Extra part

15.1K 284 7
                                    

" Er... Bangun Er ..." Cleo mengguncang tubuh Eri dengan kencang.

" Aduuhhh... Eri bangun dong " kata Cleo dengan sedikit teriak.

"Aaaaaaaa.. Eri bangun cepat..." Teriaknya kencang.

Karena terkaget akan terikaan Cleo seketika Eri terbangun.

" Ada apa sayang?"

" Anak kamu mau lahir " kata Cleo " cepat siapkan mobil" lanjutnya.

"Ia iya.." kata Eri. Dia langsung berlari keluar apartemennya tak lupa menyambar kunci mobil serta hp  miliknya, lalu bergegas masuk lift.

Memencet tombol langsung menuju basemen. Saat pintu lift terbuka ia langsung berlari ke arah mobilnya terparkir.

Membuka kunci mobil tersebut lalu masuk dan menghidupkan mobilnya.

"Ddrrrrtttt..." Terdengar suara getar handphone lalu mengalun  ringstone dari handphone miliknya. Terlihat nama pemanggil di layar hp miliknya.

" Astaghfirullah..." Lalu ia mengangkat panggilan tersebut. Terdengar suara teriakan dan makian dari si penelepon.

" Dasar bodoh... Di mana kau sekarang? Apa kau mau pergi ke rumah sakit seorang diri? Dan meninggalkan ku disini. Kembali ke sini sekarang atau aku akan memukulmu dengan tongkat baseball " cerca Cleo di balik telepon tersebut.

Eri merasa sangat bodoh. Bagaimana bisa dia melakukan hal bodoh macam ini. Meninggalkan Cleo yang sedang menahan sakit di perutnya seorang diri di apartemen.

" Eri dengan cepat keluar mobil dan kembali menuju apartemen nya.

Saat di perjalanan menuju rumah sakit. Tak henti-hentinya Cleo menjerit kesakitan. Di rasakan nya perutnya mulas, pinggang bagian belakang hingga bokongnya memanas juga pegal.

Eri mencoba memfokuskan pandangannya ke depan. Meski hatinya resah melihat keadaan Cleo.

Jarak antara apartemen mereka ke rumah sakit meski hanya berjarak 5 km bagaikan 100 km. Tak hentinya Cleo mengucapkan istigfar juga kata-kata takbir.

****

Kini Cleo sedang berada di ruang bersalin. Eri tak bisa berdiam diri. Dia terus saja mondar-mandir di depan pintu ruangan tersebut karena gelisah.

Orang tuanya dan juga mertuanya telah di kabari. Mungkin saja mereka sudah dalam perjalanan menuju rumah sakit tersebut.

Beberapa menit berlalu orang tua Cleo datang dengan langkah tergesa.

" Bagaimana keadaan Cleo Er?" Tanya mamah Cleo.

" Dia masih di tangani dokter di dalam mah, semoga dia baik-baik saja"

" Iya, kamu berdo'a saja semoga semuanya lancar ".

Sudah sekitar satu jam dokter menangani Cleo. Tidak ada tanda-tanda pintu ruangan itu akan terbuka.

Orang tua Eri juga sudah ada di sana. Selang satu jam kemudian pintu tersebut terbuka. Keluarlah seorang dokter cantik dari ruangan tersebut.

" Bagaimana keadaan istri saya dok? " Tanya Eri.

" Selamat pak anaknya kembar. Keduanya berjenis kelamin laki-laki "
Kata sang dokter dengan wajah sumringah " tadi si ibu sempat mengalami kenaikan tekanan darah. Namun sekarang sudah membaik" lanjut si dokter. "Sebentar lagi istri dan anak bapak akan di bawa ke ruangan. Jadi bapak dan keluarga dapat melihatnya saat sudah berada di ruang rawat" dokter itu pun pamit undur diri dan meninggalkan keluarga tersebut.

Tak lama dua orang perawat keluar dari ruangan tersebut sembari mendorong blangkar milik Cleo di ikuti dua orang perawat lainnya yang masing-masing mendorong keranjang bayi dari besi berisikan kedua bayi Cleo tersebut.

Eri beserta orangtuanya maupun mertua nya mengikuti perawat tersebut.

****

Saat sudah di ruangan, Eri mendekati Cleo yang masih tidur terlelap. Mengucapkan terima kasih sebanyak- banyaknya.

" Terima kasih sayang kau sudah membuat hidupku lengkap. Kau memberikan ku dua jagoan yang sangat tampan " di kecupnya kepala sang istri, lalu ia beralih pada kedua putranya yang sedang di gendong bunda juga mamah nya.

" Sayang cucu bunda tampan sekali. Apa kamu sudah menyiapkan nama untuk mereka? " Kata bunda Rita.

" Belum Bun, Eri masih belum memikirkan nama yang cocok untuk kedua bayi tampan ini " kata Eri sembari mencium pipi gembul bayi yang sedang di gendong bundanya.

Hati Eri menghangat saat mendengar tangisan kedua putranya mengisi ruangan tersebut saling bersahutan.

****

Cleo POV

Mataku terbuka saat mendengar suara tangisan bayi. Mamahnya memberikan bayi yang di gendongnya padaku.

" Ini sayang, beri dulu ASI cucu mamah, mungkin dia lapar" mamah memberikan salah satu bayi ku kepangkuan ku. Ku berikan dia ASI seperti yang dokter ajarkan padaku saat masih di ruang bersalin tadi. Dokter juga mengajariku cara memberi ASI anak kembar yang efektif untuk ke dua bayi kembar ku.

" Mah jam berapa sekarang?" Tanyaku pada mamah karena kulihat jam di dinding ruangan tersebut mati. Mungkin perawat belum tau jika jam dinding ruangan itu mati.

Mamah melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
" Jam 4 subuh sayang, sebentar lagi adzan subuh. Mamah sama papah ke mesjid dulu ya, disini kan ada Eri sama mertua kamu jadi gak papa kan kalo mama tinggal sebentar? " Tanya mamah.

" Iya mah ga papa" mamah sama papah berbicara sebentar dengan mertuaku lalu keluar ruangan.

Satu bayi sudah ku beri ASI dan tertidur tinggal satu bayi lagi yang akan ku beri ASI.

Eri membawa bayi yang sudah ku beri ASI lalu menidurkannya di keranjang. Lalu bunda memberikan bayi yang satunya lagi padaku.

" Gimana tadi sayang persalinannya?" Tanya bunda.

"Ya gitu mah sakit" ku jeda kata-kata ku " tapi itu sepadan dengan apa yang ku punya sekarang, dua orang malaikat yang akan menjagaku dan juga ku jaga"

Saat bayi yang sedang ku susui terlelap ku berikan bayi itu pada bunda untuk di baringkan.

"Sayang bunda nyari dulu makanan buat kamu ya. Kamu pasti cape dan lapar karena tenagamu habis terkuras" kata bunda.

Aku hanya mengangguk. Mertuaku pun langsung keluar ruangan. Kini tinggal aku, Eri dan kedua bayiku yang ada di ruangan tersebut.
Eri duduk di kursi dekat kasur yang ku tiduri. Di belainya wajahku penuh sayang. Di ciumnya bibirku singkat.

" Aku sangat berterimakasih padamu sayang. Kau memberiku putra sekaligus dua" katanya sambil tersenyum.
" Kau telah melengkapi hidupku. Kau wanita yang hebat" di ciumnya jemariku yang dia genggam.

Hatiku begitu bahagia. Kehidupanku kini sempurna karena kehadiran putra-putra ku. Terimakasih tuhan.

••••

Alhamdulillah beres juga... Semoga puas meski pendek... Jangan lupa vote ya.

Oh no!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang