Aku tidak tahu apa yang sebenarnya orang tuaku pikirkan.
Bagaimana bisa mereka melakukan perjodohan konyol ini?Memangnya aku hidup di zaman apa sebenarnya??
Ini bukan zaman Siti Nurbaya kan??***
"Pulanglah lebih awal hari ini" kata Mamah sambil mengoleskan selai cokelat pada roti.
"Memangnya ada apa?" Tanyaku tanpa menatapnya.
"Kita akan makan malam bersama. Aku akan menelpon gurumu untuk mengizinkanmu pulang lebih awal"
"Baiklah" aku sangat senang mendengar ini.
Entah kapan kami terakhir kali makan malam bersama.
Bahkan, ini adalah sarapan pertama kami setelah 3 bulan."Aku sudah menyuruh supir untuk menjemputmu nanti" ucapnya lagi dengan wajah datarnya.
Mamah selama ini sangat sibuk dengan pekerjaannya, begitu pula dengan Papah yang sudah hampur tiga bulan sedang melakukan perjalanan bisnis ke Jepang.
Aku benar-bebar bingung dengan mereka.
Kami sudah memiliki kekayaan sabanyak ini, tapi mereka tetap saja gila kerja.
Mereka bahkan tidak pernah mengerti perasaanku.
"Kalau begitu aku berangkat dulu" pamitku sambil mencium tamgan Mamah.
*
"Jessy, Kau kenapa? Apa terjadi sesuatu yang sangat menyengkan?" Tanya Aleen saat aku tiba di kelas dengan wajah ceria."Yah. Dan benar-benar membuatku senang" jawabku sambil mengingat kemabali ajakan Mamah tadi pagi.
Mungkin untuk mereka yang memiliki waktu yang senggang bersama orang tua mereka, ini akan terdengar dan terlihat biasa-biasa saja.
Tapi lain halnya denganku.
Aku tidak memiliki banyak waktu yang bisa kuhabiskan bersama orang tuaku. Mereka terlalu sibuk untuk ituMereka bahkan mungkin sudah lupa jika aku benar-benar ada.
Mungkin banyak orang yang suka ingin memiliki kehidupan yang serba lebih seperti ku. Tapi bagiku, ini sangatlah tidak menyenangkan.
Aku tak perlu uang atau apapun yang selama ini orang tuaku berikan.
Aku hanya ingin mereka selalu ada di sisiku, paling tidak saat di meja makan."Yaelah, malah bengong" sentakan Aleen memburkan lamunanku.
"Apa kau tahu?"
"Bagaimana bisa aku tahu? Kau bahkan belum mengatakan apapun sejak tadi!?" Teriaknya seketika membuat para penghuni kelas menatap ke arah kami.
"Kau mungkin tak akan percaya ini.Tapi ini nyata. Apa kau tahu? Mamah mengajakku untuk makan malam bersama. Dan katanya Papah sedang dalam perjalanan pulang untuk makan malam itu" aku bercerita dengan penuh semangat.
"Benarkah? Wah, kau pasti sangat senang. Kapan terakhir kalian bertiga makan bersama?" Tanya Jenie yang dari tadi memilih untuk diam.
"Hm, entahlah. Aah, saat malam pertunangan Kak Justin" jawabku sambil menerawang.
Aku sangat sedih jika mengingat-ingat, aku bahkan tak memiliki banyak kenangan bersama orang tuaku.
Aku iri pada teman-temanku yang memiliki orang tua yang selalu mengkhawatirkan mereka, yang ada pada saat mereka sedih dan bahagia, yang akan mendengar keluh kesah mereka, yang akan menanyakan keadaan mereka.
Bisa dikatakan aku adalah anak yang kurang perhatian. Bahkan aku asing dengan kasih sayang orang tua.
"Apa itu bisa dikatakan sebagai makan malam keluarga?" Tanya Aleen yang dengan tatapan mencemoohnya.
Aku hanya bisa mengedikan bahu. Aku tak tau apa yang bisa kukatakan untuk ini. Aleen benar,itu bahkan bukan makan malam keluarga.
"Kalo tidak salah, itu bukannya 16 bulan yang lalu??" Tanya Jenie mengeryitka dahi.
"Kau menghitungnya?" Tanyaku dan Aleen kompak.
"Tentu saja. Kau sangat sering menceritakan hal itu. Membuat kupingku panas saja" pungkas Jenie
" Jadi, hari ini kalian akan makan malam bersama? Dalam rangka apa?"
Aku menanggapi pertanyaan Jenie dengan mengedikkan bahuAku juga penasaran. Tidak biasanya mereka mengadakan makan malam seperti ini.
Tapi aku berharap ini hanya makan malam untuk melepas kerinduan diantara kami.Aku tidak sabar menunggu waktu-waktu seperti ini.
Kim So Hyun as Jessy
Kim Yoo Jung as JenieKim Sae Ron as Aleen
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE NEVER KNOW [TAMAT]
RomanceIni konyol. Bagaimana mungkin aku menikah dengan pria yang jauh lebih tua dariku? Aku bahkan belum menyelesaikan masa SMA ku. Apa ini April mop? Ah, tidak. Ini bahkan bukan bulan April. SIAL?!!!