1. fangirl mode on

123 8 4
                                    

All we had was love...
You took me higher...
Give me that sweet sweet fire...
In the setting sun...
The tide go higher...
And we caught fire...

Lagu itu terdengar melalui earphone milikku saat aku berjalan menyusuri jalan di Norwegia, negara yang sekarang menjadi tempat tinggal ku. Pagi yang cerah dengan angin yang sejuk berhembus serta kicauan burung yang terdengan berirama bagaikan alunan nada. Hari ini adalah hari pertamaku sekolah di Highschool- yang lumayan terkenal di Norwegia. Untung saja rumahku dengan sekolah jaraknya cukup dekat sehingga walaupun berjalan kaki saja tidak akan lelah.

Bagaimana hari ini ya? Aku harap aku tetap bersama Diandra disekolah, menjadi siswa baru di sekolah asing dan berusaha akrab dengan banyak orang.

"Woy.. Ona!" Tangan Diandra menepuk bahuku, aku langsung melepaskan earphone ditelinga kananku.
"Hum?"
"Ah lu pagi-pagi udah dingin aja."
"Bodo."
"Gw gak sabar lagi buat 2 hari kedepan."
"Oh, sama."
"Dih lu! Jangan cuek banget napa.. Pantes gak ada yang suka."
"Marcus suka gw kok."
"Dih sok.."
"Ya emang"
"Yodah"

Diandra cuma diam seribu kata, mungkin dia tidak mau mendengar kata-kata singkat yang keluar dari mulutku. Aku memang gadis dingin tapi Diandra gadis yang ceria. Sifat kami jauh berbeda makanya kami bisa melengkapi satu sama lain sebagai sahabat.
Kami berdua masuk ke halaman sekolah yang lumayan luas. Sekolah ini sungguh ramai, banyak pelajar yang berambut pirang atau coklat dan juga kebanyakan berkulit putih.

Diandra bertanya dimana kantor guru kepada sekelompok siswi yang tadinya melewati kami. sedangkan aku cuma diam sambil mendengarkan musik dan melihat-lihat sekitarku. Sekolah ini tidak seperti di Indonesia, kami boleh memakai baju bebas yang kami mau.

Tiba-tiba tanganku ditarik sehingga kakiku reflek mengikuti arah kemana aku dibawa. Diandra sepertinya sudah tau dimana kantor guru berada.

"Woy pelan-pelan dong!" Memandang sinis Diandra seraya mematikan musik yang ku dengar.
"Sorry.. Kantor gurunya di samping ruang bk loh." Dia berhenti menarik tanganku lalu kami berjalan seiringan.
"Oh.. Dimana?"
"Ikutin gw aja.. Ah lu makanya belajar bahasa inggris."
"Serah."

Aku mengikuti Diandra yang sedari tadi berjalan didepanku. Dia masuk ke sebuah ruangan dan kulihat sepertinya itu ruang guru karena disana ada beberapa orang yang lebih tua dari kami, umurnya sekitar 20 tahun keatas atau lebih. Diandra berbicara dengan seorang guru wanita sebentar. Diandra kemudian menarikku hingga aku melangkah mengikutinya.

"Kemana?" tanyaku.
"Ke kelas. Itu ada Wali kelasnya."
"Oh..."

Kami menunggu didepan kantor dewan guru, wanita itu keluar dan tersenyum kepada kami. "Follow me." Ucap wanitanitu. Kami mengikutinya hingga kami memasuki sebuah kelas yang awalnya ribut dan ketika kami datang langsung diam.

"Hello, Good morning. How are you today?" Sapa guru itu kepada semua muridnya.
"I'm fine, and you?" balas seluruh muridnya.
"i'm fine too. Okey, we have new student from Indonesia. So, introduce yourself." Suruh wanita itu.
"Hi! my name is Diandra Diandra, you can call me Dian. I'm 16 years old." Diandra memperkenalkan dirinya terlebih dahulu.
"Hello, my name is Riona Desyca, you can call me Ona. i'm 16 years old." Sambungku
"Nice to meet you guys!" Ucap kami berbarengan.

Mereka semua memberikan senyuman, sungguh orang Norwegia itu ramah-ramah tenyata. Aku dan Diandra duduk sebangku, kami duduk dibagian belakang dipojok bagian kanan. Kami belajar seperti biasa, kami pulang jam 3 sore. Ah, melelahkan.

More Than MMerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang