The Contest

243 22 1
                                    

****

"APA KAU SUDAH GILA ??" Pekik ku pada Hanna yang membuatnya seketika terkejut "Kau bisa menghilangkan nyawamu sendiri !!"

"Tapi tidak ada cara lain Greyson !! Hanya ini jalan satu-satunya"

"Tidak! aku tidak menyetujui saran gila mu itu Hanna"

"Grey tolonglah mengerti. Ini demi kebaikan Hime"

"Tapi tidak untuk kebaikan mu !! Kita masih punya banyak waktu untuk mencari donor jantung dari orang lain "

"Tapi--"

"Tidak ada tapi-tapian Hanna. Bisakah kau mengerti sedikit kalau aku tidak ingin kehilanganmu" ucapku sambil menatap wajahnya yang kini merona namun kedua mata indahnya itu masih berkaca-kaca menahan tangis.

Ku letakan kedua tangan ku pada bahu Hanna "dengarkan aku, sudah cukup kau menderita selama ini. Sudah cukup Hanna"

"Tapi aku tidak mau hidup tanpa Hime!"

"Tidak ada yang akan meninggalkan mu Hanna. Percaya padaku, kalian akan terus bersama-sama"

Air mata Hanna mulai membasahi pipinya itu.

"andai aku bisa melihat. Aku pasti tidak akan menjadi manusia tidak berguna seperti ini" Hanna memukul-mukul kepalanya sendiri

"Hanna hentikan !!" ku tahan kedua tangannya agar berhenti memukuli dirinya sendiri karena itu tidak akan berhasil "masih ada aku disini, aku akan selalu disampingmu. Kau mempunyai banyak bakat ! kau bukan manusia tidak berguna"

Tangisan Hanna semakin kencang. Ku rengkuh tubuhnya kedalam pelukanku "Menangislah sepuasmu jika itu bisa membuat perasaanmu nyaman"

Ku biarkan air mata Hanna membanjiri kaus yang sekarang ku kenakan. Ia menangis terisak tanpa henti. Setelah beberapa lama tangisannya mulai mereda. Ku usap lembut rambutnya agar ia berhenti menangis

"sudah lega ?" tanya ku padanya. Ia hanya mengangguk sambil mengusap air matanya "kau mau ku nyanyikan sebuah lagu ?" tanyaku pada Hanna

"memangnya kau bisa menyanyi ?"

"hhh kau meremehkanku -_- ayo akan ku nyanyikan beberapa lagu ku" Aku menarik tangan Hanna menuju piano miliknya yang terletak di ruang tamu.

Hime's POV

Bosan.

Hanya itu ungkapan yang dapat ku katakan saat ini. Aku sangat jenuh berada disini. Sudah satu minggu aku di rawat dirumah sakit ini. Aku lebih memilih di rawat dirumah dari pada dirumah sakit ini. Setiap hari. Setiap pukul 2 siang aku selalu menunggunya untuk mengunjungiku. Laki-laki berambut coklat dan berkulit putih pucat. Siapa lagi kalau bukan Greyson. Ia selalu merasuki pikiranku. Dan terkadang membuat ku merasakan ada kupu-kupu yang terbang dari dalam perutku setelah ia mengatakan kata-kata manis padaku.

"Hanna kau mau buah ?" tanya Caleb yang membuyarkan lamunanku

"tidak terima kasih" ucapku dengan senyum yang di paksakan

Aku terus berharap Greysonlah yang menemaniku. Namun kenyataannya sebaliknya. Bukannya aku tidak senang jika ditemani Caleb namun terkadang aku pusing mendengar ocehannya yang tidak karuan. Aku hanya menganggap Caleb sebagai kakak ku; tidak lebih.

"Hime maafkan aku. Aku tidak bisa menemanimu sampai sore karena aku harus mengantarkan Ibu ku ke rumah sakit"

"Oh ya tak apa. Sampaikan salamku pada Ibu mu agar lekas sembuh"

Angel From OklahomaWhere stories live. Discover now