14

1.4K 107 0
                                    

Arjuna pulang. Pukul 18.00 WIB ia baru menginjakan kakinya di rumah dan itu cukup membuat Hara sedikit khawatir. Namun perasaan itu berubah menjadi bingung karena melihat Arjuna yang mengernyitkan dahi dan menggaruk-garuk kepalanya.

Si Juna kutuan?

"Kemana aja lo? Tumben nggak langsung pulang. Untuk nggak diculik Kalong Wewe."

"Bacot ah lo. Lagi pusing gue," balas Arjuna seraya duduk di samping Hara.

"Lo sakit?" tanya Hara seraya menempelkan punggung tangannya ke kening Arjuna.

Dan entah kenapa, saat tangan gadis di sampingnya itu mendarat di keningnya ada sesuatu yang tak beres di dalam diri Arjuna. Sesuatu yang berkecamuk dan masih abstrak. Tak jelas dan masih samar. Bergejolak dan terus membara. Entah apa tapi ini menyenangkan selama momen membingungkan ini masih berlanjut.

Arjuna menatap Hara lekat-lekat sambil memikirkan apa yang dikatakan Abimanyu di rooftop sepulang sekolah tadi. Apa benar ia menyukai gadis ini? Tapi jika memang tidak, ia tidak akan merasa kacau begini kan?

"Lo—kenapa natap gue kek gitu?"

Tersadar, Arjuna pun tertawa sebagai pengalihan. "Muka lo lucu. Tegang ya mbak di tatap sama cowok ganteng, kece, pinter, tinggi, jago main basket, mach—"

"Gak bisa nyanyi, nyebelin, laknat, mandinya lama, suka begadang, bau ketek. Mau disebutin lagi?"

"Lo mah ganggu quotes gue ih. Bangsul lo."

"Quotes konon."

Arjuna tersenyum. Tiba-tiba saja. Melihat Hara tertawa karenanya entah mengapa perasaan senang senang membuncah di dadanya. Ya, itu hal yang wajar.

"Jun."

"Ya?"

Hara menoleh ke arah Arjuna, "Gue kan minta lo buat ngajarin pelajaran Fisika, lo bilang ada syaratnya kan? Apa syaratnya?"

"Oh itu. Gini, waktu kemarin-kemarin gue ketemu sama ibu-ibu, dia kayaknya nggak punya siapa siapa di Jakarta terus dia udah cukup tua gitu. Kalo dia tinggal di rumah, lo ngijinin nggak? Ada kamer kosong soalnya deket dapur, sayang kalo nggak keisi," tutur Arjuna panjang lebar.

"Gue sih gimana lo aja. Orang lo yang punya rumah kan? Lah, gue juga sama-sama tamu disini kenapa nanya pendapat gue?"

"Ya tapi seengganya lo udah jadi bagian dari keluarga," ucap Arjuna yang membuat sukses membuat hati Hara tersentuh.

"Terus sekarang dia dimana?"

"Dia di kosan temen gue, soalnya gue belum minta izin lo. Lagian ibu itu asik kok kalo ngobrol bisa nemenin lo kalo gue atau Zahra belum pulang. Oke?"

"Oke."

"Gue mau mandi dulu, abis Isya langsung belajar di kamar gue. Bawa buku lo jangan pake yang gue," ucap Arjuna seraya pergi meninggalkan Hara yang tengah tersenyum.

Dia lakuin itu biar ada yang nemenin gue. WOW.

***

Living TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang