"Jung Jaewon itu....nyata."
Kalimat yang dilontarkan oleh Rubin selalu saja terngiang di telinga Taehyung. Ucapan Rubin membuat dirinya semakin penasaran dengan sosok Jung Jaewon.
Sesungguhnya, Taehyung merasa sedikit aneh dengan Rubin yang percaya dengan keberadaan Jaewon. Bukankah Jennie pernah bilang padanya bahwa Jung Jaewon adalah kekasih wanita itu yang berada di dimensi lain? Apakah itu artinya Rubin percaya dengan keberadaan makhluk kasat mata?
Taehyung benar-benar tidak habis pikir. Bagaimana bisa seorang dokter brilian seperti Lee Rubin percaya dengan keberadaan makhluk kasat mata? Apakah Rubin juga memiliki kemampuan yang sama seperti Jennie? Benar-benar tidak masuk akal.
Kala Taehyung mencoba untuk bertanya lebih jauh kepada Rubin, pemuda itu enggan untuk menjawabnya karena merasa bahwa belum saatnya bagi Taehyung untuk mengetahui hal tersebut. Rubin belum dapat mempercayai Taehyung sepenuhnya dan Rubin tentu saja masih menyimpan benci pada Taehyung yang sudah menyakiti dan mengasari adik sepupunya.
Taehyung yang akhir-akhir ini menghabiskan waktunya untuk memperhatikan Jennie, menyadari bahwa terkadang Jennie bersikap seolah sedang ada seseorang di samping wanita itu.
Terkadang, Jennie melirik pada ruang kosong. Terkadang, Jennie tersenyum kecil pada hal yang tidak tampak. Tak jarang pula Taehyung mendapati Jennie yang sedang bicara dengan sosok yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.
"Kenapa ke sini lagi? Aku baik-baik saja. Semuanya akan baik-baik saja. Bukankah kamu sudah menjanjikan hal tersebut padaku?"
"Maaf. Aku benar-benar minta maaf. Aku tidak akan membuatmu marah lagi."
"Bisakah kamu tidak menggangguku? Aku ingin mendapatkan ketenangan."
"Bagaimana hari-harimu? Mengapa hari ini menampakkan wujudmu dalam paras yang luar biasa tampan? Ah, tapi kekasihku memang tampan."
"Iya, Jaewon−ah. Kamu yang paling tampan."
"Tidak. Kenapa begitu?"
"Hey, apa yang sedang kamu sembunyikan dariku?"
"Jujur saja, terkadang aku takut padamu. Namun, terkadang aku begitu merindukan dirimu. Apa yang harus aku lakukan? Mengapa hanya diriku saja yang menderita?"
Berbagai kalimat yang dilontarkan oleh Jennie pada ruang kosong, terpatri dengan jelas di benak Taehyung. Tak jarang, bulu kuduk pemuda itu berdiri karena tingkah laku Jennie. Well, siapa yang tidak takut apabila orang di sebelahnya tiba-tiba saja bicara dengan sosok kasat mata yang diyakini merupakan bagian dari golongan makhluk astral?
Meski begitu, Taehyung tak lantas menghujat Jennie seperti yang ia lakukan selama ini. Sebaliknya, keanehan yang ada pada diri Jennie membuat Taehyung seolah memiliki semangat untuk 'menyembuhkan' Jennie.
Ya, meski pun hubungannya dengan Jennie kian dekat, Taehyung masih beranggapan bahwa Jennie memiliki masalah mental yang membuat dirinya ingin berbuat sesuatu agar Jennie dapat sehat kembali.
Taehyung yang selalu berpikiran logis tentu tidak akan semudah itu percaya dengan keberadaan makhluk berbeda dimensi. Konyol sekali apabila dirinya percaya dengan hal tersebut. Makhluk kasat mata itu tidak benar keberadaannya. End of discussion.
Sore ini, Jennie mengundang Taehyung untuk mampir ke apartemen Rubin. Wanita itu berjanji hendak memasakkan makan malam untuk Taehyung.
Meski masih merasa sedikit takut karena dirinya pernah diancam oleh Rubin, Taehyung tetap menuruti permintaan Jennie karena ia tidak pernah main-main dengan kalimatnya sendiri. Ia sungguh-sungguh ingin mengenal Jennie lebih dekat. Ia juga ingin menebus kesalahannya pada Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood, Sweat & Tears (Taennie, Privated) ✓
Short StoryCerita ini dalam mode private. "You're a doctor, right? Then, please help me........"