Jinny Park kini harus terbaring di Rumah Sakit karena cedera yang ia alami. Kecelakaannya membuat dirinya tidak dapat menggerakkan tangan mau pun kakinya. Beberapa tulangnya patah yang membuatnya harus dipasangi oleh gips.
Taehyung benar-benar terpukul dengan nasib calon istrinya yang na’as. Sejak kecelakaan yang menimpa Jinny, Taehyung menjadi tidak mampu berkonsentrasi terhadap pekerjaannya. Pemuda itu kerap kali tidak dapat menahan emosinya. Ia juga kerap kali terlihat mengacak-acak rambutnya dengan frustasi.
Jinny selalu bilang pada Taehyung bahwa gadis itu berbicara dengan Jennie terlebih dahulu sebelum dirinya celaka. Jinny bilang bahwa Jennie sudah memperingati dirinya terlebih dahulu. Hal ini membuat Taehyung merasa curiga terhadap putri pemilik Rumah Sakit tempatnya bekerja. Akan tetapi, Taehyung tidak dapat melakukan hal apa pun untuk menuntut Jennie.
Taehyung tidak memiliki bukti yang kuat. Jinny pun tidak memberikan kesan menuduh Jennie. Wanita itu hanya mengatakan perihal Jennie yang memperingati dirinya, bukan Jennie yang mencelakai dirinya. Selain itu, CCTV yang terpasang di lokasi tempat Jinny celaka ternyata sedang dalam kondisi rusak.
Taehyung merasa bahwa nasibnya benar-benar sial. Ia tidak dapat menuntut Jennie dan marah-marah kepada wanita yang ia perkirakan sudah mengacaukan hidupnya. Sesungguhnya, saat ini Taehyung ingin sekali membentak Jennie. Kalau perlu, ia ingin memperlakukan Jennie sama seperti nasib na’as yang sudah menimpa kekasihnya.
Taehyung tahu bahwa Jennie belum terbukti bersalah. Akan tetapi, kecelakaan yang menimpa Jinny sudah cukup menjadi alasan bagi Taehyung untuk tambah membenci Jennie.
Sementara itu, sejak kabar mengenai kecelakaan yang menimpa Jinny tersebar di penjuru Rumah Sakit, Jennie memilih untuk mengurung dirinya di ruang kerja milik sepupunya, Lee Rubin. Jennie memilih untuk menghabiskan waktunya di sana bersama dengan si kecil Hyunsuk.
Rubin menyayangi Jennie dan akan selalu seperti itu. Namun, hal tersebut tidak menutup kemungkinan akan kecurigaan Rubin terhadap Jennie. Bukan. Rubin bukannya membenci Jennie atas kecelakaan yang menimpa Jinny. Sebaliknya, Rubin khawatir apabila akan ada saksi mata yang melihat aksi Jennie yang mencelakai Jinny. Rubin juga khawatir apabila Jinny pada akhirnya memutuskan untuk menuntut Jennie.
Jika memang Jennie bersalah pun, Rubin sudah memutuskan untuk tetap melindungi Jennie. Toh, Rubin yakin bahwa Jennie tidak sepenuhnya bersalah. Rubin yakin bahwa ‘hal itu’ lah yang sudah menyebabkan kecelakaan yang menimpa Jinny.
“Jennie−ya, kamu tidak bosan berdiam diri di sini saja? Lihat lah, keponakanku pasti sudah bosan hanya bermain mobil-mobilan di sini.”
Rubin beringsut mendekati sepupunya yang tampak terdiam dengan pandangannya yang menerawang. Sementara si kecil Hyunsuk terlihat menguap beberapa kali karena merasa bosan tidak keluar juga dari ruangan Rubin.
Jennie menggeleng pelan. Ia meraih jas kerja milik Rubin dan mencengkramnya dengan erat. Sekujur tubuhnya tampak gemetaran.
“Oppa, mereka pasti akan menyalahkanku. Dokter Kim pasti akan menyalahkanku karena sudah mencelakai kekasihnya,” desis Jennie dengan suaranya yang terdengar luar biasa pelan sehingga lebih menyerupai sebuah bisikan.
Rubin menghela napas. Kekhawatiran Jennie memang sangat beralasan dan masuk akal. Sebenarnya, Rubin sempat berbicara dengan Taehyung. Dan melihat bagaimana reaksi Taehyung terhadap setiap kalimat yang terlontar dari mulut Rubin, membuat Rubin menarik kesimpulan bahwa Taehyung memang terkesan menyalahkan Jennie atas kecelakaan yang menimpa Jinny.
Akan tetapi, Rubin tentu tidak akan memilih untuk jujur kepada sepupunya dan membiarkan sepupunya terus-menerus dirundung rasa gelisah kan?
Rubin mengulurkan tangannya dan menepuk kepala Jennie pelan. “Tenang saja. Dokter Kim terlalu sibuk memikirkan kekasihnya sehingga tidak memiliki waktu sama sekali untuk mencurigai dirimu. Tenang saja, tidak ada yang menyalahkan dirimu. Kamu baik-baik saja, Jennie−ya,” kata Rubin dengan sorot matanya yang memancarkan kesungguhan. Sebisa mungkin, ia berusaha untuk meyakinkan sepupunya bahwa semuanya baik-baik saja. Bahwa tidak ada hal yang harus dikhawatirkan oleh Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood, Sweat & Tears (Taennie, Privated) ✓
Cerita PendekCerita ini dalam mode private. "You're a doctor, right? Then, please help me........"