Tulisan Untukmu Ayah (last Part)

5.8K 251 20
                                    


Mala kembali menulis, menyelesaikan sesuatu yang telah ia persiapkan. Perlahan ia menuliskan kata demi kata. Menahan sakit, itulah yang harus diterimanya. Apakah hari ini menjadi ending kehidupannya? Ia tak tahu. Yang jelas, dengan waktu yang teramat singkat. Ia dapat merasakan setidaknya satu pelukan dari Ayah, pelukan teristimewa dibawah rintikan hujan hari itu. Mala merasa, apa yang dialaminya, telah dipersiapkan sedemikian rupa. Berawal dari perceraian, kehidupannya yang hancur, 17 tahunnya, 10 tahunnya, Beni, Bila, pernikahan ayah, Lupus, kematian, dan pelukan Ayah. Akan menjadi sesuatu yang sangat indah, yang sangat berharga yang tak akan pernah ia lupakan, bahkan bila kematian menjemputnya. Tangan Mala berhenti, tulisannya telah selesai.

“ ya Tuhan, sakit. Teramat sakit.” Ujar Mala teramat pelan.

“ Ayah, Ibu... kemarilah.. Aayaaaaah. Mala sungguh tidak kuat lagi Ayah. Kemarilah” Mala berbaring. Menahan sakit.

“ Malaaaaaa. Kenapa?” tanya Ayah sedikit berlari.

“ Ayah, tubuh Mala sakit. Sakit sekali” tutur Mala, air matanya mulai berjatuhan.

“ Sayang, bertahanlah” ibu memeluk Mala, menangis sesegukan.

“Mala, putri Ayah yang cantik. Mala pasti kuat” kali ini Ayah menangis untu kedua kalinya dihadapan Mala.

“ Ayah, tolong ambilkan buku Mala yang itu”


Mala menunjuk ke arah binder berwarna pink diatas meja. “ ini sayang” tutur Ayah sambil memberikan binder itu. Mala mulai membacakan isinya, perlahan dan sangat pelan.

“TULISAN untukmu, Ayah”

Ayah ..
Jika suatu saat nanti aku tak mampu menjadi anak yang kau banggakan seperti saat kau pertama kali menantikan kehadiranku diatas dunia . pada waktu itu kau lantunkan  suara merdumu mengadzankanku , agar aku menjadi perempuan soleha yang patuh dan tunduk pada Tuhannya . kala itu kau bubuhkan secercah harapan pada diriku . dengan tangisan bahagia kau peluk dan kau cium aku seakan pelukan itu tak mampu memisahkan kita  .

Kau injakkan kaki melangkah menelusuri dunia , berharap bahwa nanti kau pulang membawa sedikit uang untuk anak dan istrimu . dengan gagah perkasa kau hadapi segala rintangan yang berusaha menghalangimu . kau nafkahi kami dengan hasil peluhmu bekerja keras membanting tulang agar anak dan istrimu terhidupi olehmu .

Disaat anak gadis kesayanganmu  tumbuh besar menjadi seorang anak yang cantik dan pintar . terlihat senyummu mengindahkan dunia . bahwa ternyata perjuanganmu tidak sia-sia . dan pada saat kau pulang dari perawakanmu , bergegas kau cari2 anak gadismu berharap mendapat sebuah pelukan dan senyuman dari gigi-gigi mungil nan kecil .

Ayah ..
Aku merindukan hal-hal yang dulu yang pernah ada dan terjadi dalam kehidupanku , aku sangat merindukan itu . andai saja saat ini kita masih bersama dalam satu istana kecil  ?! . mendapati keluarga yang lengkap tanpa ada peperangan ataupun perceraian yang membuat hidupku terasa hancur dan berantakan . hatiku rapuh , walau tak ada sedikit kata ataupun kalimat yang bisa aku jelaskan kepadamu agar kau tahu bahwa hatiku sangat hancur ! tubuh ku hampa terasa tanpa roh . sungguh , aku tak tau siapa yang kejam saat ini ! yang ku tau , aku sangatlah hancur .

Ayah ..
Tidakkah sedikit terfikirkan olehmu ? bahwa aku tak butuh uang mu , aku tak butuh profesimu, aku tak butuh kekayaanmu, yang aku butuhkan hanyalah CINTA dan KASIH SAYANG dari dirimu.  Aku? memang tidak kehilangan dirimu , tapi aku kehilangan cintamu ! ya benar , cintamu .. aku iri Ayah , aku benar2 iri melihat sebuah keluarga yang utuh , berpelukan memandang lautan , tertawa bahagia ketika kamera memotretnya , AHH SUDAHLAH !  saat ini , aku layaknya memakai topeng , untuk menutupi kesedihanku . aku memang tersenyum , namun kau tahu ? bahwa dibalik topeng ini , tersimpan 1000 luka dan kecewa . aku tak ingin seseorang melihatku dengan rasa iba . aku tak ingin seseorang melihatku dengan kesedihan . aku ingin mejadi anak terbahagia di dunia ini . walaupun , kenyataan tetaplah berkata tidaK.

Ayah ..
Kau tau? Saat ini anak perempuan mu benar-benar takut. Akuu takuuuut! Takut akan kehidupan baru yang akan datang. Aku harus mengisi setiap lembaran kehidupanku. Entah itu hal yang baik ataupun buruk. Saat lembaran baru itu tiba , entah bagaimana cara ku untuk memulainya. Jikalau nanti aku tak sengaja menghancurkan lembaran kehidupan itu, kaulah yang akan kusesali. Ataupun, lembaran kehidupan itu berhasil aku kendalikan, kaulah yang akan aku ingat. Posisimu, peran dan status mu, itu sangat berarti bagiku!

Ayah ..

Nantii,, akan ada seorang laki-laki yang akan mengambilku dari dirimu, yang akan menuntunku selain kamu, yang akan memperbaiki akhlakku selain kamu, yang akan menafkahi aku selain kamu, saat itu....... aku bahkan tak sanggup untuk kehilanganmu. Heh, benaaaarrr.... sebelumnya aku memang pernah kehilangan sosok mu, sebelumnya aku memang pernah berpisah jauh darimu. Namun kini, aku benar-benar harus memberikan sedikit rasa cintaku untuknya. Aku memang harus mencintainya, mencintai suamiku, mencintai sesosok pria selain kamu...

Atau mungkin bahkan kematian terlebih dahulu menjemputku, akankah kau tetap ada disaat detik-detik terakhir aku menghirup udara ini? Ayah, aku tidak pernah membencimu, aku mohon hadirkan kembali sosok mu dalam kehidupanku. Kehidupan ku setelah ini, setelah kematian.....
Hari itu, setelah membacakan tulisan yang ia tulis bertahun lamanya. Kata dan kalimat yang ia rangkai sedemikian indah. Mala menghembuskan nafas terakhir bersama dengan penyakit yang ia derita. Dengan senyumnya, Mala pergi untuk selama-lamanya......

🌸The End🌸

Hi guys hope you like thats
Jangan lupa vote dan komentarnya ya..
Makasih buat kalian yang udah selalu setia nungguin cerita ini, ngebaca cerita ini, buat yang udah ngevote makasih banget.

Tulisan Untukmu,  Ayah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang