Page IV

5.1K 537 97
                                    

Jimin langsung memeriksa dan menanyai semua penjaga soal penyusup yang katanya masuk diam-diam, tapi dia tidak mendapatkan apa pun.

Siapa pun yang Jimin tanyai akan menjawab dengan jawaban yang sama.

''Kami tidak tahu. Padahal semua penjaga sudah berjaga di tiap sudut kastil.''

Ini tidak biasanya terjadi. Dan Jimin benar-benar frustasi karena gagal menyentuh Baeyoon. Padahal dia benar-benar menginginkan gadis itu malam itu.

Sialan, rutuknya untuk yang ke sekian kalinya.

Jimin menyandarkan punggungnya di salah satu tiang yang ada di depan kastil, seakan tiang raksasa itu menjadi penyangga bangunan besar yang jadi tempat tinggalnya ini.

Angin malam meniup helai demi helai rambutnya, kemudian beberapa helai jatuh dan menutupi matanya.

Kalau diingat-ingat, pertama kali Jimin bertemu dengan Baeyoon itu pada malam hari. Tepat di jam yang sama dengan hari ini.

Sebut sama Jimin tertarik pada pandangan pertama. Ya, pada Baeyoon yang malam itu tengah memetik beberapa tumbuhan herbal.

Mungkin lucu kalau Jimin bilang dia menyukai gadis itu. Tapi sebenarnya, ya. Jimin menyukainya. Dia menyukai Baeyoon dengan caranya sendiri. Dan rasa sakitlah yang akan menyampaikan perasaan Jimin itu pada Baeyoon.

Rasa suka seperti apa, Jimin sendiri tidak tahu.

Tapi sejauh ini, Jimin rasa dia menyukai Baeyoon karena gadis itu pemuas nafsu yang baik.

Ya. Hanya itu saja. Dan tidak ada alasan yang lain.

***

Di sisi lain, di kedalaman hutan di mana tidak ada yang percaya kalau akan ada kehidupan di sana...

''Hyung, kau baru kembali.''

''Um.''

''Habis darimana?''

Laki-laki berambut pirang itu menoleh ke belakang dan tersenyum kecil. ''Aku habis melihat kekasihku.''

''Benarkah?''

Laki-laki itu mengangguk. Dia kemudian kembali melangkahkan kakinya untuk masuk ke satu ruangan. Ruang ganti.

Tidak ada siapa pun yang ada di ruangan itu. Sepi dan sunyi. Nampaknya para manusia yang lain sudah beristirahat.

Oh, tentu saja mereka harus beristirahat. Rencananya penyerbuan akan dilaksanakan sebentar lagi.

Laki-laki itu kemudian melepaskan jubah hitamnya dan meletakkannya di atas bangku kayu, membuka lemari penyimpanan untuk mengeluarkan handuk putih dari dalam sana.

Dibukanya juga kemeja putih yang ia kenakan hingga ia dalam keadaan telanjang dada. Ada garis tegas di perutnya yang membentuk otot-otot perutnya.

Kakinya kembali melangkah, masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh dan membersihkan dirinya. Air mulai mengalir dan membasahi dirinya begitu dia melepas semua pakaiannya dan menyalakan keran.

Kemudian terdengar suara ketukan pintu.

''Sebentar lagi aku akan selesai. Jakkaman.''

Laki-laki itu bergegas menyelesaikan kegiatan bersih-membersihkan dirinya. Diambilnya handuk yang tergantung di dekat pintu kamar mandi dan melingkarkannya di sekitar pinggulnya.

Tangannya kemudian meraih kenop pintu kamar mandi dan memutarnya.

Seorang laki-laki berambut hitam ada di ruang ganti.

''Sudah pulang?''

''Sudah.''

''Bagaimana dengan Baeyoon? Sudah menemukan gadis itu?''

''Aku menemukannya di kastil salah satu bajingan itu. Dia disekap.''

Laki-laki berambut hitam itu bergumam kecil. Matanya mengerjap beberapa kali sebelum dia kembali mengeluarkan suaranya.

''Lalu bagaimana? Kau akan menyelamatkannya, Kim Taehyung?''

''Tenang saja. Aku pasti akan menyelamatkannya. Aku akan membawanya pulang.''

"Kau yakin?"

Laki-laki itu terdiam sejenak, memandangi lawan bicaranya sebelum bibirnya tersenyum.

"Tentu saja. Aku akan membawa pulang harta berhargaku."

***

🐨's:

Yey. Update. Hey guys! Maaf lama ya :)

Jadi intinya Taehyung masih idup. Pendek? Biar kepo, eh.

Butuh update lagi nggak? 🔫

TemptedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang