Hari pertama

61 6 0
                                        

Aku merebahkan kepalaku di atas meja. Rasanya tubuhku bagitu lelah padahal aku sama sekali tidak melakukan apapun pagi ini. Entah lelah atau mager (malas gerak) aku tidak bisa membedakannya.

Hari ini kelasku belum mulai belajar dan mungkin dua hari ke depan juga tidak karena hari ini adalah hari pertama MOS (Masa Orientasi Siswa).

Ingin sekali rasanya aku tidak masuk tapi sekolah sudah mewanti-wanti hal itu. Para guru sudah membagi ruang kelas untuk seluruh murid sebelum libur sekolah dimulai. Jadi tidak ada alasan untuk tidak masuk sekolah walaupun jam kosong karena wali kelas akan tetap mengecek daftar kehadiran saat pagi dan sebelum pulang.

Wow, sungguh guru zaman now.

Sekolahku tetap melaksanakan upacara bendera hari ini. Sekaligus Peresmian Pembukaan Masa Orientasi Siswa Baru. Untung saja tadi pagi aku tidak terlambat datang ke sekolah. Karena tidak ada mama tentu saja semuanya tidak berjalan lancar seperti biasanya. Hampir saja aku dan kak Kurnia terlambat.

Kuangkat kepalaku kemudian mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Hampir semua teman sekelasku memakai seragam baru. Aku menunduk melihat seragam yang kugunakan saat ini. Aku masih memakai baju dan rok lama tapi mama membelikanku kerudung putih baru seminggu yang lalu. Warnanya sangat putih, tidak terlalu kontras sih dengan bajuku karena seragam ini juga terhitung masih baru karena dibeli mama kira-kira saat aku hendak naik kelas dua belas.
Selain khimar, yang baru melekat ditubuhku saat ini adalah sepatu.

Yupz, aku baru dibelikan sepatu baru oleh kak Kurnia kemarin. Sesuai dengan janjinya saat itu jika ia diterima di Universitas impiannya kak Kurnia akan membelikanku sepatu baru. Entah apa hubungannya dengan ia yang masuk kampus incarannya dengan membelikanku sepatu. Aku tidak tahu.

Kembali kuperhatikan mereka, hampir semua teman sekelasku sangat sibuk.

Ada yang berkelompok sambil ngerumpi. Ada yang lagi selfie. Ada yang lagi main handphone sampai lupa diri. Lihat aja dari lehernya yang udah kaku. Enggak bergerak sama sekali saking nunduknya. Dan juga ada kelompok pendiam yang lagi baca buku. Kalau yang seperti ini adalah tipe kumpulan murid terpintar di kelasku. Yang terakhir adalah kelompok gamers. Rata-rata anggotanya itu laki-laki tapi kadang-kadang perempuan juga ikut nimbrung. Mungkin mereka bosan.

Aku kembali merebahkan kepalaku diatas ke meja. Baiklah, aku akan mendengarkan murottal saja, untung hari ini aku bawa earphone. Sekalian aku ingin mengulang hapalanku yang masih sedikit. Aku mengulang surah
An naba (Berita Besar) karena sebelumnya aku memang sudah pernah hapal surah ini tapi sekarang sudah lupa karena jarang diulang.

عَمَّ يَتَسَآءَلُوْنَ ﴿النبإ:١

1. Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?

عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيْمِ ﴿النبإ:٢

2. Tentang berita yang besar (hari berbangkit),

الَّذِى هُمْ فِيْهِ مُخْتَلِفُوْنَ ﴿النبإ:٣

3. yang dalam itu mereka berselisih.

كَلَّا سَيَعْلَمُوْنَ ﴿النبإ:٤

4. Tidak! Kelak mereka akan mengetahui,

ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُوْنَ ﴿النبإ:٥

5. Sekali lagi tidak! Kelak mereka akan mengetahui.

أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهٰدًا ﴿النبإ:٦

6. Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan,

Aiza HasanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang