Part 2: What The Hell

7.1K 820 37
                                    

Unpredictable Love

.

Chapter 2

.

'Love Always Have a Different Things'

'Love Doesn't Have To Be Happen Between Man And Woman'

.

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

Baekhyun POV

Shit! Damn! Pikiranku kacau sekarang. Park Chanyeol benar-benar memenangkan pertandingan ini. Dia menang karena dia menembak lebih dulu dariku. Itu adalah sebuah kesalahan fatal. Pelatih Kim mendatangiku dan memberiku beberapa omelan yang sering ia tunjukkan padaku - Sedikitpun aku tidak pernah mendengarkan apapun yang ia ucapkan.

"Apa yang kau pikirkan sejak tadi, Byun Baekhyun? Apa yang membuatmu menembak sebegitu lamanya?!"

"Maafkan aku, Trainer Kim, aku hanya sedikit gugup tadi." Mendalami peranku sebagai pihak yang penurut adalah hal yang paling aku benci sepanjang hidupku.

"Maaf tidak akan mengembalikan waktu yang sudah kau sia-siakan tadi, Baekhyun! Kau sudah menghancurkan masa depan dirimu dan membuat malu Negara kita! Kau....."

Selanjutnya, aku tidak mendengarkan apapun yang ia katakan. Entah sampai hujatan keberapa dia membentakku.

Tak lama, Park Chanyeol datang dengan wajah sombong penuh kemenangan membawa medali emas itu di lehernya. Taruhan itu sudah didepan mataku dan kini Chanyeol menghampiriku dan tersenyum menjulurkan tangannya padaku.

"I win, Herr Byun." Ucapnya. Aku tahu itu kalimat mengejek.

"Kau ingin aku melakukan apa? Berguling di tengah arena ini selama satu bulan penuh? Atau membuatku menjadi pembantumu yang selalu ada disampingmu?"

"Cukup untuk selalu ikut denganku kemana saja dalam bulan ini. Aku tidak akan membuatmu menjadi pembantuku. Hanya temani aku saja."

"Dalam 24 jam?" Tanyaku.

"Mungkin, tapi tidak untuk setiap hari. Paling tidak aku akan mengajakmu keluar 2 hari sekali karena aku juga seorang yang sibuk."

"Baiklah, mungkin ini tidak akan lama jika aku menikmati kebersamaan denganmu."

"Ayo pergi sekarang." Aku mengernyit tidak mengerti. "Taruhannya dimulai hari ini dan aku sudah meminta ijin pada pelatihmu untuk mengantarmu pulang."

"What the hell, Chanyeol. Kau mengambil keputusan tanpa sepengetahuanku."

"Itu terserahku karena aku yang memegang kendali sekarang." Dia menarik tanganku setelah itu dan mengajakku untuk pergi ke parkiran mengambil mobil miliknya.

Didalam sana - didalam mobil, aku duduk tepat disampingnya. Dia selalu melirikku setiap aku melakukan pergerakan disampingnya. Sebenarnya aku tidak nyaman jika seseorang memandangku hanya karena hal sepele seperti itu.

"Kau akan mengajakku kemana?" Tanyaku.

"Alamatmu, Baekhyun." Hell! Apa dia tidak mendengar pertanyaanku tadi?

"Dasar pria yang tidak sopan! Aku bertanya apa dan kau menjawab apa?"

"Aku sudah menanyakan alamatmu, seharusnya kau mengerti aku akan membawamu kemana, Baekhyun."

"Ini!" Ucapku ketus sembari memberikan kartu namaku.

"Bisa kau ketik pada GPS mobil? Aku tidak akan bisa mencari alamatmu hanya dengan tulisan seperti ini. Apa kau lupa jika aku berasal dari Perancis?" Aku hanya memutar bola mataku kesal.

Setelah selesai mengetikkan alamatku pada GPS, kami kembali diam dan dia kembali melirikku tanpa alasan yang jelas.

"Kenapa kau selalu saja melirikku seperti itu?"

"Aku hanya penasaran kau sedang apa sejak tadi."

"Aku hanya tidak nyaman saja duduk disampingmu." Ucapku kesal. Kedua tanganku kulipat didepan dada.

"Cepat atau lambat aku pastikan kau akan menarik semua ucapanmu tadi, Herr Byun."

"Tidak, Park Chanyeol. Aku adalah tipe orang yang tidak akan menarik perkataanku."

"Bullshit, Baekhyun." Ucapnya pelan tapi aku masih bisa mendengarnya.

Sesampainya dirumahku - apartemenku, aku menawari Chanyeol untuk sekedar masuk dan minum di dalam untuk menunjukkan rasa hormatku pada orang yang telah mengantarku pulang atau mungkin hanya untuk basa-basi saja.

"Kau ingin minum apa?" Lama dia berpikir dan akhirnya membuatku kesal kembali. "Cepatlah, Chanyeol. Aku harus pergi mandi, badanku sudah sangat lengket."

"Air putih saja." What the hell! Hanya karena air putih saja kau berpikir segitu kerasnya!

"Okay, air putih. Tunggu disini dan jangan kemana-mana, aku akan mengambil air putih untukmu di dapur." Kutinggalkan dia untuk mengambil segelas air putih.

Setelah memberikannya air, aku kembali meninggalkannya dengan alasan ingin membersihkan diri karena lengket. Dia mengangguk dan menuruti semua kemauanku - Hell! Sebenarnya yang menang taruhan itu aku atau dia? Kenapa ini terasa aku yang memenangkan taruhan itu?

30 menit berjalan, aku menghampiri Chanyeol lagi yang masih terlihat sibuk dengan ponsel miliknya. Dia kembali melirikku yang masih terlihat dengan rambut basah dan baju kaos putih kebesaran.

"Tubuhmu sangat kecil untuk ukuran seorang pria." Ucapnya, jelas aku geram dibuatnya.

"Ah! Hanya karena tubuhku kecil, kau seenaknya meledekku seperti itu? Asal kau tahu Chanyeol, aku lebih jago bela diri dibandingkan dengan kau. Lihatlah otot tanganku ini." Aku memperlihatkannya kedua tanganku yang tergambar urat-urat otot.

"Bagaimana dengan ini?" Damn! Dia memperlihatkanku bentuk otot perut dan tangannya. Itu sangat besar dan ind- Tidak-tidak, maksudku bukan indah.

"Milikmu bahkan tidak bisa menyaingi otot milikku, Baekhyun. Apa kau yakin bisa menjaga kekasihmu nanti dengan otot sekecil itu?" Lanjutnya.

"Aku tampan." Ucapku dan tidak menghiraukan ucapannya.

"Aku yakin 100% jika aku mengajakmu pergi ke tempat-tempat yang sering kudatangi, kau tidak akan pernah disebut tampan."

"Damn kau, Chanyeol! Bahkan semua orang yang dulu dekat denganku sering sekali mencubit pipiku karena aku sangat tampan." Ucapku. Dia diam sejenak dan mendekati dirinya kearahku. Aku sontak sedikit mundur dan terpaku ketika kedua tangannya mengurung diriku.

"Mata, hidung, dan bibirmu terlihat menggemaskan. Wajahmu menarik." Ucapnya dan mencubit pipiku gemas. "Aku tahu kenapa mereka sering menyubitmu," Diam sejenak. "Karena pipimu begitu lembut dan hangat. Bahkan akupun ingin sekali mencicipinya."

Aku memerah. Oh Gosh, bagaimana bisa aku terlihat seperti ini?

.

.

.

To Be continue

First Yaoi Story

Kalo Pengen Ngehujat, Jangan Dibaca Lagi

Disini Itu Lapak Kami dan Kami Berhak Untuk Menulis Apapun

Unpredictable Love [Chanbaek✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang