Pan

255 9 0
                                    

"Eh, itu siapa?"

Mereka noleh. Ujuy sama cewek gak gue kenal.

"Gimana make-up gue?" Ujuy dengan lagaknya, nyombongin diri. Itu beneran Ruyy? Kok gue ga perceye sih?

Apa karena kuncir duanya ga ada?

"Ini aku, Tanteeee! Iih!" Iya, suaranya Ruyy banget. Gue berjalan ke lemari nyari baju. "Tante jangan-jangan cantiknya karena dirias Ujuy, ya?"

"Enak aja!" Sela gue langsung. Ya kali muka cantiq alami gue hasil campur tangan kotor si Ujuy? Ya enggaklah, gila! "Gue itu cantik alami turunan dari emak gue."

"Terus ibunya Tante di mana?" Tanya Ruyy.

"Udah meninggal." Balas gue acuh, masih nyari baju sama daleman, "waktu ngelahirin gue."

"Oh, maaf. Gak tau." Bisa gue tebak dia kaget. Udah biasa gue liat semua orang bakal bilang gitu.

"Sans."

Gue ngambil baju dan segera ganti di ruang ganti pribadi cem yang ada di mal-mal. Bedanya, kamar ganti gue itu luas dan tersembunyi di balik lemari.

****

Setelah kita bertiga udah cantik-cantik luar biasa, kita keluar dari kamar gue dan turun ke lantai dasar tempat bersemayamnya setan-setan pembobol keperawanan. "Daddy! Bang Chanyeol! Bang Suho! Aku pergi dulu, ya?"

"Ke mana?" - Chanyeol

"Nobi. Ikut yu, Kak!" - Ujuy

"Oh. Ga ah. Makasih." - Chanyeol

"Gece anjir!" - Jye

"Permisi, Kak," - Ruyy

"Pulang jangan malem-malem atau Daddy hukum kamu!" - Daddy

Sumpah ini gue ambigu.

Daddy siapa sih?

"Yes, Daddy!" - Jye

"Cem bebege lu, setan!" - Ujuy

"Pulang jangan mabuk! Awas aja mabuk! Abang terkam ya kamu!" - Junmyeon

"Terkam aja, Bang! Adek gak takut!" - Jye

Ini jalan ke pintu aja jauh tapi suara mereka itu bisa ngegema di rumah ini. Jarak lift ke pintu itu 50 meter, jadi butuhin tenaga ekstra buat nyampe pintu doang.

Hnghhh ya udah.

Kalo kata Daddy sama abang-abang sih, buat olahraga.

Padahal olahraga tuh naik turun lantai 1-21 pake tangga.

Setelah sampai di pintu dan keluar dari rumah, gue ngomong ke supir pribadi gue buat gak usah dianterin. Gue gak mau jadi pusat perhatian. Sumpek.

"Yang nyetir lu aja, Juy!" Kata gue ke Ujuy yang geleng kepala.

"Ogah! Mager gue." Si anjeng.

"Bangsat. Ruyy, bisa nyetir mobil nggak?" Ruyy geleng doang. Hnghhh. Gue lagi yang nyetir.

"Yodah. Duduk belakang, ya, Ruyy. Ujuy biar di depan. Suka mabok darat dia."

"Kaga, bangsat!" - Ujuy

"Alah lagaklo."

"Kata tadi mau nyetir lo, bangsat! Gece, monyet!" - Ujuy

"Yodah. Masuk kandang sana."

"Yeu!"

Mereka masuk kan tuh. Gue yang jadi supir. Sialan. Dan gue mulai nyalain itu mesin mobil dan cus ke bioskop terdekat.

"Ajakin si peler gih." Kata gue ke Ujuy yang sibuk ngakak liatin OA-OA receh di Line. "Woi, Juy!"

"Ha? Apa?"

"Goblok. Ajakin si silit tapir ke bioskop elah." Kata gue.

"Yeu. Sabar. Gua lagi ngetik."

"Bacod."

"Tan, kita mau nonton apa?" - Ruyy

"Hm... enanya apa, ya?" Gue mikir sambil tetep nyetir, "shopping aja apa, ya?"

"Ye bangsat, kata tadi nonton!" - Ujuy

"Bacrot! Iya-iya! Nonton horor aja. Film baru tuh bagus keknya. Yang judulnya Isteriku Mimi Peri."

"Hm, keknya sawan gue ntar nonton itu pilem. Setannya jijikin banget, bangsat! Kasian gue sama aktornya. Ganteng-ganteng ketempelan." - Ujuy

"Mukanya sama padahal kek lu."

"Anjing!"

"Guk guk!"

Terus gue nyari parkiran dan parkir. Kita turun dan liat jadwal. Masih lama. Lagian ini masih setengah delapan.

"Bentar gue telpon mereka." - Ujuy

"Mereka siapa, jing? Ajak Daniel doang, asu! Itu bekicot sawah ngapain lu ajak juga?!"

"Bacot! Diem! Sssttt!" Ujuy neken telunjuknya di bibir sambil melototin gue.

Sialan.

"Kak Daniel mau ke sini?" - Ruyy

"Iya. Tu anak biasa maen bareng ma kita. Kasian dia jones abis. Sok-sokan playboy sih. Mampus."

"Ohh, aku kira dia udah punya pacar." - Ruyy

"Kenapa? Lu suka sama dia?"

"E-eh, enggak! Enggak suka kok!" - Ruyy

"Ya udah si b aja."

"WOI PLER JAN BECANDA, BANGSAT!" - Ujuy

Malu-maluin, bangsat, si Ujuy!

"Berisik lo, taik!" Gue peringatin Ujuy.

"B a c o t." Kata Ujuy ngadep ke gue tapi gak make suara. Babi emang.

"Ya ya serah. Hm. Buru sini, anjeng! Itu Rafael ajak juga gak papa. Jye kangen katanya." - Ujuy

"GUE GAK KANGEN, YA!"

Telat. Teleponnya udah dimatiin. Keparat emang si Ujuy.

"Ntar mereka sini. Tunggu aja."

"Ngafe dulu, yuk. Aku laper nih belum makan."

Dan akhirnya kita bertiga nyari kafe buat ganjel perut dan nunggu dua biji peler yang nempel banget kek gak bisa lepas.

Iya. Ini nungguin si Daniel sama Rafael.

_

_

_

_

_

Liat bintang inget ***** :(

G

FakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang