Tulisan untukmu Ayah

4.9K 178 1
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya ya..

“Lo Lupus” jawab beni singkat.
“Astagaaa, demi apa Bila bakal bilang ke Beni.” Gumam Mala menahan kecewa .
“kenapa lo gak bilang sih mal? Kayak gue ini siapa lo aja” ujar Beni.
Lagi dan lagi, tak ada kata yang mampu Mala ucapkan. Ya Tuhan, sampai kapan ini semua berakhir?..
Bertahun-tahun Mala merasakan keterpurukan yang tak dapat ia lupakan disepanjang hidupnya. Hari demi hari bayangan sepotong kisah terkutuk itu selalu menghampirinya. Entah Trauma dalam jenis apa yang ia alami, namun kenangan itu benar-benar memberi bekas. Apalagi, saat ini. Penyakit mematikan itu menghinggapi tubuhnya. Apakah Hidupnya dapat bertahan lama? Dokter bahkan tak dapat memastikannya.

“Ayah, apalagi yang harus Mala perbuat?”

untuk satu kalimat pertanyaan, Mala tak mampu. Pria miliknya 10 tahun yang lalu, apa yang dipikirkannya? Habis manis sepah dibuang, begitulah umpama yang dapat diutarakan.
“Ayah, mala mencintai ayah. Namun, kebencian terlalu cemburu untuk hal itu. Apa ayah tau? Sekarang Mala sakit ayah, putri kecil ayah 10 tahun lalu sakit. Mungkin Umur Mala tak mampu bertahan lama, bahkan sekedar untuk melihat Ayah tumbuh menua. Namun, percayalah ayah, Ketika Mala mengutarakan Cinta untuk Ayah, Mala tidak pernah berbohong. Ketika Mala mencium pipi ayah yang banyak ditumbuhi rambut-rambut kasar itu dengan cinta Mala tak pernah berbohong Ayah. Ketika Mala menyanyikan sebuah lagu yang membuat Ayah tertawa terbahak-bahak Mala tak pernah berbohong bahwa Mala menyanyikannya dengan Cinta”

     mungkin hanya kata itu yang dapat diutarakan Mala sebelum ajal menjemputnya. Ayah, ayah dan Ayah...begitulah pikir Mala

                                  ~

“Hidup hanya sekedar Hidup”
Itulah kata yang tertulis di halaman pertama binder Hellokitty berwarna Pink itu. Mala kembali menulis, satu paragraf selesai, lalu pena nya mulai beranjak membuat sebuah kalimat yang dijorokkan 5 space itu, begitulah seterusnya. Tak ada yang bisa ia lakukan selain menulis. Mala menolehkan wajahnya, menatap ibu yang terus saja melamun,

“ah, sudahlah ibu, 10 tahun sudah ibu bercerai dengan Ayah, apa lagi yang ibu pikirkan”

kata-kata yang diungkapkan Mala, namun tak kunjung tersampaikan. Garis hitam dibawah matanya, membuat ibu terlihat memprihatinkan. Mala menyentuhkan kepalanya ke buku, bahunya naik turun, lalu menghela napas panjang. Mala tahu bahwa ia menyimpan sebuah rahasia besar, rahasia tentang penyakitnya. Seharusnya, Mala memberitahu Ibu tentang ini semua. Namun, kapan ? iapun tak tahu.

“ Apa yang sebenarnya terjadi Mala? Kamu terlihat aneh belakangan ini” Tanya ibu, tanpa menolehkan wajahnya, Mala sontak kaget,

“apa ibu bisa membaca pikirannya?” gumamnya.
“tidak ibu, Mala hanya memikirkan hal apa yang akan Mala tulis, itu saja” ujarnya mengelas.
Ibupun bangkit dari tempat duduknya, dan berlalu tanpa suara. Tak lama berselang, ibu kembali membawa sebuah kotak hitam kira-kira seukuran kertas. Ibu lalu membukanya, terlihat sebuah jam tangan entah milik siapa.
“ Mala, jam tangan ini adalah milik ayahmu. Ketika kamu berumur 5 tahun , Ayah membelikan ibu jam tangan yang sama seperti ini. Namun, jam ibu hilang entah kemana. Ambil lah” ujar ibu menahan tangisnya dan menyodorkan jam tangan itu ke Mala.

“ kenapa ibu masih menyimpan nya?” tanya Mala.

--------------------------***----------------------------

Hi guys
Maaf baru bisa update ..
Hope you like thats..
Jangan lupa vote dan komentarnya ya...

See you 😊😘

Tulisan Untukmu,  Ayah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang