Karena pada dasarnya, inti dari sebuah pertemuan adalah perpisahan. Hingga pada akhirnya, inti dari sebuah perpisahan adalah penyesalan.
.
.Kyungsoo tersenyum, saat Luhan membangunkannya. Manik matanya menyipit, ketika cahaya mentari menembus kaca jendela dikamarnya. Masih dalam keadaan setengah sadar, entah kenapa, tiba-tiba Kyungsoo bergedik. lalu menanyakan keberadaannya.
"Dimana Chanyeol?"
Luhan tertegun mendengarnya. Perlahan tangannya bergerak, menyentuh pundak seorang Kyungsoo.
"Kau mimpi bertemu dia lagi kan?" kali ini, Luhan tertawa kecil.
Kyungsoo sedikit terperanjat, tanpa berniat menjawab pertanyaan Lhuan, Kyungsoo menggerakan tangannya menyentuh kelopak matanya yang kembali tertutup lalu sedikit menggosoknya.
"Kenapa Kau tidak mengganti jendelamu itu? Aku sedikit tertanggu dengan cahaya pagi yang terlalu banyak menusuk mata" Kyungsoo menatap Luhan Kesal.
Luhan terkekeh geli menatapnya, bukan karena omelan Kyungsoo tentang jendela kamar yang memang seharusnya begitu, tapi karena tingkah Kyungsoo yang masih enggan mengakui perasaannya.
"Bukankah itu bagus untuk kesehatanmu Kyung? Aku rasa, Sinar dipagi sangat baik untuk mengobati hati yang terlihat gundah" Canda Luhan diseratai tawa.
Kyungsoo hanya mengernyit menatap seseorang dihadapannya, tanpa berniat menbalas candaanya Kyungsoo hanya tersenyum lalu menimpalinya dengan sebuah bantal.
"Kau ini bisa aja Han" Puk! Kyungsoo memukulnya dengan bantal yang sedari tadi ia pegang.
Bukannya merengek mendapatkan pukulan dari Kyungsoo, Luhan malah asik tertawa menerima perlakuannya.
"Ayolah Kyung! Akui saja. Jangan membohongi perasaanmu. Jujur saja, Kau pasti merindukannya kan? Haha" Luhan terus menggoda Kyungsoo.
Perlahan pipi Kyungsoo terlihat memerah, bibirnya tersenyum kikuk ketika menatap sahabatnya ini. Memang benar, Kyungsoo merindukannya. Bahkan sangat-sangat merindukannya. Setelah sekian lama Kyungsoo pergi, Ingin rasanya menghubunginya, sekedar mendengar suaranya itu, atau mungkin menanyakan kabarnya, yang semoga saja dia selalu Sehat meski Kyungsoo tidak melihatnya.
"Berhentilah menggodaku! Aku bosan berada dirumah. Sesekali ajak Aku keluar, agar aku tidak menyesal meninggalkan negaraku!" Ucap Kyungsoo sebal.
Luhan tertawa lalu mengangguk dihadapannya. Tidak mau kalah dari Kyungsoo, Luhan kembali menarik bantal dari tangan Kyungsoo lalu tanggannya bergerak memainkan bantal itu, hingga mendarat dikelapa Kyungsoo.
"Kau tidak bisa membohongi perasaanmu Soo! Setiap hari Kau menanyakan Chanyeol? Apa itu namanya jika Bukan rindu yang Kau rasakan?" Puk! Lagi-lagi Luhan memukul kepala Kyungsoo, lalu berlari menjauh dari Kyungsoo.
"Yak!!"
kyungsoo hanya berteriak merutuki seseorang yang masih saja terdengar gelegar tawanya.
...
"Berhentilah minum! kumohon..." Sehun berusaha mencegah Chanyeol yang masih saja meneguk minuman beralkohol.
"Ayo pulang, Chansoo menunggumu.." Ucap Sehun perlahan.
Chanyeol terdiam sesaat, sekeika ia kembali teringat pesan Kyungsoo untuk selalu merawat Chansoo kucing kesayangannya.
"Bukankah Kau berjanji pada Kyungsoo akan selalu menjaganya?" tambah Sehun.
Kali ini hidup Chanyeol benar-benar hancur ketika mendengar nama Kyungsoo. Rasanya ribuan maaf yang setiap harinya Chanyeol ucapkan percuma saja, buktinya Kyungsoo tidak pernah datang untuk menjemputnya pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable (Love Late)
Fanfiction-Chansoo story- -kyungsoo aku tidak tahu apa yang salah dari hati ini, ia masih saja menunggumu meski logika ku tahu, kau tak akan bersamaku. Kehilangan itu menyakitkan. Tapi lebih menyakitkan lagi bila bersama, namun hatinya untuk yang lain. - chan...