20

1.3K 101 12
                                    

Nafas Arjuna yang hangat terdengar terengah-engah. Dengan jelas Hara merasakan hal itu karena hidung mancung Arjuna sedang berada di ceruk lehernya. Membiarkan nafas hangat Arjuna menjalar di sekeliling leher jenjang milik Hara.

"Maaf," ucap Arjuna lirih.

Arjuna meneteskan air mata, membuat bahu Hara yang berlapis seragam sekolah terasa basah.

"Jun?" Hara menolehkan wajahnya sedikit. Tapi tak lama ia segera berpaling ke arah yang berlawanan. Karena apa? Karena jika Hara menoleh ke arah Arjuna beberapa senti lagi maka selesai sudah mereka. Mereka akan berciuman di tengah koridor dan akan segera dikeluarkan dari sekolah.

"Maafin gue, Har." Arjuna makin mempererat dekapannya. Membuat semua siswa dan siswi menonton adegan itu. Bahkan beberapa siswi berteriak histeris sepeeti kerasukan.

"Lo mau maafin gue kan?" Arjuna mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah Hara. Membuat hidungnya yang mancung bersentuhan dengan pipi chubby Hara.

Hara mengangguk dengan setetes kristal bening lolos dari kelopak matanya. Ia tidak akan pernah bisa membenci Arjuna. Sebagaimana pun pria itu memperlakukannya ia tidak bisa membencinya. Tidak akan.

Hampir seluruh siswa dan siswi di sekitar koridor mematung di tempat, menyaksikan adegan yang tengah terjadi. Beberapa diantara mereka ada yang berteriak histeris.

Tapi ada satu siswi yang sangat membenci dengan apa yang dilihatnya sekarang. Wajahnya yang semula ceria berubah menjadi dingin, rahangnya mengeras, nafasnya terengah, ia meremas kuat rok bagian belakangnya.

Ia cemburu.

"Beraninya dia rebut Arjuna," gumam Irene.

***

Kini, Hara dan Arjuna sedang makan es krim di dalam lapangan bola tak jauh dari sekolah. Mereka sedang berdiri di dekat tangga sambil menatap lapangan bola yang lenggang.

Entah kenapa, hari ini Arjuna ingin sekali membuat Hara tersenyum sepanjang hari. Bahkan jika Hara meminta Arjuna menjadi babu dalam satu hari, Arjun akan melakukannya.

"Gue nggak nyangka lo nggak kena remed," ejek Arjuna membuka percakapan.

Hara yang tengah memakan es krim pun tersinggung lalu mendelik ke arah Arjuna.

"Gue itu emang pinter dari zigot, sih," ucap Hara tersenyum sambil menaikan kedua alisnya singkat—menyombongkan diri.

"Tapi ulangan yang dulu lo kena remed, kok," ucap Arjuna yang langsung mendapat jitakan dari Hara.

"Ya dulu kan gue orangnya males dan bodo amat sama pelajaran," jelas Hara.

"Terus kalo sekarang?"

"Gue bakal rajin belajar. Gue bakal bikin Bunda sama Ayah bangga punya anak cewek yang pinter dan cantik kayak Selena Gomez." Dan kini, Hara lah yang mendapat jitakan dari Arjuna.

"Muka kayak ketek onta aja bangga."

"HEH!" Dan tepat setelah itu mereka tertawa bersama. Lupa akan kejadian tadi pagi yang menyesakkan dada. Semua telah kembali seperti semula. Arjuna kembali cerewet dan menyebalkan. Dan juga senyum dan tawa Hara yang manis.

Lenggang beberapa saat.

"Yang tadi itu apa?" tanya Hara sambil menoleh ke arah Arjuna, "yang di koridor," susulnya lagi sambil menahan tawa dan menjilat es krimnya.

Living TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang