Part 3

44 2 3
                                    

"Pertemuan, bagian dari takdir bukan? Apa lagi yang lebih dari sekali"

***

"Crist? Apa kah aku harus menemanimu? Aku benar-benar sibuk hari ini" aku tak ingin pergi, aku tak mau terkontaminasi oleh bisnis yang dijalani Crist.

"Ayolah, Alexa. Klien ini sangat penting bagiku dan mungkin urusan bisnis kita akan jangka panjang kedepannya, lagi pula tak apa aku mengenalkan mu kau kan tunangan ku" bujuknya, ahh siapa yang berani menolak wajah tampan itu. Selalu saja begini ia selalu bisa membujuk ku dasar Crist.

"Oke, baik-baiklah. Hanya kali ini saja yaa" yaa, pada akhirnya aku menyerah dengan begitu mudah bukan?

Aku pun bersiap diri.

Aku memakai dress putih yang anggun dengan blazer hitam serasi dengan Crist yang memakai kemeja putih dan jas hitam kita benar-benar pasangan yang cocok setidaknya itulah kata mereka yaa meskipun harus aku akui memang iya.

Crist menggenggam tangan ku erat. Ahh, dia selalu tau cara memperlakukan diri ku dengan sangat baik. Membuatku menjadi kian bergantung padanya.

***

Ini hari pertama Bean bertemu dengan Klien besar sebagai seorang CEO di Gorgen crop yang baru saja didapatkan nya beberapa hari yang lalu. Tapi bukan berarti ini pertama kalinya ia bertemu klien besar, sedari kecil ia sudah terbiasa diajak ayahnya untuk ikut bersama klien penting untuk makan atau pun rapat santai, namun menjelang dewasa ia sangat enggan untuk ikut bersama ayahnya lagi.

Ia sudah menunggu, beberapa saat yang lalu.

" Pak, Bean. Pak Crist dan tunangannya sudah sampai" ucap sekertaris nya yang telah menemaninya lalu mengarahkan pandangannya terhadap dua orang itu,

Bean mendongak melihat mereka. Bean mengikuti pandangan nya Sekertaris nya dan menemukan pasangan yang mengenakan setelan hitam putih yang sangat elegan membaluti tubuh mereka dengan sempurna. Sang perempuan sangat menawan, setidaknya itulah yang dipikirkan Bean ketika pertama kali melihat Alexa.

Sedangkan Alexa tertegun melihat wajah itu meskipun bertumbuh dewasa namun Bean tak banyak berubah,wajahnya hampir sama seperti dulu hanya bertambah dewasa saja. Alexa berhenti sejenak, namun Crist mempererat genggaman nya. Membuatnya kian mempermantap langkahnya selangkah demi langkah "Kau ingin mencari tau masa lalu, berarti kau harus menghadapi nya Alexa" bisiknya lembut di telinga Alexa.

Dari awal memilih berkerja sama dengan Gorgen Crop Crist sudah tau, siapa pewaris perusahaan itu seseorang dari masa lalu Alexa, Alexa sudah menceritakan apa yang terjadi dimasa lalu. Jadi apa salahnya, untuk mempertemukan mereka. Lagian dia bisa memastikan Alexa tidak suka lagi kepada Bean, Alexa seutuhnya miliknya sekarang.

"Perkenalkan pak Bean, ini pak Crist pemilik perusahaan Onehit di Perancis di sebelah nya adalah tunangannya, dan masa kecil mereka berada di Indonesia makanya tertarik melakukan investasi di perusahaan kita" jelas formal sekertaris dari Bean.

Meskipun Bean sebenarnya sudah tau.

"Apa kabar pak Bean?" Crist mengambil alih percakapan di awal.

"Kabar saya baik, bagaimana kabar anda sendiri dan tunangan anda?" Balas Bean dengan kaku.

"Saya dan Ale" jawab Crist sambil melirik Alexa, Bean pun ikut melirik wanita yang di panggil Ale oleh Crist, Cantik, tidak tidak cantik saja tidak menjadi deskripsi wanita itu ia sangat cantik dan menawan. Dan Ale, dia langsung mengingat cinta pertamanya Alena yang juga ia panggil dengan sebutan Ale.

Ketika di panggil dengan Ale dihadapan Bean, Alexa langsung memicingkan matanya kepada Crist, Crist langsung tersenyum tipis.

"Maksud ku Alexa, Ale adalah panggilan kesayangan ku padanya. Terdengar aneh bukan? Maafkan aku. Ohh, iya. Kabar kami berdua juga baik. Terima kasih sudah menyambut kami di tempat mewah seperti ini" sambung Crist mencairkan suasana yang membeku beberapa saat karena ulahnya. Ia pikir tidak akan terjadi apa-apa. Namun Alexa dan Bean terlihat tidak nyaman akan panggilan itu.

"Ahh, iya ini bukan apa-apa pak Crist. Iya kan pak Bean. Kami merasa sangat senang anda mau datang di pertemuan ini" jawab Sekertaris.

Bean masih terpaku dengan wanita yang di panggil dengan nama Alexa itu. Panggilan kesayangan nya mengapa mirip sekali, wanita bermata sun yellow itu benar benar memukau seandainya Alena masih ada mungkin ia lebih memukau dengan mata hitam teduhnya. Ahh, tiba-tiba Bean menjadi sangat rindu kepada Alenanya.

Pertemuan itu berjalan dengan baik. Yaa meskipun Bean terlihat kaku dengan pikiran yang merindu terhadap Alena. Sedang Sekertaris Bean dan Crist lebih banyak mendominasi dalam pembicaraan bisnis kedepannya antara Gorgen crop dan Onehit crop.

***

"Apa apaan tadi itu Crist kau Sengaja yaa mempertemukan aku dengannya?" Tanya Alexa dengan kesal. Sekarang mereka berada di dalam mobil berdua menuju jalan pulang.

"Tentu saja tidak, aku mana tau Bean yang berada di masa lalu mu adalah Pak Bean yang kita temui tadi" bantah Crist atas tuduhan Alexa.

"Ayolah Crist, jangan memperdayaiku kau pikir aku sebodoh itu. Aku tau kau Babe. Apa yang sebenarnya yang kau rencanakan?" Selidik Alexa lagi, sambil memicingkan matanya.

"Mempertemukan kau dengan, orang-orang di masa lalu" jawab Crist dengan santai. Seketika Alexa menjadi kesal.

"Haruskah Crist? Seperti itu. Ayolah aku ingin menangani masalah ku sendiri. Lagi pula bukan dia yang ingin aku cari. Aku mencari kakak ku. Kalo sudah menemukannya aku tidak akan susah payah tinggal di Jakarta. Aku tidak suka keikut campuran tanganmu lagi pula ia tak ada hubungannya dengan kakak ku" ucap Alexa dengan kesal.

"Alexa, maaf kan aku. Kau tau maksudku bukan itu bukan? Lagi pula mengapa kau terlalu memperbesarkannya, tujuan utama ku hanya bisnis" Crist meminta maaf atas apa yang telah ia perbuat kepada tunangan nya. Alexa benar tidak seharusnya ia ikut campur.

"Baiklah, jika hanya bisnis. Jgn mengaitkan aku lagi dengan bisnis mu. Aku tak suka" Ucap Alexa dengan kesal.

Lalu Alexa berjalan ke kamarnya lalu membanting pintu nya. Ia sangat kesal dengan Crist, dan Crist sudah tau itu. Yang harus Crist lakukan adalah membiarkan Alexa menenangkan dirinya agar tidak membuat hal ini menjadi lbh besar.

Jangan lupa voment akhirnya bisa nulis cerita ini setelah 2 tahun



The Memories Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang