapain lagi?" tanya Rizki sambil mendekati Mora yang sedang menatap kertas tersebut. Semua penghuni Kelas itu mendekat dan menunggu tugas masing-masing.
"Yang lain, awasin guru-guru kalo tiba-tiba masuk," kata Aldi. Saat dua orang sudah berada didepan pintu, Mora mengambil bolpoin yang selalu ada disaku roknya.
"Jadi kemarin kita sepakat, perubahan yang kita buat akan selesai dalam waktu dua minggu. Sebentar sore kita semua balik lagi ke Sekolah, tapi sebelum itu, Akmal sama Rei beli cat warna putih, hijau sama hitam," kata Mora sambil menunjuk kedua cowok itu.
"Mawar, Putri, Aira sama Anisa beli balon, pita, kertas warna, yang ada laptop bawa, ok." Lanjut Mora sambil menatap keempat cewek itu yabg dibalas anggukan.
"Sisanya dateng lebih dulu bareng gue buat ngatur Kelas." Sambung Mora. Semua mengangguk mengerti.
💋💋💋
Tiga minggu mereka bekerja dan mengabaikan tugas yang diberikan oleh Guru. Namun, mereka bangga dengan hasil kerja mereka yang harus dikatakan luar biasa. Yah, waktu dua minggu masih kurang saat beberapa bagian sudut Kelas mereka harus dicat ulang.
Suara tepuk tangan mendominasi Lapangan basket yang menjadi tempat upacara. Sesaat, mereka memperhatikan bapak kepala sekolah yang sedang berbicara dengan bosan.
"Kalau dimasa depan gue jadi kepala sekolah, gak bakal gue bikin upacara selama ini," kata Aldi sambil menyipitkan matanya yang terkena pancaran sinar matahari yang sangat menyilaukan.
"Baru disuruh berdiri dibawah matahari aja udah ngeluh, gimana disuruh berjuang ngorbanin nyawa? Laki bukan sih?" tanya Fara sinis. Aldi menatap Fara kesal, kelakiannya diragukan oleh seorang cewek, sial.
"Gue kan gak biasa panas-panasan Fara cantik," jawab Aldi gemas. Fara berdecih pelan tanpa menatap Aldi.
"Makanya biasain. Lo gini kek banci yang kena sinar matahari tau gak," Kata Fara. Aldi mengusap dadanya sabar dengan berbagai sikap menggemaskan yang dimiliki spesies cewek didalam Kelasnya. Yah menggemaskan, menguji keimanan untuk tidak menyumpal mulut-mulut ketus mereka dengan kaos kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amara Zamora
DiversosAmara Zamora. Cewek sederhana yang memiliki pesona tersendiri.Menyukai perubahan yang membuat semua orang bangga berada didekatnya. Namun, saat dia dalam mode buruk, cewek itu menjadi sangat menyebalkan. Mengalami pasang surut dalam kehidupannya. H...