"Sudah kukatakan kau tak perlu mengantarku!!!!" Teriak gadis menyebalkan itu.
"Kau ikut denganku, atau terlambat? Kau tahu bukan, bus yang arahnya ke sekolahmu sudah berangkat? Dan bus berikutnya akan tiba 1 jam lagi"
Aku melihatnya terdiam, mungkin dia mulai terpengaruh."Yah, terserah kau saja. Ini bahkan sudah hampir bel masuk. Jadi pilihanmu apa kau....."
"Cepat jalan!" Katanya yang tadi langsung masuk ke dalam mobilku.
Aku tak menhawabnya dan langsung melajukan mobilku.
*
"Siapa yang mengantatmu tadi? Apa dia adalah calonmu itu?" Tanya Aleen dengan membabibuta."Yah, dia orangya. Orang yang sangat menyebalkan di dunia" jawabku.
"Jessy, kita perlu bicara" kata Jenie sambil memberiku isyarat untuk mengikutinya.
"Ada apa?" Tanyaku saat tiba di lorong dekat gudang.
"Kau benar-benar akan menikah? Apa kau tak bisa menentangnya?" Tanya Jenie sambil menyilangkan tangan di dadanya.
"Apa maksudmu? Kau tahu kan kalau aku tidak oernah menentang orangtuaku selama ini, jadi...." Aku tak sempat melanjutkan kalimatku saat Jenie langsung nemotongnya.
"Bukan berarti kau tak busa menentangnya sekarang bukan? Jessy, apa kamu tidak bosan terus-terus menjadi boneka mereka? Kau juga memiliki hak untuk memilih. Jadi kau akan tetap menikah bahkan itu bukanlah pilihanmu? Apa kau...."
"Itu pilihanku. Aku menerimanya karena itu pilihanku, aku menikahinya karena itu pilihanku. Jadi kau tak perlu menasehatiku..."
Aku benar-benar muak dengan semua ini."Kau yakin? Kau yakin tak akan menyesal?" Tanya lagi.
"Aku yakin"
"Baiklah kalau begitu. Aku harap kau tak akan menyesalinya. Aku harap tak akan ada yang terluka dengan ini. Aku sudah memperingatimu Jessy, aku harap kau tak akan menjatuhkan airmatamu setelah ini" Setelah mengatakan itu, Jenie langsung meninggalkanku.
Apa pilihanku memang tepat? Apa aku bisa menentang pernikahan bodoh ini?
Aku tak tau apa yang harus kulakukan sekarang. Aku bingung.
*
"Dimana Jessy?" Tanya Aleen padaku saat aku tiba di kelas."Dia sedang di toilet" jawabku berbohong.
Aku tak tahu apa yang sudah kulakukan tadi. Dan aku yakin, hubungabku dengan Jessy tidak akan baik-baik saja setelah ini.
Tapi aku melakukannya demi Jessy. Aku tak mau nanti dia menyesal. Aku tahu bagaimana Jessy, orang seperti apa dia. Bahkan aku tahu, siapa yang ditunggunya selama ini.
Tapi gadis bodoh itu tetap terus mengatakan hal-hal bodoh.
Aku memang mencintai Zelo. Tapi aku tak ingin menfhalangi hubungan kalian berdua. Aku tahu kalian berdua saling mencintai, bahkan sampai sekarang.
" Jessy, kau darimana saja? Kenapa kau sangat lama di toiletnya?" Tanya Aleen saat Jessy tiba di kelas.
"Aku hanya sedang tak enak badan" jawabnya.
"Kau sakit? Apa sebaiknya aku mengantarmu ke UKS?" Tanya Aleen lagi.
"Tak perlu, aku tak apa-apa"
Maafkan aku Jessy, tapi aku hanya ingin yang terbaik untuk kalian. Aku tak mau kau terus-terus membohongi perasaanmu. Kalian sudah saling menunggu selama ini. Aku tak mau kau menyerah mengejar cintamu.
*
"Baiklah anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Kau, bisa masuk!" Seketika semua murid menatap kearah pintu.
Terdengar teriakan dan cicitan para murid saat anak baru itu memasuki kelas.
"Dia...."
"Perkenalkan dirimu" kata bu guru.
"Hai, aku Zelo" perkenalan singkat dengan ekspresi datar dan tatapan dingin.
"Baiklah Zelo. Kau bisa duduk di sana" perintah bu guru sambil menunjuk tempat duduk kosong di belakang tempat duduk Jessy.
Sebenarnya tempat itu tidak kosong. Tempat itu adalah tempat duduknya Aleen, namun dia pindah kedepan karena Jessy tidak hadir.
Beberapa jam kemudian bel istirahat pun berbunyi.
"Jenie. Kenapa aku merasa tak asing yah dengan anak baru itu? Aku rasa aku pernah bertemu dengannya disuatu tempat" gumam Aleen pada dirinya sendiri.
"Apa kau akan bersikap seolah-olah tak mengenalku?" Tanya Zelo saat menghampiri meja Jenie.
"Aku sedang tak ingin berbicara denganmu Zelo" kata Jenie dengan malas.
"Ya, aku ingat. Astaga, Zelo. Apa kau kau tak mengingatku? Kita sudah beberapa kali bertemu bukan? Saat kau ke rumah Jenie waktu itu" kata Aleen bersemangat.
"Wah, ingatanmu bagus juga" puji Zelo sambil tersrnyum pada Aleen.
"Yak, siapa kau? Kenapa kau kau tersenyum seperti itu pada pacarku?" Suara tiba-tiba Vindra mengagetkan mereka bertiga.
"Zelo, kenalin ini Vindra" kata Aleen kikuk.
"Zelo"
"Vindra, pacarnya Aleen" bales Vindra ketus.
"Yah, kalian berdua sangat cocok" ungkap Zelo tulus.H
"Benarkah? Wah, sepertinya kita bisa berteman baik" timpal Vindra sambil melingkarkan lengannya di bahu Zelo.
Yeo Jingoo as Zelo
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE NEVER KNOW [TAMAT]
RomanceIni konyol. Bagaimana mungkin aku menikah dengan pria yang jauh lebih tua dariku? Aku bahkan belum menyelesaikan masa SMA ku. Apa ini April mop? Ah, tidak. Ini bahkan bukan bulan April. SIAL?!!!