Reflection

288 48 1
                                    

SEORANG GADIS

Langkah kaki seorang gadis berseragam SMA mengisi hening jalanan pada malam hari.

Kecerobohan membuat ia ketinggalan kereta sehingga harus pulang lebih telat dari biasanya. Sebuket bunga mawar dipeluk erat, gadis berambut pirang itu tersenyum bahagia. Tanpa menyadari keheningan yang datang saat ini begitu sangat tidak masuk akal sekali.

Langkah berhenti, manik melebar takut menatap siluet gelap seorang pria.

Berdiri tepat di depannya, menatap tajam seolah baru saja menangkap seorang pencuri.

Pria berambut orange itu melangkah maju, Sang Gadis melangkah mundur.

"Kau adik bajingan itu."

Tubuh gadis berusia 16 tahun tersebut bergetar tanpa sebab, "Kau mengenal Kei-nii san?"

"Kakakmu telah merebut orang yang kucintai."

Yachi Hitoka melebarkan pupil matanya, "Kau tau dimana dia?Kakakku?! Dia menghilang sejak kekasihnya meninggal." Entah dari mana datangnya keberanian seperti itu. Hitoka hanya ingin saudara yang amat ia sayangi baik-baik saja.

Tersenyum miring, lelaki itu mendorong kasar tubuh mungil Hitoka ke tengah jalanan yang sepi.

Buket mawar terlepas dan berserakan di tengah jalan, Sang Gadis menatap takut sekaligus bingung.

Masih dalam posisi duduk menatap pelaku yang mendorongnya tanpa sebab.

Tubuh gemetar takut, air mata mengalir pasrah.

Sejenak waktu berhenti bagi Sang Gadis.

Tatapan penuh kebencian, sebaris kalimat yang mengejutkan diri.

Klakson mobil saling menyahut, Sang gadis menatap nanar lampu mobil yang menyorot dirinya.

Suara tabrakan yang begitu keras.

Kelopak mawar yang berserakan.

Di akhir alam sadarnya, Hitoka masih bisa mengingat dengan jelas ucapan Sang pemuda asing.

"Kakakmu hanyalah budak cinta kekasihku,"

"dan sekarang, dia bersembunyi untuk mati."

.

.

.

***

Netra terbuka, sebuah ruangan gelap menyambut Hitoka.

Apakah ini mimpi? Kenapa semuanya terasa begitu jelas.

Rasa nyeri menyerang dada gadis itu, mendongak menatap bayangan dirinya sendiri pada cermin.

Sejak kapan?

Air mata mengalir tanpa sebab, apa ini?

Hitoka melihat wajahnya, namun kenapa ia juga bisa melihat wajah kakaknya?

Bayangan dirinya pada cermin berganti menjadi sosok gadis yang amat dikenal oleh Hitoka.

Rasa sesak dan emosi meluap tanpa henti, (Name) tersenyum mengulurkan tangannya.

Seolah mengajak Hitoka untuk masuk ke dalam cermin.

'Kakakmu hanyalah budak cinta...'

Gadis muda itu berteriak menutup kedua telinganya, sederet kata-kata umpatan yang bersifat mengusir lolos keluar dari bibir.

Cermin pecah tanpa timbulkan suara.

'Aku akan melindungi dan berada di sisimu selamanya'

Bersama dengan tangisan pilu seorang remaja dan gelak tawa yang terdengar aneh.

'Pembohong!'

***

"Who

do you

see

in the

mirror?"

WINGS || KarasunoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang