Karena malam sebentar lagi akan digantikan senja matahari merah, Jimin pun memerintahkan para penjaga untuk beristirahat. Pencarian penyusup itu bisa dilanjutkan nanti. Dan lagi, Jimin sendiri lelah.
Jimin menghembuskan napasnya kasar sembari melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya. Di saat dia masuk, dia menemukan sosok Baeyoon di dalam. Gadis itu tengah membereskan kamarnya.
''Oh, Tuan sudah kembali?''
''Um.''
Kali ini Jimin tidak berniat untuk menganggu atau membuat hal yang aneh-aneh pada Baeyoon. Dia lelah. Dan dia sendiri berharap Baeyoon bisa menggunakan waktunya untuk merawat diri.
Oh, ini bukan berarti Jimin peduli pada Baeyoon. Hanya saja...
Forget it, Jim. Otakmu benar-benar sedang bermasalah.
Baeyoon sendiri sempat berpikir mungkin Jimin akan menerkamnya begitu dia masuk, tapi syukurnya tidak. Vampire itu justru langsung menjatuhkan diri di kasurnya.
Dengan santai-meskipun rasa takut sedikit terselip dalam benaknya-Baeyoon mencoba untuk melangkah keluar dari kamar Jimin. Namun, tangan Jimin tiba-tiba menangkap salah satu pergelangan tangan Baeyoon. Kali ini, tidak ada paksaan.
''Aku haus.''
Dua kata itu biasanya terdengar begitu mengerikan. Tapi suara parau Jimin kali ini membuat kesan berbeda. Tidak ada kesan ngeri atau seram di sana.
Baeyoon terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya kakinya melangkah mundur dan gadis itu menjatuhkan bokongnya di pinggir kasur Jimin.
Kemudian, tangan kanan Baeyoon menggeser sedikit kerah bajunya, membiarkan pundak sebelah kanannya terpampang jelas untuk Jimin.
''Aku akan melakukannya selembut mungkin.''
Lembut?
Baeyoon baru saja mau protes, tapi taring Jimin tiba-tiba menusuk permukaan kulitnya. Menyakitkan, seperti biasanya.
Namun selang beberapa detik kemudian, Baeyoon merasa aneh. Tidak seharusnya dia merasa senyaman ini saat makhluk bajingan seperti vampire ini menghisap darahnya.
Jimin tidak main-main dengan ucapannya. Dia melakukannya dengan lembut.
Baeyoon tidak ingat kapan terakhir dia merasakan kelembutan seperti ini. Karena Jimin nyaris tidak pernah melakukan hal ini dengan lembut. Nyaris tidak pernah, kecuali hari ini dihitung.
Sesekali Baeyoon mendesis karena tangan Jimin perlahan menyentuh dada dan pahanya dari luar pakaiannya.
Biasanya Baeyoon akan menangis, tapi kali ini tidak.
Entah apa yang terjadi, tapi Baeyoon sendiri mulai berpikir dia akan baik-baik saja, jika Jimin terus memperlakukannya lembut begini.
***
Short beginning. Hello. Maaf ya lama. :)
Give me a suggestion. Should I really continue this or just let it be this way? :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Tempted
FanfictionKetika populasi manusia mulai berkurang. Ketika vampire menjadi sosok kejam yang ditakuti dan amat dihindari. Moon Baeyoon justru tertangkap, dijadikan ternak bagi Park Jimin, pangeran vampire yang melenyapkan hampir tiga dari empat bagian bumi. ***...