Bunda Rita sedang asik ngobrol sama mamah, sedangkan papah, om Daniel, sama Ari sedang berdiskusi masalah pekerjaan mereka, dan aku kini tengah duduk santai di depan tv. Tiba- tiba Eri datang dan duduk di samping ku.
" hay cantik, mau aku temani?" kata Eri sambil tersenyum menatap mataku, tangannya terulur di sandaran sofa belakang punggungku.
Aku tak menanggapinya lalu pergi menuju mamah dan tante Rita. Eri memanggilku tapi tak ku hirau kan. Aku masih kesal mengenai kejadian beberapa hari yang lalu saat pertama bertemu dengannya.
"Apa ?"
"Iya sayang, dia ini Eri dia baru datang dari Amrik hari ini. Saat dia mendengar Ari akan menikah dia segera mengurus kepindahannya ke sini, dia itu sudah 3 tahun di sana" seketika mukaku memerah bukan karena malu tapi lebih ke merasa marah, kenapa berani- beraninya dia berciuman dengan calon istri kembaran nya sendiri. Ku tatap matanya dengan penuh amarah, namun dia hanya pemperlihatkan cengiran tak tahu malu.
"Eri katanya mau lihat secantik apa calon istri kakaknya ini, tadi sih maunya ketemu pas kita lagi di butik cuman dia ketemu rekan bisnisnya dulu. Eh pas dia datang kamunya udah kembali ke sini makanya kami antar dia sekalian bawa makanan buat kau" jelas tante Rita.
"Ya udah mamah sama tante Rita mau ke tempat katering dulu, Eri mau ikut sama kita atau gimana?"
" oh ga ah tante, Eri bentar lagi ada janji sama temen jadi gak bisa ikut"
" jangan pulang larut Er. Bunda pergi dulu ya Cle, jangan lupa makan siangnya" mamah sama bunda Rita pergi ke luar.
Seketika amarahku membeludak.
" heh lo gak tahu malu ya, ngapain lo tadi cium gue? Apa maksudnya?" cercah ku dengan napas tak karuan karena marah.
" lah ko gue yang salah. Kan lo duluan yang gue, gue sih cuma nerima aja" jawabnya dengan santai.
" jijik banget sih, gue benci sama lo. Sekarang mending lo pergi dari sini" kataku sambil mendorong punggungnya menuju pintu keluar.
" iya iya gue keluar" katanya sambil jalan menuju pintu, dan saat sudah membuka pintu itu Eri menengok ke arahku " bibir kamu manis juga ya, sampai ketemu lain waktu kakak ipar yang cantik, eh maksudnya calon kakak ipar" ujar Eri sambil mengedipkan sebelah matanya lalu keluar begitu saja.
Setelah kejadian itu aku menjaga jarak dengannya, dan aku benar- benar merasa bersalah pada Ari, dan merasa berkhianat.
"Cle kita pulang sekarang yuk, udah malem banget"
" iya mah ayo, lagian Cleo udah lelah"
"Aduh jeng maaf nih kayaknya kita mau pamit dulu, Cleo udah mulai lelah. Makasih ya makan malam nya" pamit mamah sama keluarga Ari.
Tante Rita seperti biasa cipika- cipiki kalau mau berpisah dengan mamah. Papah sama om Daniel saling peluk ala pria." mah Cleo pulangnya ke apartemen aja ya biar agak deket, sekalian besok mau beresin barang buat keperluan di rumah nanti" ya karena sebentar lagi aku nikah jadi mamah nyuruh aku pindah lagi tidur di rumah selama menjelang hari H.
" oh ya udah kalo gitu hati- hati di jalannya"
" Ari mending kamu antar Cleo aja kasihan dia lelah, kan seenggaknya kalo kamu antar kan kamu yang nyetir jadi Cleo gak nambah cape"
"Iya mah siap" jawab Ari sambil tersenyum ke arah ku dan itu membuat ku tertular untuk ikut tersenyum.
" lo gak pamit sama calon adik lo ini calon kakak ipar?" tanya Eri yang sudah ada samping om Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh no!!!
Short Story21+ no for kids °°° bagaimana perasaanmu jika ternyata yang menikah dengan mu bukan lah orang yang kau cintai, melainkan orang lain? #1- mariage (17/6/2018) #1- oneshootstory (17/6/2018)