vi | fajarnya dan aku

185 19 1
                                    

fajarnya meminta ampun kepadaku

ucapnya; bumi disesaki egoisme
modus tantrum dan sewajarnya tidak; namun terjadi; berulang kali

fajarnya menengadah di hadapanku

kuelus pucuk kepalanya dan kataku; teringat kaset milik ayahku

yang pernah tersimpan di dalam lemari hujatan tetangga juga rekan kerjanya

fajarnya menyendu; pilu dan tersedu

geraknya bergemuruh pun bisik bergema di sepanjang arus; kepalaku terantuk sedang kaki terjegal

meringis

namun fajarku tak pernah mengeluh; ia hanya ribut dan riuh; sesekali mengaduh dan merengkuh.

AdiksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang