Wa

648 18 3
                                    

Brak!

Pintu kelas terbanting oleh tendangan kaki Jye, lantas Jye masuk dan menghiraukan teman-temannya yang diam terkejut. Mendudukkan diri di kursi singgasananya.

"Selamat pagi, anak-anak!" Sapa Bu Irene dengan senyuman seperti biasa. Muridnya pun membalas tak kalah heboh, "Hari ini kalian kedatangan teman baru."

"Cantik, yuhu!"

"Culun bat apaan!"

"Lonte baru?"

"Widi... anak baru!"

"Sini kenalan sama kakak...!"

"Hahahahaha!"

Seperti itulah keadaan kelas XI-4. Banyak yang berbisik-bisik, menghujat, terpesona, diam, acuh, berisik, dan lain-lain.

"Ayo, kenalkan dirimu." Kata Bu Irene lembut, lalu duduk di kursinya.

Ruyy menahan napas ketika pertama kali melihat kelas barunya. Dirinya takut bercampur gugup. Semua pasang mata menatapnya, namun beberapa sibuk dengan kegiatannya sendiri seperti yang Jye lakukan di mata Ruyy.

"Perkenalkan, nama aku Ruyy. Double Y. Aku pindahan dari SMA Bitchy 21. Salam kenal semuanya! Semoga bisa berteman baik dengan kalian."

Ruyy menunduk 90 derajat lalu bangkit.

"OK. Tidak ada pertanyaan. Kalian bisa bertanya pada Ruyy nanti. Ruyy bisa duduk di bangku yang tersisa," ucap Bu Irene, "sekarang, kita mulai pelajaran hari ini."

Ruyy melirik sekeliling sebelum menemukan satu bangku kosong di belakang. Dia tersenyum ketika melihat Jye di belakang bangku itu. Segera, ia melangkahkan kakinya untuk duduk.

"Halo lagi, Kak!" Ucap Ruyy girang sambil tersenyum. Jye mengalihkan fokusnya dari ponsel dan mendongak.

"Jangan panggil gue kak! Gue bukan kakak lo. Panggil gue Jye aja. Oh iya, sekilas info aja, ya. Kelas ini make hukum rimba. Jadi lo kuat-kuatin diri sama batin di kelas ini. OK." Kata Jye cuek lalu beralih ke ponselnya lagi.

"Jye, lo kenal anak baru ini?" Ujuy terlihat kepo dan Jye hanya mengangguk, "gak biasanya."

"Halo, aku Ruyy. Kamu?" Ruyy menjulurkan tangannya di depan Ujuy, dan dibalas singkat.

"Udah kenal. Gue Ujuy," balasnya singkat, "gue gak yakin anak baru modelan gini tahan di kelas kek gini."

Ujuy melirik atas-bawah Ruyy, membuat gadis yang ditatapnya menjadi kikuk.

"M-maaf,"

"Gak usah minta maaf, anggep aja dia jalang yang ngerebut suami lo." Ucap Jye tersenyum dan mematikan ponselnya.

"Bangsat! Gue bukan pelakor, su!"

"Bacot. Jangan masukin hati kata-katanya Ujuy tadi. Gue pernah jadi murid baru kek lo dan itu gak enak banget. Jadi karena gue baik hati dan tidak sombong. Ntar ngantin bareng kita, OK?" Jye tersenyum pada Ruyy setelah berkata panjang lebar.

"Ka- eh, Jye baik banget!" Ruyy tersenyum.

"Alah, muka dua dia. Jangan percaya. Awas laki lo direbut, mampus lo." Ujuy berujar.

"Iya. Aku... boleh jadi... temen kalian?" Ruyy bertanya was-was.

"Boleh lah. Tapi karena gue pemes dan hitz di sekolah ini, sekali lp temenan sama kita, lo gak bisa keluar." Ujuy mengeluarkan buku-bukunya.

"Oke, Ujuy!"

"Halah bacot. Kantin kuy!" Ajak Jye ke Ruyy.

"Tapi kan ini masih pelajaran...." - Ruyy

"Ah udahlah. Ntar aja." Ujuy menyela.

"Gabut, bangsat!" Jye menidurkan kepalanya di meja dan Ruyy berbalik untuk mendengarkan guru barunya mengajar di depan.

_

_

_

_

_

Eh, ada yang bisa bantu gue ga?

Kenawhy ya gue kalo denger kata daddy itu ambigu langsung?

:(

Gue terlalu terobsesi apa begimana sih?

Hnghhh :(

Daddyyyy.gg

FakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang