Part 16

121 15 0
                                    

Aku melihat perubahan sikap pada Jessy.

Dia sudah tak lagi meperdulikan kemarahannya padaku.

Aku tak tahu apa yang terjadi, namun dia terus menatap ke depan dengan tatapan seakan-akan dia kehilangan pria yang ia cintai.

Aku mencoba mengikuti arah pandangnya tersebut.

Siapa pria itu? Sepertinya aku belum pernah melihatnya.

Aku mulai melihat bening kristal meyapu pipi mulus gadis yang baru saja menjadi tunanganku ini.

Dia menangis.

"Apa dia pria yang kau cintai?" Tanyaku membuatnya kaget dan menatap ke arahku.

"Kau..." Dia tak melanjutkan kalimatnya. Dia mulai gemetaran.

Apa-apaan ini? Apa aku harus melihat tunanganku menagis untuk pria lain?

"Jangan menagis di sini. Terlalu banyak orang yang akan melihatnya"  ujarku kemudian menariknya ke dalam.pelukanku.

Aku tak tahu apa yang aku lakukan ini benar.

Hanya saja, aku tak tahan jika melihat menangis.

"Apa yang anda lakukan?" Tanyanya sambil berusaha  melepaskan pelukannku.

"Tentu saja memeluk calon istriku, apa aku salah?" Tanyaku dengan menampilkan senyum evil seperti biasa.

Aku tak ingin dia berpikir bahwa aku tertarik dan kasihan padanya.

Bagaimanapun juga, dia hanyalah wanita yang dipilih orang tuaku.



"Baiklah Pak. Saya akan segera melakukan apa yang bapak suruh" jawab Bian kemudian keluar dari ruang aku.

Entahlah, apa yang aku lakukan itu benar.

Aku hanya penasaran dengan masalalu gadis itu.

Bagaimanapun juga, kelak dia akan menjadi istriku, jadi apa aku salah jika ingin tahu lebih banyak tentangnya.

Tak butuh waktu lama. Suruhan aku sudah langsung memberikan informasi.

"Apa ada yang kalian dapatkan?" Tanya aku to the point.

"Tidak begitu banyak Tuan. Kami hanya mendapatkan sebuah fakta bahwa Nona Jessy pernah mengalami amnesia, dan sampai sekarang dia masih dalm keadaan amnesia"

"Apa kalian yakin dia masih amnesia?" Tanyaku. Aku ragu, jika Jessy masih amnesia. Dan aku yakin pria kemarin adalah pria yang berasal dari masalalunya.

"Kami sudah menanyakan para perawat yang selama ini membantu dokter merawatnya. Mereka bilang, sehari sebelum pertunangan Tuan dan Nona, Nona Jessy sempat memeriksa perkembangannya. Dan berd....."

"Sudah cukup. Kalian bisa berhenti"

Aku langsung menutup telponnya.

"Dari perawat yah? Sepertinya Tuan Alexander sangat menutup-nutupi fakta dan masa lalu putrinya"

Aku yakin jika itu adalah masalah serius. Bahkan orang-orang terbaikku tak bisa menggali dan menemukan apapun tentangnya.

Aku yakin, salah satu dari sahabatnya Jessy tahu tentang ini.

"Jenie"

Aku tersenyum menyeringai saat menyebut namanya.

Hanya dia yang selama ini sangat dekat dengan Jessy.

Dan menurut informasi yang kudapat, mereka telah berteman sejak kecil.

Mungkin aku harus mulai menyelidiki latar belakang gadis itu. Karena aku yakin, masalalu mereka sangat berkaitan.







Tok tok tok.

"Masuk!"

"Maaf pak. Maaf pak ada pria yang ingin bertemu dengan anda" ujar sekretarisku.

Oh iya, sejak kepulanganku ke Indonesia, ayah menyuruhku untuk menjadi CEO sementara.

"Suruh dia masuk"

Wah, wah. Lihat siapa yang datang.

"Maaf, jika saya menganggu Tuan"

"Tidak apa-apa"
"Jadi, apa ada yang ingin kau sampaikan?" Lanjutku.

"Sebelumnya, saya ingin minta maaf karena tak bisa memperkenalkan diri saya pada anda" katanya sambil menatapku.

"Tidak apa-apa"
Dn sejak kapan aku menjadi sesabar ini?

Oke, baiklah. Aku tak ingin rencanaku gagal.

"Saya ingin anda bisa mencintai Jessy. Maksud saya, bukan menilah karena ikatan kontrak kerjasama. Tapi cintailah dia selayaknya wanita" di dalam aku tersenyum geli mendengarnya, tapi aku mencoba mempertahankan wajah datarku.

"Memangnya kau siapanya Jessy? Apa kau pacarnya?" Tanyaku merasa direndahkan oleh anak ingusan ini.

"Aku sudah mengenalnya sejak kecil, dan kami sudah sering bersama-sama. Jadi, saya mohon pada anda untuk tidak menyakitinya"

Setelah mengatakan itu dia lanhsung pergi.

Pria yang romantis.











Vote boleh lah yah.

Gak susah-susah juga kok yah

😄😄😄
😍😍😍😘😘😘😘😘😘😘😘😘💖💖💖💖💖💖💖💖💖

LOVE NEVER KNOW [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang