-3-

20 2 0
                                    

Malam ini dingin
Sedingin rindu yang selalu berusaha ku buang
Namun kembali menyusup disela-sela embun pagi bersama rintik hujan kali ini

Aku menutup lembaran buku yang baru saja ku tulis,terkadang menulis cukup memuaskan bagiku untuk mengisi waktu kosong, dan menghiburku saat aku sendiri. Kalimat ini, sudah yang ketiga yang ku tulis hari ini.

Malam sudah semakin larut, ku buka layar hp ku, ada panggilan masuk dari dwi, langsung ku jawab teleponnya.

"Lagi apa ri?"

"Baru selesai nulis wi,  Nulis puisi."
"Waah, keren dong. Bacain napa ri, aku pengen dengar. " ucapnya di seberang telepon.

Ku buka lagi lembaran buku yang yang baru selesai ku tulisi, ku baca dengan nada yang ku sesuaikan.

"ciee. . Kayaknya ada yang lagi rindu nih, sama siapa ri? Ceritalah ri, hihi. . . "

Aku tak menanggapi kata-kata dwi, bagiku menulis bukan selalu tentang apa yang kurasa, namun harapanku bahwa tulisanku bisa mewakili perasaan mereka yang tak sanggup berkata dengan lisannya.
" Menurutmu gimana wi? , keren gak puisiku? "

" Mantap ri, aku suka puisimu. Bagus, langsung kena, hehe. . . " jawab dwi disambung ketawa menyindir.

"makasih ya wi."
"Sudah malam nih, kamu gak tidur? " tanya dwi
"Iya sih, tapi aku belum ngantuk. Kamu duluan saja wi"  memang aku belum terlalu ngantuk untuk tidur saat ini, aku masih bisa menulis beberapa paragraf baru lagi.

"oo kalau begitu, aku duluan ya ri. Kamu jangan begadang terlalu lama, nanti kalau kamu sakit, aku sedih lo" kata dwi seperti merayu. Aku pun merasa canggung, sebab tak biasanya dia seperti itu,  langsung ku tutup teleponnya.

Aku menerawang pada langit malam yang tampak dari jendela kamar kos ku, ku dapati bulan yang redup disana, aku berpikir . ku buka kembali buku yang telah kutulisi dan menamaniku selama ini dalam kesendirianku.

Pesan dari Sang Bulan

Tidurlah,nikmati mimpimu

kan kau temukan disana lebih indah

saat sadar hanyalah kisah yang tersisa

temukan aku disana menerangimu

menemanimu hingga akhir mimpimu

hingga kau kembali ku tetap disini

menantimu tuk lagi bermimpi 

melihatku mencintaiku

walau hanya dalam mimpi

Ku tutup buku ku. Rasa kantuk semakin membebaniku, tak sanggup lagi jika harus ku tulis satu puisi lagi. Malam sudah sangat larut, suara jangkrik pun semakin nyaring bersama angin malam mengisi kekosongan malam ini. Orang-orang sudah hilang dalam senyap, hanyut dalam mimipi-mimpi yang tak pernah disengaja. hanya tersisa petugas keamanan yang keliling dari satu gang ke gang lain. aku menutup jendela lalu tidur.

Kembali Mencintaimu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang