»five

4.4K 295 68
                                    

Gracia mengunci pintu apart dan menysul Shani yang sudah di lobby. Sekarang pukul 05.45. Kebetulan, sekolah Gracia dan Shani -yang ternyata sama- masuk dan mulai kegiatan belajar mengajar jam 07.30, jadi masih ada waktu untuk perjalanan.

Menepuk pundak Shani, Gracia kemudian duduk disebelah Shani

"Ayo?" ajak Gracia, Shani mengangguk dan mengeluarkan kunci mobilnya

"Bareng sama temen aku ya, gapapa kan?" tanya Shani

"Ya gapapa lah, mobil juga punya Cishani" kata Gracia sambil terkekeh, Shani pun tersenyum mengiyakan dalam hati.





—|—





"Temennya yang mana?" tanya Gracia, Shani memarkirkan mobilnya kepinggir jalan kemudian menelpon seseorang

"Itu—" tunjuk Shani

Terlihat seorang gadis memakai blazer yang sama dengan rambut yang dikucir kuda. Cantik, dan terlihat semakin menawan dengan mata elangnya.

"Iban!" panggil Shani, gadis yang dipanggil Iban itu menoleh lalu tersenyum dan menghampiri mobil Shani

"Sama siapa?" tanya Iban

"Oh ini adik aku, Gracia namanya" kata Shani, Iban mengangguk lalu menoleh kepada Gracia yang duduk dibangku depan

"Boleh pindah keblakang? Gue ga biasa duduk dibelakang soalnya" kata Iban, Gracia kikuk. Merasa kesal karena diusir secara halus oleh Iban, tetapi kemudian ia keluar dari kursi depan dan duduk dibelakang.

"Sejak kapan kamu punya adik?" tanya Iban kepada Shani

"Bukan adik sih, dia sepupunya temen aku. Gracia namanya" jawab Shani, Iban mengangguk lalu menoleh ke belakang dan menjulurkan tangannya

"Shanon Gibran" kata Iban, Gracia menyambut jabatan tangan Iban

"Kireina Gracia Salim" balas Gracia

Setelah itu keadaan menjadi sunyi, Shani yang fokus ke jalan raya, Iban yang fokus pada headphone nya dan Gracia yang kesal terhadap Iban tapi tak bisa diungkapkan.




—|—




Setelah sampai disekolah, Gracia buru buru turun dari mobil Shani. Tak ingin mengganggu kedua manusia yang sangat asyik mengobrol sampai lupa ada manusia polos duduk dijok belakang.

"Eh mau kemana?!" panggil Shani

"Ke kelas!" balas Gracia, Shani mengerutkan alisnya. Pasalnya wajah Gracia itu tidak santai.

"Aku susul dia ya?" pamit Shani pada Iban, Iban mengangguk lalu mencium pipi Shani. Sedikit terkejut, namun sepersekian detiknya Shani tersenyum malu.

"Gre!" tangan Shani menahan lengan Gracia

"Kenapa?"

"Kok ga santai gitu mukanya?"

"Emang begini"

"Tadi pagi cerah banget?"

"Fair & lovely nya luntur!" Gracia berbalik namun tertahan lagi oleh Shani

"Barengan kedalemnya" kata Shani

"Kenapa gak sama cewe tadi?" tanya Gracia datar

"Dia beda bangunan, Kenapa sih? Gasuka ya sama dia? Cuek? Ngeselin?" tanya Shani lagi, Gracia mengangkat bahunya acuh

"Gasuka aja, ngusir aku gitu. Mukanya ga santai juga! Ish kesel max!" jelas Gracia, Shani tersenyum kemudian menuntun Gracia pelan menuju ke kelas

"Dia emang gitu, ga cuma ke kamu aja kok. Ke orang yang gadeket sama diapun ya begitu. Jangan bawa hati ya, kalo kalian deket juga dia gakan begitu" kata Shani, alis Gracia terangkat satu

"Koo fasih banget sama sikap dia? Sahabat?" tanya Gracia, Shani menggeleng pelan lalu berbisik

"Dia pacar aku"













—tbc.

Apartement | Shania Gracia, Shani IndiraWhere stories live. Discover now