bab 7

26 1 1
                                    

Setelah terbang selama setengah jam, Vlad menurunkan kami diatas padang rumput yang luas. Begitu mataku bisa menyesuaikan diri dalam kegelapan, aku melihat pesawat kecil didepan kami. Jadi, Vlad punya lebih dari satu cara untuk terbang, tapi bukan berarti aku bisa mengikuti setiap permainannya.

"Kau tidak bisa mengharapkan aku untuk menaiki itu," tegasku.

  Alis Vlad terangkat, "kau lebih suka berada disini dan menjadi santapan nyamuk? Aku bisa mikirkan cara lain yang lebih berguna untuk memanfaatkan darahmu."

Jika Vlad bermaksud mengintimidasiku dengan komentar itu, maka dia berhasil, tapi dia tetap tidak bisa mengubah apa pun. "Aku tidak sempat mengambil sarung tangan karetku saat mereka menculikku, jadi jika kau memasukanku ke dalam pesawat, maka pasti tanganku akan membakar setiap sambungan listrik yang di sana...

  "Kalau begitu, kita tidak akan membiarkan tanganmu menyentuh sambungan listrik apa pun," sela Vlad, menggenggam tanganku dengan kuat saat dia membawaku menghampiri pesawat.

Aku mencoba menarik tanganku, tapi langkahnya tetap tidak melambat. "Bahkan sekalipun aku setuju untuk naik kepasawat itu, dan sampai saat ini aju belum menyetujuinya, kau tidak bisa menggenggam tanganku sepanjang waktu selama kita berada di udara. Seharusnya kau sudah tahu bahwa aku bisa menyentrum orang lebih dari sekali. Semakin lama kau menyentuhku, semakin besar arus listrik yang akan kau serap, dan pada akhirnya, arus listrik itu akan memanggangmu luar-dalam."
   Kemudian aku menyebabkan pesawat mengalami kecelakaan dan aku sendiri ikut terbunuh, tambahku dalam hati, dan itulah yang paling membuatku khawatir. Bahkan Marty harus membantasi lontak denganku tidak lebih dari sejam setiap kali kami latihan, atau selujur tubuhnya akan mengalami luka yang yerlihat seperti melepuh akibat radiasi.

Seringaian yang diberikan Vlad padakuterkesan geli dan sedikit liar kombinasi yang aku sendiri tidak yakin kusukai. "Dan seharusnya kau tau bahwa aku kebal api. Kau tidak bisa melukaiku, Leila, tidak peduli berapapun banyaknya alur listrik yang kau berikan padaku."

Pernyataan itu membuat langkahku terhenti. Iya, aku sudsh melihat Vlad menciptakan api dari tangannya tanpa mengalsmi sedikitpun luka terbakar. Bahkan pakaiannyabjuga kebal terhadap api, tapi aku sudah sangat terbiasa untuk berhati-hati dengan sentuhanku sehingga secara otomatis  aku menyangkal pernyataan Vlad bahwa aku tidak bisa menyakitinya.

Kali ini Vlad tidak berusaha menarikku, tapi menunghu saat aku mencerba informasi itu. Rasanya mustahil, tapi aku rasa kika ada seseorang di dunia ini yang tidak bisa kulukai, maka orang itu pasti vampir yang bisa menciptakan api dari tubuhnya. Bahaya yerbesar dari sentruman listrik adalah berhentinya janyung seseorang, itu bukan masalah besar untuk vampir dan yang tentu saja, luka bakar. Jika Vlad yidak bisa terbakar karena kemampuan pyrokinesis-nya, maka dia benar-benar kebal terhadapku.

Tidak heran aku tidak bisa menjatuhkannya saat sebelumnya aku menyengatnya dengan listrik bertegangan tinggi. Efek yang dirasakan Vlad mungkin hanya seperti digelitiki.

Kali ini aku menatap pesawat didepan kami sengan penuh semangat. Aku tidak pernah berpikir bisa menaiki pesawat lagi. Tentu saja, aku bisa terus mengajukan protes tapi untuk apa? Vlad tidak perlu pergi kemana pun jika hanya sekedar untuk menyiksa atau membunuhku, tempat terpencil ini bisa menjadi lokasi pembunuhan yang sempurna, jika memang itu yang diniatkan Vlad. Asumsi yang paling logis adalah Vlad memang ingin bicara, dan jika Vlad ingin melakukannya diatas pesawat... well. Semoga saja Vlad tidak berniat berbicara sepanjang waktu. Jika aku memejamkan mataku, aku bisa berpura-pura kecelakaan itu tidak pernah terjadi, saat tidak ada yang istimewa dalam diriku kecuali kemampuan senamku.
  "Baiklah,"kataku, berusaha menahan seringaianku.
  Dengusan Vlad mengatakan padaku bahwa usahaku itu sia-sia. "Kalau begitu, ayo"
   Vlad melompat masuk kedalam pesawat, menarikku bersamanya seolah tubuhku seringan kapas. Begitu berada didalam aku mengagumi interior pesawat yang didominasi warna krem, dengan meja yang ramping dan sofa santai berlapis kulit. Sebelumnya aku hanya pernah menaiki pesawat komersial biasa, yang bagaikan siang dan malam jika dibandingkan dengan kemewahan pesawat jet pribadi ini. Vlad mengayakan sesuatu pada kedua pilot dalam bahasa yang tidak kukenali, kemudian mereka menutup tirai yang memisahkan kabin kemudi dengan kabin penumpang, Memberi kami privasi lebih.

once burnedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang