Taruhan Harga Mati
●●●
Setelah bel istirahat berbunyi lima menit yang lalu, suasana kantin sudah riuh dan penuh oleh kerumunan siswa yang kelaparan. Bahkan, banyak yang nekat saling dorong supaya bisa mendapatkan pesanan duluan.
Sebenarnya ada tiga kantin di SMA batik Lestari ini, salah satu yang paling ramai karena letaknya strategis adalah diantara kelas sepuluh dan sebelas. Beruntung kantin itu berada di ruang lingkup kelas sepuluh, karena jika berada di lingkup kelas dua belas---pasti tidak seramai ini.Alasannya satu; takut kakak kelas. Walaupun sebenarnya, 'senioritas' sudah terdengar kolot, tetap saja semua itu masih menjadi momok paling menyeramkan bagi murid baru kedua setelah MOS di zaman milenial ini.
Nah, kalau kantin terbesar dan paling laris kedua ada di dekat kantor dan perpustakaan. Biasanya di sana penghuninya adalah anak kutu buku, dan guru. Kenapa anak kutu buku? Karena, pengunjung perpustakaan lah yang sering mampir untuk makan setelah asik membaca buku.Kantin terakhir---atau lebih tepatnya basecamp penyamun ini berada di paling belakang dan terpojok dekat dengan pembuangan sampah.
Itu adalah kantin mbak Joker, mbah yang sudah bercucu sepuluh itu adalah penjualnya. Pelanggan setianya adalah murid yang dicap berandalan, juga murid yang hobi ngutang dan terpaksa belanja disana karena kantin lain tidak ada yang sudi menampung tabungan tanpa keuntungan itu.Dulu, kantin mbah Joker sudah nyaris digusur dan hendak dipindahkan supaya bisa menyatu dengan kantin-kantin lainnya. Supaya tidak tersisih.
Namun, niat baik pihak sekolah malah tidak diindahkan oleh mbah Joker. Nenek-nenek berambut putih dengan tubuh yang penuh keriput itu malah nekat naik atap kantinnya sembari berteriak begini;
"Saya sudah dua puluh tahun jualan di sini! Saya sudah di sini sebelum kalian lahir! Saya sudah berjualan di sini sejak murid disini hanya sepuluh orang! Tahun 1998 saya sudah di sini! Saya tidak mau rumah penghasilan saya dibongkar!!!"Begitulah perkataannya, terdengar menyentil. Sebenarnya, tidak masalah kalau mbah Joker ingin berjualan di mana pun beliau mau, bebas. Tapi, untuk mengurangi populasi siswa yang bolos dan merokok. Pihak sekolah berpikir untuk menggusur kantin itu karena sering disebut sebagai 'kandang murid berandal'.
Seperti saat ini misalnya,saat bel istirahat berdering. Vichal dan kawan-kawan segera berlari ke kantin mbah Joker.
Sebenarnya, Vichal, Fabio, Daffa dan Zervigo memang membolos jam pelajaran pertama karena mereka iseng mengganggu siswi kelas 12 yang sedang mengikuti pelajaran penjas. Karena guru penjas tidak hadir, keempat murid itu merdeka untuk mengusili kakak kelas, tanpa harus takut kena semprot guru lain.Namun, bodohnya keempat orang itu bolos dimata pelajaran PKN. Yang sesungguhnya itu adalah pelajaran tentang etika dan moral. Besar kemungkinan keempat orang itu mendapat nilai merah. Sekalipun guru PKN mereka hanya masuk sebulan sekali dan jarang menanyakan kehadiran.
Tetap saja, itu melanggar peraturan.
Fabio duduk bersandar di atas meja kayu yang sudah penuh coretan itu. Baju seragam putih itu sudah basah oleh keringat, Fabio mengusap keringatnya dengan serbet milik mbah Joker lalu melepaskan baju putih itu.
Solo benar-benar panas akhir-akhir ini, itu semua karena lapisan ozon yang menipis dikarenakan ulah manusia. Misalnya saja; pemakaian parfum beralkohol, air conditioner (AC) dan lain-lain.
Fabio mengibaskan baju putih itu sebagai kipas, walaupun ia hanya memakai kaos putih polos sebagai penutup dadanya. Cowok itu santai saja, seolah tidak ada masalah sekalipun harus telanjang dada didepan murid se-SMA.
"Panas banget gila! Neraka bocor nih." kata Fabio, masih dengan tangan yang mengipas.
"Mbah! Extra joss siji pake batu es banyak-banyak mbah! Tolong mbah! Urang dehidrasi mbah!" pesan cowok berparas putih dengan wajah khas orang sunda itu, namanya Daffa. Daffa memang sering memakai bahasa sunda, lebih-lebih bila sudah dihadapkan dengan mbah Joker. Mbah Joker pandai berbahasa sunda,ia juga sangat elok berbahasa ngapak khas orang Tegal.
KAMU SEDANG MEMBACA
VAIN
Novela JuvenilIni hanya sebuah kisah Cinta sederhana, tentang sahabat sejak kecil yang kemudian jatuh Cinta kepada sahabat nya sendiri. Sebuah kisah tentang persahabatan yang berbalut dengan kesetiaan. Apa bisa mereka menyatukan perasaan saat takdir mencoba men...