Awal.

32 5 3
                                    

"Bertemu denganmu adalah takdir, menjadi temanmu adalah pilihanku, namun jatuh cinta denganmu itu jauh di luar kemampuanku."

- Michael William Scott

*****

"Gue meeting sama investor perusahaan sampe malem, jangan boring ya sob. Kalo ada apa-apa jangan sungkan telfon, oke?" Begitu isi memo singkat yang ditempelkan Billy di pintu kulkasnya yang tinggi dan besar itu. Billy memang sedang disibukkan dengan berbagai meeting dengan client maupun para investor yang tersebar di seluruh penjuru negeri bahkan tidak sedikit yang berasal dari luar negeri ikut menyibukkan Billy dalam hal ini.

Mic hanya menatap sekilas lalu membuka pintu kulkas yang mengejutkan isinya. Ternyata temannya yang satu ini sangat perhatian padanya. Bukan hal biasa kalau sekarang kulkasnya penuh dengan minuman dan cemilan. Di situ juga disiapkan bir dan bahan bahan makanan. Mic memang jago masak namun tak hobi minum bir, percayalah. Karena sejak kecil kedua orang tuanya mengarahkan Mic pada hal-hal yang jauh lebih menyenangkan dan menenangkan ketimbang bir.

Ya kembali lagi. Billy bukanlah tipe orang yang suka dan rajin memasak dan makan di apartementnya, ia hobi makan di luar karena baginya itu sangatlah praktis. Billy tentunya sangat menjaga Mic dan terlihat semakin ketat menjaga Mic semenjak ibunya tiada. Ya, ia takut kalau Mic melakukan hal yang tidak tidak walaupun ia tau bahwa Mic bukanlah orang yang tidak berakal sehat. Namun hal ini dilakukan Billy untuk berjaga-jaga jikalau seandainya hal yang tidak-tidak itu terjadi dan dilakukan oleh Mic.

Mic bukanlah lelaki ekstrovert, namun ketika ia percaya seseorang, ia akan menampakkan sisi hangatnya, yang selama ini ia sembunyikan.

Ya, semuanya mengubah Mic dalam sekejap saat itu. Mic yang hangat, yang ceria dan periang, Mic yang sangat suka bergaul dan mencari teman baru bahkan menjadi pelawak dadakan untuk mencairkan suasana saat ia bersama dengan teman temannya seketika sirna. Digantikan oleh Mic yang dingin, cepat putus asa, penyendiri, bahkan terkadang tak mampu mengendalikan emosinya.

Namun ia tak sebegitu menampakkan sisi buruknya pada semua orang. Ia hanya begitu ketika ia benar-benar kalap. Ketika ia tak mampu mengendalikan dunianya.

Tapi tenang gengs, sebentar lagi akan hadir sosok wanita yang mampu mengontrol sisi buruk Mic. Dia yang mampu menjadi penawar lara, Mic. Bersedia menjadi penopang jarak jauh bagi, Mic. Sehingga tak ada ketakutan lagi bagi Mic bahwa ia akan terluka dan kehilangan.

*****

I'll keep you safe till you find what you're looking for, looking for
I'll stay with you till you find the way back home, way back home

Cause i will fulfill, no matter what they say
I still love you, i still love you
You'd never be alone, now look me in the eyes
I still love you, i still love you till forever ooohhhh..

Begitu alunan lagu yang terdengar di segala penjuru florist itu. Ya, sekarang Mic berada di salah satu florist terkenal di Jakarta, sebut saja namanya mawar.

Eh ga deng, nama floristnya Abigail Florist.

"Bunga Lilynya seikat ya." pinta Mic singkat pada salah satu pegawai di sana. Dan langsung disambut sigap karyawan tersebut.

Tidak sampai satu menit, bunga pesanan yang dipinta Mic telah terbungkus rapi dengan balutan kertas coklat dan diikat pita seperti di bawah ini gaisss..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LDR is FUN! (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang