Chapter 12.

8K 890 378
                                    

Irene Pov

Restoran yang mengusung tema timur tengah itu sangatlah mewah. Memiliki bangunan yang cukup luas, restoran ini dilapisan corak barwarna emas pada bagian depan dinding-dindingnya. Sementara di dalamnya terdiri dari tiga jenis ruangan yang mana salah satunya adalah privat room- tempat dimana sekarang Oh Sean membawaku kesana tanpa melepaskan genggaman tangan kami.

Disana, telah duduk seorang lelaki tua dengan satu wanita yang kubilang dia sangat cantik dengan memakai gaun hitam panjang dan rambut yang diurai sebahu. Senyumnya begitu menawan, tapi mataku tidak lepas dari ukuran dadanya yang termasuk fantastis. Maksudku, yah aku yakin siapa saja yang melihat bagian itu pasti akan sangat terkesan.

"Hai," sapa si wanita yang lebih dulu menyambut kedatangan kami.

Di menjabat tangan Oh Sean. Kemudian sebelum menjabat tanganku, dua matanya bergerak dari bawah ke atas penuh dengan tatapan menilai. Baru setelah itu si lelaki mengikutinya berdiri sambil mempersilahkan kami untuk duduk.

"Senang bertemu dengan kalian berdua, Tuan Yook dan Nyonya...Hyori," Oh Sean pun menyapa ramah keduanya.

Kami mengawali acara makan malam seperti biasa. Memesan apa saja yang ingin kami makan sambil sesekali Tuan Yook dan Oh Sean berbicara mengenai sesuatu yang jujur saja aku tidak mengerti. Aku hanya merasa risih ketika mendapati wanita cantik yang ada di hadapanku ini terus melemparkan tatapannya yang dalam. Ketika sekali lagi kulempar senyum terbaikku, dia tidak membalas dan malah memilih menunduk menikmati hidangan makan malamnya.

Menurutku, dia wanita yang sangat anggun dan menarik. Kuku-kukunya berkutek merah serta terpotong rapi, make up yang dia gunakan pun seakan pas dengan bentuk wajahnya yang ayu. Kembali aku merasa kepercayaan diriku menguap entah kemana dan aku merasa bersalah dengan penampilan diriku yang apa adanya di sisi Oh Sean malam ini.

"Kau, berapa usiamu?"

Segera kuhentikan aktifitas makanku saat tiba-tiba kudengar Nyonya Hyori membuka suaranya.

"Aku-,"

"Delapan belas tahun," sahut Oh Sean mewakili jawabanku yang belum seluruhnya terucap.

"Wah masih sangat muda rupanya," Tuan Yook sedikit terkejut, tapi kemudian memuji jika wajahku memang masih terlihat sangat remaja. "Sudah berapa lama kalian berpacaran?"

Kutelan ludahku dalam-dalam. Baru saja aku akan menjawab, lagi-lagi Oh Sean lebih dulu berkata,

"Baru beberapa bulan saja dan kami masih sama-sama dalam masa penjajakan. Is it true baby?"

Baby?

Bodohnya aku tercengang begitu Oh Sean menatapku dengan senyuman hangat yang hampir tidak pernah dia tunjukkan di rumah. Bahkan tanpa ragu dia menaruh sepotong steak miliknya ke dalam piringku.

"Sepertinya Tuan Oh orang yang sangat perhatian," Nyonya Hyori mengulas senyum tipis. "Sama seperti Tuan Yook yang begitu baik dan selalu memberiku banyak kasih sayang dan pengertian."

Kulirik Oh Sean yang netranya bahkan tidak berkedip dan terus beradu dengan wanita cantik itu.

"Oh ya, kudengar kau dan Hyori sudah saling mengenal sejak lama. Apa benar jika dulu kalian berdua berada di satu Universitas?" menyudahi kegiatan makannya, Tuan Yook mulai membahas topik lain yang lumayan membuatku terkejut.

"Tidak sayang, kami hanya saling mengenal sebatas itu saja. Kau tahu sendiri kan jika masa muda dulu banyak sekali orang-orang baru yang bisa kita temui. Begitu juga dengan kami. Baik aku maupun Tuan Oh hanya teman bermain saja, tidak lebih," Hyori mengelap bibirnya dengan tisu. "Bukankah begitu Tuan Oh?"

White and Black (HUNRENE)/ MATURE CONTENT 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang