4

2.8K 237 9
                                    

Selamat membaca!
.
.

"Rioooo!"

"Kyaaaakkk Kak Rioooo!!"

"Semangat Kak, ayookk!!"

"Rio! Rio! Rio!"

Kalian tahu? Tidak selamanya dielu-elukan seperti ini membuat orang jadi besar kepala. Menikmati segenap perhatian yang besar, karena kemampuan dan kekayaan diri yang dimiliki seorang Mario Yudha Faza.

Rio sadar kalau dia memiliki kualitas seorang bintang. Sejak kecil, dia selalu jadi pusat perhatian. Hanya karena talenta sebagai pemain futsal di waktu kecil, kemudian menjadi serius begitu menginjak remaja. Rio pikir, dengan berhenti menjadi atlet futsal profesional karena cedera, dia tidak akan menjadi pusat perhatian.

Namun siapa yang menyangka, sejak masuk SMA Kenanga 01, dia malah semakin terkenal.

Pertama, karena tampang.

Kedua, karena statusnya yang ikut kepengurusan OSIS dari kelas 10.

Ketiga, karena Alvia.

Bagaimana bisa Alvia membuatnya terkenal?

***

Rio mengenang kembali hari itu. Hari pertama masuk SMA Kenanga 01.

Jujur saja, Rio tidak pernah ingin masuk ke SMA ini. Hanya karena keteledoran mengisi lembar jawaban Bahasa Indonesia karena menganggap enteng ujian mata pelajaran tersebut.

Masuk ke SMA ini juga karena nilainya kurang memuaskan, tidak bisa bersaing dengan ribuan pelajar lain di SMA negeri incaran. Ini juga bukan pilihannya, melainkan pilihan ibu. Ibunya, Marini Zahra Astari adalah alumni SMA Kenanga 01 yang dulunya terkenal sebagai salah satu 'kembang' paling populer di SMA Kenanga 01.

Jelas bukan, dari mana kualitas bintang yang Rio miliki?

Namun yang membuat Rio heran adalah Alvia Juniarta Safitri. Alvia.

Sahabat kecilnya itu juga mendaftar di SMA yang sama dengannya, SMA Kenanga 01. Tanpa dia tahu. Kalimat ini harus Rio tekankan. Setahu Rio, di SMP lamanya, Alvia meraih sepuluh besar nilai UN tertinggi juga prestasi yang tidak pernah terlempar dari lima besar di kelasnya selama tiga tahun. Melihatnya di antara murid-murid baru, dengan seragam SMPnya yang mencolok karena dia berasal dari SMP elit (tidak seperti Rio, dari SMP negeri favorit), melambaikan tangan ke arahnya dengan penuh semangat.

Bukannya meremehkan. SMA Kenanga 01 sendiri termasuk SMA yang bagus di tengah kota Bandung. Namun yang jadi pertanyaannya, untuk apa seorang Alvia Juniarta Safitri yang pintarnya tiada tara itu memilih SMA Kenanga 01? Padahal masih banyak SMA terbaik yang bisa Alvia pilih.

Apalagi, Rio masih belum bisa melupakan permintaan Alvia untuk putus darinya. Di saat dia main DOTA, mencoba untuk menghibur dirinya yang tertampar oleh kenyataan. Orang tuanya bukanlah orang tua harmonis seperti Alvia. Katanya Ayah berselingkuh, lalu Ibu memutuskan untuk bercerai dari Ayah.

Saat Rio menginginkan kehadiran Alvia untuk menghiburnya, perempuan itu malah ingin putus.

"Yo! Yo! Mario Yudha Faza!" Alvia menghampiri Rio dengan lincah, lalu mengamit lengan Rio.

"Ya ampun Al! Tadi pagi ketemu di rumah juga." Mau tidak mau, Rio terkejut dengan tingkah Alvia. Pertama, memanggilnya seolah ini pertama kalinya mereka bertemu setelah sekian lama. Kedua, tindakannya memeluk lengan Rio.

"Perginya kan nggak bareng. Kamu main pergi duluan sih, nggak nungguin aku." Ujar Alvia dengan nada manja.

"Gue mana tahu sih lo sekolah di sini, Al."

Setengah MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang