(21)

923 32 0
                                    

Wahai masa lalu ...
Bukan aku melupakanmu, hanya aku menyimpanmu, dan ketika aku butuh pembelajaran mungkin akan aku buka, itu pun tidak lama. Jadi jangan ganggu waktuku sekarang, ya!

Hai masa lalu,
Kuharap kau tetap tersimpan rapi dalam pekatnya beranda. Aku akan memperbaikinya. Doakan saja.

Hai masa lalu
Kuharap kau tidak bosan mengingatkanku, jikalau aku sudah mulai enggan dan malas memperbaiki waktuku saat ini.

Hai masa lalu
Tetaplah menjadi kau disitu, diamlah. Jangan ada niat untuk kembali merontaku agar kembali seperti dulu. Oh ya, sekali lagi aku tidak membencimu, untuk apa? Tanpamu, mungkin aku tidak akan menjadi aku yang sekarang.

Hai hai masa lalu
Jangan kembali ya, tetap di situ di pekatnya beranda.
Terkubur bersama dedoa: memperbaiki semuanya ...
Semoga.

—Maesyuroh

CORETAN JOFISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang