Tulisan untukmu Ayah

6.1K 246 1
                                    

Teruntuk para pembaca yang budiman, jangan lupa vote (tekan bintang di unjung kanan) dan komentarnya ya.. Dukungan kalian sangat berharga bagiku..

“yaelah mal. Nulis terus, gak bosan lo?” ujar bila mengagetkan. 
Mala hanya diam. Apalagi yang bisa ia lakukan? Menulis adalah kebutuhan pokok. Begitulah pikir Mala. Hanya dengan tulisan ia mampu menuangkan apa yang tak bisa ia ungkapkan. Kata demi kata ia rangkai menjadi sebuah kalimat. Kalimat tersebut ia tuang dalam kertas yang dibungkus binder Hellokitty miliknya. Setiap tulisan yang ia tulis hanya Mala yang tahu.
“bil, kepala gue sakit” ujar Mala meringis memegangi kepalanya.
“udah gue bilang, jangan keseringan nulis. Lo itu sakit Mal, jangan sok kuat deh!” cerutu bila.
Satu tahun  Mala mengidap penyakit  Lupus, penyakit terkutuk yang dapat mematikan. 1 tahun pula ia menyembunyikan penyakitnya dari ibu. Menjalani kemo terapi secara diam-diam, hanya Bila yang menemaninya. Ia tak mampu untuk mengatakan kepada ibunya, karena Mala tak ingin kesedihan menghampiri ibu untuk ke 2 kalinya.
“Mal. Udaah cukup penderitaan lo. Sekarang mendingan lo pulang, bilang ke nyokap lo, tentang penyakit itu” “loh. Kok lo jadi nyolot sih bil? Yang punya penyakitkan gue. Hidup hidup gue bi. Jangan melewati batas yang udah ditentuin dong” Mala sedikit meninggikan suaranya.
“ gue gak bisa liat lo gini terus Mal. Gue gak bisaaa...” balas bila.
“ biar gue yang nanggung bil, biar gue. Toh bentar lagi gue bakalan mati. Bakalan dikubur. Hidup gue udah hancur bil. HANCUR!”.
“ lo masih punya Ibu, punya farel, punya Beni, punya gue Mal. Lihat Beni, pria yang sayang sama lo. Yang selalu ada buat lo. Gue ? sahabat dekat lo Mal. Apa sih yang enggak gue tau tentang lo?. Jadi sekarang lo gak boleh mikir mati lagi,  Lo gak boleh mikirin penyakit lo lagi!” Mala tak mampu lagi menahan tangisnya, dipelukan bila air matanya tumpah sebagai ungkapan kekecewaannya terhadap takdir yang tak bersahabat..
Senandung lagu terdengar pelan. Lampu merahpun manyala membuat mobil yang dikendarai Beni mau tak mau harus berhenti. Mala melirik keluar kaca, terlihat seorang anak kecil kira-kira berumur 9 tahun yang membawa gendongan. Entah apa, sepertinya seorang balita. “kak, kasihani kami. Adik saya belum makan dari tadi pagi” ujarnya. Mala lalu memberikan selembar uang 5ribuan. “terimakasih kk, semoga hari-hari kakak menyenangkan” Mala mengangguk pelan, sementara mencerna kata-kata bocah 9 tahun itu. “akupun berharap begitu” gumamnya sangat pelan. Beni terlihat menambah volume lagu yang sedang diputar..
Melawan keterbatasan..
Walau sedikit kemungkinan..
Takkan menyerah untuk hadapi,
Hingga sedih tak mau datang lagi....
Janganlah berganti..janganlah berganti....janganlah berganti..
Tetaplah seperti ini...
“ Mal. Ngelamun wae. Liatin apa ?” tanya Beni.
Tanpa menjawab, Mala melanjutkan menulis sesuatu, entah apa itu. Lagi dan lagi Mala tenggelam dalam kesibukannya. Pena dan binder hellokitty itupun kembali berbincang-bincang. Membantu menerjemahkan segala hal yang Mala pikirkan. Tentang penyakit Mala, Beni mengetahui dari Bila. Entah darimana Beni harus memulainya...
“Mal, lo sakit?” tanya Beni.
“sakit gimana ? gue baik-baik aja ben” jawab Mala malas.
“lo pucat Mal. Udah deh, berhenti nulis napa? Aku lagi ngomong” ketus Beni.
“AKU ENGGAK APA-APA BENI!” jawab Mala sedikit meninggikan nada suaranya. “ lo bohong. Kata Bila lo sakit” Mala terpaku.
“bila bilang apa?”.
“Lo Lupus” jawab beni singkat.

---------------------------***---------------------------
Hi guys maaf udah ninggalin kalian terlalu lama, dan mungkin sebagian dari kalian mengira gue nggak ada kabar, sorry sebelumnya gue nggak sempat bikin pemberiahuan disini dikarenakan kesibukan gue.
Gue mohon maaf yang sebesar-besarnya sama kalian. Dimaafin ya..
Ok hope you like thats..
Thanks for reading
Dont forget to vote and comnentary

See you on next part.. Bye 😉😘😊

Tulisan Untukmu,  Ayah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang