17

1.2K 92 9
                                    

Sesak. Itu yang dirasakan Arjuna saat ini. Bagaimana tidak, gadis yang ditunggunya berjam-jam pergi bersama pria lain. Padahal ia sudah sabar dan menahan diri agar tidak segera pulang lalu menjatuhkan diri diatas kasur. Mencari posisi ternyaman dan melepaskan segala lelah yang didapatinya di sekolah.

Arjuna kecewa. Tapi ia tidak berhak untuk itu. Lagipula Hara bukan siapa-siapa Arjuna. Mereka tidak mempunyai hubungan yang spesial. Dan kini terdapat retakan kecil di hati Arjuna.

Mungkin Hara suka sama orang lain.

Kata-kata itu terngiang-ngiang di kepalanya. Membuat dadanya semakin sesak. Sebenarnya ia ingin mencari tahu apakah yang ia pikirkan ini benar atau tidak. Tapi ia terlalu takut untuk mengetahuinya. Takut kecewa atas kebenarannya.

Dalam soal cinta, Arjuna ini seorang pengecut.

Bahkan pagi ini, ia meninggalkan Hara dan tidak berangkat bersama lagi. Mencoba membiasakan diri tanpa gadis itu.

"Ra, kakak kamu dimana?"

Zahra mengernyitkan dahinya, bingung. "Aku liat Kak Juna udah berangkat duluan. Aku kira Kak Hara bareng sama Kak Juna."

Hara terdiam. Sudah beberapa hari Arjuna terlihat cuek. Bicara pun sangat irit sekali seperti stok suaranya sudah habis. Sikapnya itu seperti menganggap Hara tidak ada—tembus pandang. Dan Hara merasa ada yang hilang.

"Kak," Zahra menggerak-gerakkan​ tangannya di depan wajah Hara, membuyarkan lamunan gadis itu.

"Hm?" Hara mengerjap kaget.

"Mau berangkat bareng aku naik angkot?"

"Boleh," balasnya tersenyum.

Arjuna, lo kenapa sih?

***

Hara sudah sampai di kelas. Netranya menangkap sosok Arjuna yang tengah mengobrol bersama Abimanyu, Angga, dan Deni. Dan ya, Arjuna bahkan tidak menyadari kedatangannya.

Hara pun meletakan tasnya, berjalan ke arah Arjuna. Ingin sekali dirinya bertanya kenapa sikap Arjuna berubah. Ia ingin tahu alasannya.

"Jun," panggilnya yang tanpa digubris si pemilik nama. Kembali mengobrol bersama ketiga sahabatnya seakan tak mendengar apapun.

"Juna!" Hara mulai geram.

"Juna," panggil Abimanyu yang membuat Arjuna menghentikan candaannya, "Hara manggil tuh." Arjuna pun menghentikan candaannya dan menoleh ke arah Hara. Oh, Hara sungguh harus berterimakasih kepada Abimanyu.

Arjuna menaikkan alisnya, bertanya ada apa. Sudah kubilang kan dia menjadi sangat irit bicara kepada Hara.

"Gue mau ngomong sebentar."

"Tapi gue lagi ngobrol sama mereka. Nanti aja ya." Dan tepat setelah itu Arjuna kembali mengobrol dan bercanda bersama yang lain. Menyisakan Hara yang mematung di tempat menatap tak percaya. Membuat Abimanyu merasa iba terhadap gadis itu.

Dengan mata yang sedikit berkaca-kaca, ia pun meninggalkan Arjuna dan yang lainnya. Kembali kepada Lalisa dan Farah yang menatap heran.

Meski mereka sering bertengkar dan berdebat tapi mereka dikenal sangat akrab oleh penduduk kelas. Bahkan saat ini mulai tersebar bahwa mereka berpacaran karena sering terlihat berangkat sekolah bersama. Dan saat ini rumor itu kian meredup bersama dengan sikap cuek yang Arjuna tampilkan hanya untuk Hara.

Living TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang