"I keep trying to forget, but you were beautiful"
DAY6 – You Were Beautiful
"Eomma! Lihat! Hyunsukkie memakai kaus baru yang dibelikan oleh Rubin Samchon! Hyunsukkie tampan sekali kan?"
"Tentu saja! Hyunsukkie kan anak Eomma dan Appa. Hyunsukkie tampan seperti Appa!"
Taehyung tersenyum mengamati pemandangan di hadapannya. Dimana Jennie yang tampak sedang berbincang dengan si kecil Hyunsuk. Sesekali, Jennie mengulurkan tangannya dan memberikan cubitan di pipi Hyunsuk karena merasa gemas.
Sosok Choi Jennie yang biasanya selalu muram, kini tersenyum dengan lebar. Tidak ada lagi tangis yang menggaung di apartemen tersebut. Tidak ada lagi Jennie dengan perilakunya yang terbilang aneh. Dan tidak ada lagi sosok Choi Jennie dengan segala keputusasaannya.
Di hadapan Taehyung, hanya ada seorang Choi Jennie yang tampak ceria, berulang kali memamerkan gummy smile andalannya, membuat Taehyung serta-merta ikut tersenyum.
"Hyunsukkie yang tampan, hari ini terlihat ceria sekali ya? Apakah ada suatu hal yang membuat dirimu bahagia?" tegur Taehyung, menarik atensi bocah lelaki yang sedari tadi melompat-lompat di hadapan Jennie dengan bersemangat.
Hyunsuk menoleh dan beringsut mendekati Taehyung. Ia menadahkan kedua telapak tangannya di hadapan Taehyung.
"Taehyung Samchon! Rubin Samchon sudah memberikan hadiah untuk Hyunsukkie. Hadiah dari Taehyung Samchon mana?" pintanya pada Taehyung.
"Hyunsukkie! Jangan suka minta-minta begitu pada orang lain! Tidak sopan tahu!" desis Jennie pada puteranya, membuat si bocah lelaki mengerucutkan bibirnya, merasa sebal karena sudah diomeli oleh ibunya.
Taehyung terkekeh pelan. Pemuda itu menarik tubuh Hyunsukkie dan membawanya ke dalam pangkuannya. "Memangnya Hyunsukkie ingin Samchon beri hadiah apa? Memangnya Hyunsukkie sudah benar-benar menjadi anak yang baik bagi Eomma dan Appa?" celoteh Taehyung sembari merapikan helaian rambut si kecil Hyunsuk yang tampak sedikit berantakan.
Hyunsuk manggut-manggut dengan hebohnya. "Tentu saja! Hyunsukkie sudah menjadi anak yang sangat baik. Hyunsukkie tidak pernah rewel dan menyusahkan Eomma dan Appa. Hyunsukkie juga selalu menurut pada Rubin Samchon."
Bocah lelaki itu berhenti bicara sejenak. Ia mengerutkan keningnya dengan raut wajahnya yang serius seolah sedang memikirkan sesuatu.
"Samchon, Hyunsukkie ingin buku cerita yang banyak. Boleh tidak? Agar Appa dan Eomma rajin ke kamar Hyunsukkie dan bercerita macam-macam kepada Hyunsukkie. Habisnya, Hyunsukkie selalu merindukan Appa dan Eomma meski pun setiap hari bertemu dengan Appa dan Eomma," ucap bocah lelaki itu sembari memandangi Taehyung dengan kedua matanya yang membulat.
Taehyung tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya. "Boleh. Tentu saja boleh. Karena Hyunsukkie sudah menjadi anak yang baik, maka Samchon janji akan memberikan hadiah yang banyak untuk Hyunsukkie."
"Yeay! Gomawo Samchon!" pekik Hyunsuk sembari mengepalkan tinjunya ke langit-langit.
"Dokter Kim, apakah anakku tidak terlalu merepotkan dirimu? Kamu tidak perlu menuruti permintaannya seperti itu. Jangan terlalu memanjakan Hyunsukkie. Nanti dia jadi bergantung padamu dan memanfaatkan dirimu, dokter Kim," kata Jennie sembari menggigit bibir bawahnya, merasa tidak enak pada Taehyung.
Taehyung melambaikan tangannya, memberikan sinyal seolah apa yang ia lakukan untuk si kecil Hyunsuk sama sekali bukan merupakan hal yang besar dan merepotkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood, Sweat & Tears (Taennie, Privated) ✓
ContoCerita ini dalam mode private. "You're a doctor, right? Then, please help me........"