Saat ini, Jennie tengah memeluk si kecil Hyunsuk di ruang kerja milik Rubin. Pemuda yang merupakan saudara sepupunya itu sedang sibuk mengecek beberapa pasien yang berada di bawah pengawasannya. Ia meminta kepada Jennie untuk menunggunya sebentar sebelum ia kembali ke ruangannya dan mengantarkan Jennie beserta Hyunsuk pulang ke apartemen mereka.
Jennie dan Hyunsuk memang tinggal bersama dengan Rubin dan juga asisten rumah tangga Rubin. Seunghyun dan Sandara yang tahu betul dengan ‘keunikan’ yang dimiliki oleh Jennie, membuat pasangan suami-istri itu bersikap teramat protektif terhadap Jennie, bahkan sempat melarang Jennie untuk pergi ke tempat jauh tanpa pengawasan dari bodyguard keluarga Choi.
Jennie tentu saja merasa jengah dengan hal tersebut. Ia kemudian meminta bantuan Rubin untuk melepaskan dirinya dari kungkungan kedua orangtua angkatnya. Jennie tahu bahwa dirinya ‘berbeda’ dengan orang lain. Namun, hal itu tak lantas membuat dirinya tidak bisa menjalani hidupnya dengan normal kan? Jennie masih memiliki hak untuk hidup dengan normal kan?
Rubin yang menyayangi Jennie seperti adik kandungnya sendiri, tentu saja mengamini permintaan Jennie. Pemuda itu memohon kepada Seunghyun dan Sandara agar memperbolehkan Jennie dan Hyunsuk tinggal di apartemennya.
Pada akhirnya, pasangan suami-istri tersebut memberikan izin pada Jennie untuk tinggal di apartemen Rubin dengan syarat bahwa Rubin harus selalu siaga dua puluh empat jam untuk menjaga dan mengawasi Jennie.
Well, Rubin tentu saja tidak dapat melakukan hal tersebut, mengingat bahwa posisinya sebagai seorang ahli bedah sudah menyita banyak waktunya. Akan tetapi, setidaknya Rubin berusaha untuk meluangkan waktunya bagi Jennie dan Hyunsuk.
Lee Rubin sudah seperti ayah bagi Choi Hyunsuk dan Jennie benar-benar bergantung pada saudara sepupunya yang terlampau baik itu. Rubin sendiri juga tidak pernah merasa direpotkan oleh saudara sepupunya meski pun Jennie beberapa kali membuat keributan yang tentu saja memberikan pengaruh pada image Rubin.
Namun, sekali lagi Rubin sama sekali tidak peduli dengan hal itu. Ia sebagai saudara sepupu Jennie juga sebagai seorang pemuda yang berusia lebih tua dari Jennie, merasa bertanggungjawab untuk memastikan bahwa adik sepupunya itu baik-baik saja.
Meski begitu, Rubin tidak mampu mengelak bahwa dirinya sendiri pun terkadang merasa takut pada Jennie. Ketika kedua mata kucing milik Jennie mulai menangkap suatu hal yang tidak dapat dilihat oleh manusia normal pada umumnya, saat itu lah bulu kuduk Rubin meremang. Ia mati-matian tetap bersikap tenang, mengendalikan rasa takut yang mulai menggerogoti batinnya, karena ia tahu bahwa adik sepupunya itu membutuhkan pertolongannya.
Jennie tahu bahwa Rubin terkadang takut padanya. Jennie peka terhadap hal tersebut. Akan tetapi, Jennie tidak bisa berhenti untuk bergantung pada Rubin. Jennie tidak bisa jika tidak mengandalkan Rubin untuk membantu dirinya menyamarkan bayang-bayang mengerikan yang kerap kali menghantui dirinya.
Dan saat ini, Jennie benar-benar membutuhkan kehadiran Rubin di sampingnya. Lengannya yang memeluk si kecil Hyunsuk tampak bergetar hebat. Untungnya, si kecil Hyunsuk tertidur dengan begitu pulas hingga tidak menyadari perang batin yang sedang terjadi pada diri ibunya.
Jennie menundukkan wajahnya dalam-dalam, tidak berani untuk memandang ke depan. Well, bagaimana dirinya memiliki keberanian untuk menatap tepat ke depan jika saat ini di hadapannya tampak sesosok makhluk kasat mata yang mengamati dirinya dengan kedua matanya yang melotot seolah hendak keluar dari rongga matanya? Sosok itu menyeringai, memperlihatkan rahangnya yang bergeser serta gigi dan gusinya yang hancur.
Sudut mata Jennie sudah basah. ia takut. Ia tidak mengerti mengapa Jung Jaewon lagi-lagi harus muncul dengan menampakkan diri pemuda itu saat menjadi korban kecelakaan. Ia tidak mengerti mengapa Jung Jaewon senang sekali menyiksa dirinya, mempermainkan akal sehatnya, membuat jantungnya berhenti kemudian berdetak kembali dengan tempo yang luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood, Sweat & Tears (Taennie, Privated) ✓
Short StoryCerita ini dalam mode private. "You're a doctor, right? Then, please help me........"