aku, kau dan dia

47K 384 1
                                    


    
    Pagi hari yang cerah. Matahari tengah memeluk bumi dengan kehangatan sinarnya,  namun  sesosok gadis masih bergelung dengan selimut tebal di atas ranjang nan empuk berukuran besar itu.

Cleo POV

     Tidurku terganggu karena cahaya matahari masuk melalui celah gordeng, meski mata ini sungguh berat untuk terbuka namun aku memaksanya agar segera terjaga, karena hari ini aku ada janji dengan kekasihku.

     Ku bangkit dari kasur kesayanganku dan segera beranjak ke kamar mandi, mengguyur tubuh ku dengan air hangat.

" pagi mah, pah, kak roy" sapa ku pada anggota keluargaku yang tengah sibuk dengan kegiatan masing- masing di meja makan. Papah yang tengah membaca koran dengan di temani secangkir kopi dan roti isi selai kacang, kak Roy yang sedang mengotak- atik hp sambil mengunyah roti, dan mamah yang tengah memberikan selai pada roti.

" pagi dek, tumben hari minggu gini udah rapih mo ke mana?"

" ada janji sama temen" jawab ku sambil mengambil roti yang sudah berisi selai coklat buatan mamah.

" tau deh yang mau kencan sama Ari" goda kak Roy padaku.

     Aku hanya dapat tersenyum malu menanggapi godaan kakak ku yang satu ini.

"Kamu bawa mobil sendiri apa di jemput ari Cle?" tanya mamah.

" di jemput mah, paling bentaran juga datang".  Ya aku dan Ari sudah sekitar 6 bulan menjalin hubungan, dan dia sudah sering main ke sini, jadi gak heran kalau keluargaku mengetahui hubunganku dengannya.

" selamat pagi om, tante" Sapa Ari pada mamah dan papah.

" oh Ari sini ikut sarapan"

" makasih om, saya sudah sarapan tadi di rumah"

" udah yang jangan duduk dulu kita langsung berangkat aja, lama kalo harus nunggu kamu sama papah ngobrol gak ada ujungnya" kataku sambil menarik tangan Ari menjauh dari meja makan.

" dasar anak itu selalu begitu sama papah sendiri" omel papah saat aku masih menarik lengan Ari, dan aku hanya tertawa menanggapinya.

°°°°

     Setelah lama berkeliling di mal aku dan ari makan siang d salah satu Cafe di sana. Ari tak keberatan menjinjing begitu banyak paper bag hasil karyaku di mal ini.

" masih mau belanja lagi?" tanya Ari saat kami selesai makan siang.

     Aku nyengir saat mendengar pertanyaan itu.
" udah yank, kenapa kamu udah cape ya nemenin aku?"

" gak bukan gitu, aku mau ajak kamu ke suatu tempat"

     Ke suatu tempat? Kemana ya?
" ke mana?" tanyaku.

" rahasia, ya udah yuk pergi" Ari berdiri lalu pergi ke kasir untuk membayar makanan kami.

°°°°

     Kami sudah sekitar 3 jam berkendara dan aku masih belum tau Ari mau membawaku ke mana. Jalan yang tadinya ramai dipenuhi mobil- mobil berlalu-lalang dan gedung gedung berjejer, kini sepi dan hanya pohon- pohon pines yang tumbuh rapi di pinggir jalan.

" masih lama nih? Udah mulai gelap lho"

" bentar lagi kok, sabar ya sweetheart" kata Ari sambil mengusap sayang kepala ku dengan tangan kiri yang tidak memegang setir.

     Dan benar saja lima menit kemudian mobil berhenti di sebuah vila persis berada di pinggir pantai. Ari keluar dari mobil dan memutarinya untuk membukakan pintu untuk ku.
Dia menggenggam tangan ku dan menariknya ke arah patai. Dari kejauhan ku lihat sebuah meja dengan lilin, sepasang piring, dan setangkai bunga menghiasi meja itu. Ari menariku  mendekat dan menarik satu kursi untuk ku duduki. Seorang pelayan datang membawa hidangan ke meja kami.

" gimana kamu suka?"

" iya suka, suka banget. Ini romantis banget yang" kataku dengan mata berkaca- kaca karena haru. Lalu tak lama ada seorang wanita datang dan memainkan sebuah biola.

     Setelah selesai makan dengan suasana romantis, Ari menggenggam tanganku.

" Cleopatra Putri Natalie aku tahu hubungan kita masih seumur jagung untuk memulai komitmen, tapi rasa cintaku padamu begitu besar, dan aku sangat takut kehilanganmu. Selama enam bulan aku menjalin hubungan dengan mu banyak yang telah kita lalui. Dan hal itu meyakinkan ku bahwa kau wanita yang tepat untuk ku"
     Ari bangkit berdiri lalu berlutut.
" Cleopatra Putri Natalie will you marry me?" ucap ari sembari membuka sebuah kotak beludru berwarna merah.

     Jantungku seketika berhenti meski hanya beberapa detik namun setelahnya melompat- lompat tak karuan, mataku rasanya memanas lalu mengeluarkan cairan bening yang mengalir hingga ke pipi. Aku terharu, aku senang.

" yes i will Ari Firman Hendriansyah" jawabku.
     Seketika riuh tepuk tangan menggema mengalahkan suara ombak. Dan ku lihat keluargaku, keluarga Ari dan beberapa teman kantor aku dan Ari tengah mengelilingi kami. Ari memasangkan sebuah benda pipih bulat di jadi manis ku.

     Selanjutnya kami semua mengadakan pesta BBQ hingga malam.

°°°°

     Sudah dua bulan berlalu dari kejadian di pantai itu dan sekarang aku tengah mempersiapkan hari pernikahan kami.
     Mamahku dan bunda rita bundanya Ari tengah sibuk memilah milih gaun pengantin yang akan ku coba. Mereka begitu semangat dan aku begitu lelah karena sudah 9 gaun yang aku coba dan mereka merasa masih belum ada yang cocok dengan tubuhku, padahal ada beberapa gaun yang menurutku bagus dan pas.

     Setelah hampir 4 jam kami di butik, mama dan bunda pergi untuk test food untuk ketring sedangkan aku kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaanku.

°°°°

     Baru beberapa menit aku mengerjakan file- file di mejaku pintu ruangan ku terbuka, aku pun menengok untuk mengetahui siapa yang berani masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu.

" hey beb kok datang gak ngasih tahu dulu?" tanyaku. Aku berdiri lalu mendekatinya. Melingkarkan kedua tanganku d lehernya dan melumat bibir ramun miliknya. Beberapa detik Ari hanya terdiam tak membalas tapi selanjutnya dia membalas ciuman ku dengan sangat menggebu. Di rengkuhnya pinggangku merapat ke tubuhnya, lalu tangan kanannya meraih tengkuk ku agar memperdalam ciumannya. Ada yang aneh dengan Ari ciumannya agak sedikit kasar dan menggebu.  Di aksennya seluruh rongga mulutku, d gigit nya bibir atas dan bawahku bergantian, aku melenguh di buatnya. Oh kini tangan kanannya mulai bermain di daerah payudaraku. Lalu sekuat tenaga aku mendorong dada bidangnya.

" hey beb slowly, ada apa dengan mu, kau baik-baik saja?" tanyaku heran. Baru kali ini Ari terlihat liar, biasanya dia menciumku dengan lembut dan penuh perasaan tidak pernah seperti ini.

" aku? Aku baik-baik saja. Memangnya ada yang aneh?" tanyanya sambil tersenyum.

" tidak hanya saja... tunggu dulu. kamu habis dari mana, dengan baju casual seperti itu? bukannya harusnya kamu di kantor sekarang".
    Saat ari mau menjawab pertanyaan ku, pintu ruangan ku terbuka kembali dan kini yang masuk adalah mamah dan bunda rita.

     " hay sayang bunda sama mama kamu mampir dulu ke sini mau ngasih kamu makan siang, soalnya tadi kita belum sempet makan. Nah karena sekarang udah ketemu bunda kenalkan ini kembaran Ari namanya Eri"

" APA ?"

••••°°°°••••

   Nah lho, gimana ini? Ternyata itu bukan Ari tapi Eri...

   Buat reader jangan lupa vote ya, satu vote juga sangat berarti bagi author...

XOXO mpiituwe

Oh no!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang