MAMA

292 50 2
                                    

KESEDIHAN

Satu-Satunya ekspresi yang dipancarkan oleh lelaki itu hanyalah kesedihan. 

Terus menerus, tanpa henti.

Yang ada hanyalah air mata, senyuman lembut yang selalu menjadi ciri khas seorang Sugawara Koushi telah lenyap entah kemana.

Pergi begitu saja seolah enggan untuk kembali lagi.

Detik suara alat patient monitor, tetes suara air pada kantong infus yan terpasang seolah menjadi melodi yang mengerikan bagi dokter tersebut.

Rambut pirang dibelai lembut, menatap sakit ke arah gadis remaja yang terbaring kaku di ranjang rumah sakit.

Air mata jatuh, lagi dan lagi tanpa henti.

Sugawara merasa dalam titik paling terpuruk dan menderita.

Tidak cukup atas kabar menghilangnya Sang Putra Sulung.

Kini Kecelakaan mobil yang merengut kesadaran putri bungsunya seolah menjadi tikaman keras di jantung pria itu.

Apakah semua orang sudah mencoba untuk meninggalkannya?

Tidak cukupkah ia merasa menderita saat kehilangan istrinya?

Tidak cukupkah ia menjadi orang baik selama ini?

Hening temani air mata, jarum jam berdetak pelan bersama desah napas putrinya yang terbaring koma.

Sugawara tidak bisa menerima kenyataan bahwa putrinya harus mengalami kejadian mengerikan tepat di hari ulang tahunnya.

Padahal mereka sudah berjanji untuk merayakan bersama.

Padahal Sugawara sudah mengambl cuti atas pekerjaannya.

Padahal Sang Putri sudah rela jauh-jauh membeli sebuket mawar untuknya.

Ini salah

Ini tidak seharusnya terjadi padaku

Masih terbayang percakapannya dengan seorang detektif yang menyelidiki kasus pembunuhan seorang gadis.

Tidak percaya ketahui fakta bahwa korban dan pelaku memiliki hubungan dengan putra sulungnya.

Tidak percaya ketahui fakta bahwa putri bungsunya merupakan saksi penting dan menjadi orang terakhir yang menerima pesan dari korban.

Kenapa keluarganya bisa sampai terseret kedalam hal semacam ini?

Mata berkilat penuh emosi, Sugawara berdiri menatap tajam wajah tertidur putrinya.

Sebuah jarum suntik muncul kala pria itu merogoh kantong jas dokternya.

'Dunia terlalu mengerikan untukmu.'

'Tidak akan ayah biarkan Kau bertemu dengan orang-orang itu.'

Cairan berisi obat yang cukup berdampak buruk disuntikkan pada kabel infus sang Putri.

Sugawara tersenyum walau tahu tindakan yang dilakukannya ini sangatlah tidak waras.

Walau tahu ini salah ia tidak punya pilihan lain.

Ia hanya ingin Sang Putri tidur dengan tenang untuk sementara waktu.

Membuatnya koma dalam jangka waktu panjang lebih baik dari pada mencabut nyawanya.

'Tertidurlah sampai Kau mati sayang.'

Jemari lemah digenggam erat.

'Jangan takut, aku sebagai ayah dan ibu juga akan disisimu sampai mati. Begitu juga kakakmu.'

***

"You

gave

me

uncondititionally

you

were

my support

you

can

lean on

me now

I'm

always

by Your side"

WINGS || KarasunoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang