-1-

42 3 0
                                    

Pagi ini, matahari yang naik ke peraduan dan burung-burung yang berkicau membangunkan umat manusia dari mimpi panjangnya.
Aku terbangun karena cahaya matahari menyela diantara jendela kamar yang terbuka. Ku lihat jam sudah menunjukkan pukul 07.35 , aku harus bergegas berangkat ke kampus karena kuliah pagi ini akan dimulai pukul 08.00.
Aku ari, mahasiswa semester 6 jurusan teknik pertanian. Hari-hariku memang tak semenarik mahasiswa lainnya, tapi aku begitu menikmati kuliah di jurusan ini.

Pukul 07.56 aku sampai dikampus dan langsung menuju kelas. Suasana pagi ini masih seperti biasanya, setiap mahasiswa sibuk dengan gadget masing-masing sembari menunggu dosen masuk, ada pula yang sibuk dengan laptopnya mengejar deadline tugas. 

Kuliah pagi ini akan diisi oleh  pak Bim,  dosen teknik pertanian yang setengah jiwanya puitis, sebab ia selalu menyelipkan kata-kata tentang cinta, harapan dan perjuangan, juga kehidupan di sela-sela materi yang diajarkannya, dihubungkannya walau tak sepenuhnya nyambung.  

Pak Bim memulai kuliahnya dengan teori irigasi.
" Jadi, tanaman padi  memerlukan air cukup banyak dan menginginkan genangan air untuk menekan pertumbuhan gulma dan sebagai usaha pengamanan apabila terjadi kekurangan air, hal ini tentunya dilakukan untuk memperoleh hasil panen yang bagus dan berhasil." tak sampai disitu saja, ia lanjut menambahi
"sama seperti ketika anda mengharapkan cinta seseorang sebagai hasil akhir, tentu anda akan butuh pengorbanan dan kesabaran yang banyak, jika kering maka di perlukan penambahan semangat yang lebih. "jelas pak bim dengan gerakan tangan seolah pembahasan ini sangat serius.
Hal ini disambut sahutan mahasiswa yang ada dikelas ini, ada pula yang menulis kembali kata-kata pak bim ini.
" Pak Bim terbaiklah!!  " sahut seorang temanku di barisan belakang.
" Pak Bim, Aku padamu pak!!! " sambut salah seorang yang lain.
Sedangkan aku hanya mendengarkan dan mengingat kata-katanya yang ku pikir tak ada hubungannya dengan materi kuliah hari ini, juga tak ada hubungannya denganku karena aku tak punya seiap-siapa untuk dicintai. Tapi kata-kata pak bim memang lumayan bagus untuk diingat.

Kuliah selesai, Aku kembali ke kosan.
Ku letakkan tas ku begitu saja, jalanan yang padat dan panas cukup membuatku lelah dan haus.
Aku melihat hp ku, dan mendapati satu pesan yang belum terbaca. Ternyata pesan itu dari dwi, salah satu teman SMA ku dan kebetulan satu kelas dengan ku.

"Ri, kau sudah siap  jurnal? Aku lihat dong, aku belum siap nih"

Aku dan Dwi memang sering pergi bersama, untuk mengerjakan tugas bersama atau hanya untuk sekedar mengobrol di kafe dekat kos ku, hal ini pun sering kami lakukan semenjak aku mengenalnya, saat itu reuni tahun pertama SMA.

"Belum nih wi, gimana kalau kita ke kafe yang biasa? Terus kita kerjakan bersama disana"

Aku membalas pesan dwi, dia pun setuju agar kami ke kafe untuk mengerjakan tugas bersama.

"Life Coffee" begitu tertulis di depan kafe tersebut. Kafe ini memang sudah menjadi tempat favoritku dan dwi, di kafe ini kami sering mengahabiskan waktu bersama, telah banyak cerita dan hal-hal yang kami bagi disini.

Tidak lama aku menunggu, dwi pun sampai dan menghampiriku yang sudah menunggunya.
"Hai...ri, sudah ama menunggu? " tanya dwi basa-basi
"Ga terlalu lama sih wi, santai saja lah" jawabku
"Jadi nih kan kita ngerjain tugas bareng? "
"ayolah "

Tak terasa, hari sudah hampir petang. Matahari di ujung sana mengintip ingin sampaikan salam perpisahan tuk besok jumpa lagi. Orang-orang yang bekerja sudah berpulangan, jalanan ramai, yang tersisa hanya stand - stand penjualan kartu paket data di pinggir jalan yang sesak oleh kendaraan yang lalu lalang.
Aku menyiapkan barang2 ku, dwi pun begitu.
"Dwi, pulang yuk," Ajakku.
"Iya bentar, aku rapikan dulu " dwi masih sibuk menyiapkan barang-barang nya.
" Kamu pulang naik apa? Mau aku antar? "
"gapapa kok ri, aku sudah pesan ojek online, ini lagi nungguin" dwi menolak tawaranku mengantarnya pulang dengan halus, sambil menyodorkan layar hp nya ke depan muka ku.
Tak lama setelah itu, ojek online yang di pesan dwi pun datang. Kami pun berpisah sampai disitu.

Kembali Mencintaimu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang