»eight

4K 223 20
                                    

Ini part full shani x iban ya. Mau baca boleh ngga juga gapapa. Semangat! Lebaran 27 hari lagi!

.

.

.

.

Gracia dan Shani kembali dari lari paginya, dan ketika mereka memasuki apart sudah ada Iban menunggu dengan tangan yang disedekapkan. Menatap Gracia dan Shani bergantian lalu menghela nafasnya lega.

Gracia melirik Shani, kemudian berdehem

"Aku, duluan ke kamar ya" pamit Gracia kepada dua orng dihadapannya.

Sepeninggal Gracia, Iban kembali menatap Shani dan menghampiri Shani

"Kok bisa ada disini?" tanya Shani, Iban menggenggam lengan Shani dan menariknya keluar apart. Gracia bisa mendengar pintu apart yang dihentak keras hingga menimbulkan suara yang gaduh.

Shani hanya terdiam dan tidak bersuara saat ini. Ia tau, Iban sedang dalam kondisi yang tidak baik, oleh karena itu Shani memutuskan untuk mengikuti dan membiarkan Iban membawanya kemana pun yang Iban mau.

Dan sampailah mereka. Iban membawa Shani ke basement parkiran. Dan masuk kedalam mobil Iban.

Shani yang duduk disampingnya hanya berusaha untuk tetap tenang, ia akan bertanya jita Iban sudah terlihat tenang. Cukup lama menunggu dan kemudian terdengar helaan nafas panjang dari mulut Iban.

"Seharian kemarin kemana?" tanya Iban

"Ada, aku sama Gracia" jawab Shani

"Asik banget sampe ga pegang handphone? Kamu tau aku khawatir?"

"Au cuma sama Gracia, itupun diem di apart"

"Seengaknya Shani, kamu ga jawab telpon aku kemarin. Bikin aku uring uringan" lagi lagi Iban berkata dengan nada tinggi

"Trus kalo kamu khawatir kenapa ga dateng langsung aja ke apart?" tanya Shani

"Aku gak ada disini kemarin Shani! Aku di Bogor! Makanya aku telpon kamu!" Iban mencengkram setir mobilnya. Shani terdiam sambil memilin milin baju yang ia pakai.

"Aku udah gak penting lagi?" tanya Iban dengan pelan

"Nggak gitu Sye—"

"Terus kenapa gak jawab telpon aku?" potong Iban lagi. Shani menghela nafasnya dan menangis

"Iya, aku minta maaf" dengan suara yang bergetar, Shani meminta maaf kepada Iban.

"Tolong, aku gak suka kita debat kea gini. Aku cuma suka kamu, dan jangan diperdebatkan." Iban mengelus rambut Shani dengan lembut.

Iban menyenderkan tubuhnya ke jok dan memejamkan matanya.

"Aku takut Shan, posisi aku selama ini terganti sama pendatang baru di apart itu"

"Sye, tolong ngerti. Aku cuma mau bantu Cides aja buat jagain sepupunya. Lagian aku sama Gracia juga cuma temenan" jelas Shani, Iban terkekeh kecil

"Semuanya itu berawal dari teman Shan" lanjut Iban. Shani menyeka airmatanya

"Bukannya kita juga cuma teman?" Iban terdiam. Kata kata Shani cukup membuat Iban terdiam.

"Mungkin kamu cuma anggap aku teman, tapi aku anggap kamu itu sesuatu yang harus aku jaga, aku lindungin, aku sayangin. Gapeduli kamu bales perasaan aku atau nggak. Aku tetep bakal ngelakuin yang terbaik buat kamu" Iban menoleh kearah Shani, kemudian ia mengacak acak rambut Shani. Sekarang Iban mengerti, apapun yang ia lakukan untuk Shani, tidak akan mendapat point plus selain untuk menjadi sahabat terbaik.

Iban memeluk Shani dan meminta maaf

"Maaf ya, aku terlalu overprotektif dan malah bikin kamu ga nyaman. Maaf juga bikin kamu nangis pas lagi puasa gini, semoga gak batal ya" canda Iban, setelah itu pelukan mereka terlepas dan Iban keluar dari mobil. Shani hanya melihat Iban yang keluar dari mobil dengan perasaan bersalah yang besar.









—tbc
Selamat berPAT bagi teman teman yang berPAT:(

Apartement | Shania Gracia, Shani IndiraWhere stories live. Discover now