Seperti biasa nya, Feliycia selalu duduk dipinggir desiran pantai hanya untuk melihat senja dan pasti nya untuk mengingat kenangan nya bersama Rendy.
"Apa kamu masih ingat Ren janji kamu dulu?" Ucap Feliycia pada diri nya sendiri.
"Apa kamu masih ingat ucapan mu yang selalu mengatakan bahwa aku wanita yang sangat kamu cinta." Ucap Feliycia lebih tenang, tetapi tetap saja buliran air bening itu mengaburkan penglihatan Feliycia, ya Feliycia menangis lagi.
"Aku sudah coba melupakan mu Ren, tapi itu ga gampang. Sekarang aku sudah tidak bersama lagi dengan Juna, apa kamu masih tetap tidak ingin kembali bersama ku?"
---
Tanpa Feliycia sadari sejak tadi ada pria yang memperhatikannya dari kejauhan, pria ini tau bahwa wanita yang ia perhatikan sejak tadi sedang menangis. Terlihat dari getaran punggung nya yang bergetar sangat kencang, wanita itu pasti menangis lagi karna pria yang telah menyakiti nya.
"Kamu masih menyukai senja ya Fel, dan selalu saja duduk dipinggir pantai dengan mengingat kenangan mu bersama orang yang kamu sayang."
"Apa kamu belum bahagia melihat aku berhenti memperjuangkan mu Fel?"
"Apa aku salah memperjuangkan mu? Apa aku salah mencintaimu?" Ucap Juna dalam hati nya, sambil mengepalkan tangannya.
Tidak lama dari itu, Juna menelpon seseorang.
"Iya halo.."
"....."
"Lo dimana? Gue minta lo ke pantai belakang rumah Feliy!"
"....."
"Oke gue tunggu ya"
"....."
Tututuuttt.. Sambungan terputus. 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, belum datang juga seseorang yang Juna telpon tadi. Dari kejauhan ada wanita yang melambaikan tangannya ke Juna, ya itu pasti seseorang yang Juna tunggu sejak tadi. Juna melambaikan tangan nya juga, dan wanita tersebut mengerti bahwa ia harus segera berjalan ke Juna.
"Dil, gue minta lo susulin Feliy sekarang. Gue khawatir dia kenapa-napa, dia nangis lagi Dil. Gue mau lo hibur dia, jangan sampai dia nangis lagi cuma garagara pria brengsek itu!" Jelas Juna pada wanita yang ada di hadapannya sekarang.
"Kenapa nggak lo aja yang hibur dia? Kenapa nggak lo aja yang susulin dia? Lo kan cowo nya, masa buat dia bahagia lagi aja nggak bisa." Jawab wanita yang mempunyai rambut pendek sebahu dengan sedikit gelombang yang diwarna dengan warna coklat.
"Dillah! Lo itu sahabatnya, gue percaya kalo lo bisa hibur dia. Dan asal lo tau, gue sama Feliy udah putus. Dia yang mengakhiri hubungan ini dengan alasan dia masih belum bisa melupakan kenangan nya bersama Rendy." Jelas Juna.
"Oke kalo gitu, gue akan susulin Feliy sekarang." Tak ada yang tau bahwa Dillah tersenyum puas mendengar bahwa Juna dan Feliy telah usai dan selesai. Hanya diri nya yang tau bahwa saat ini ia sedang bahagia.
"Hati-hati ya Dil."
"Siap pak bos." Jawab Dillah dengan menunjukkan ibu jarinya pada Juna.
---
"Aku sudah relak..." Ucapan Feliy terhenti karna sahabat nya datang dan menerobos ucapan nya.
"Feliy! Lo masih aja disini, ngapain? Ini udah jam 5 lewat 10 menit loh. Pulang yuk." Ajak Dillah sambil menarik tangan Feliy untuk berdiri mengikutinya.
"Nggak Dil gue masih mau disini, lo balik duluan aja!" Jawab Feliy sambil melepas genggaman tangan Dillah yang menarik nya.
"Hm iyaudah deh. Lo lagi kenapa Fel? Kok tadi siang lo ga ikut latihan, gue nungguin lo tau nggak. Juna juga nyari lo, dia ke kelas nanyain keberadaan lo terus gue jawab mungkin lo sakit." Dillah ikut duduk di samping sahabat nya ini.
"....." Feliycia menceritakan kejadian kemarin sore di tempat ini bersama Juna.
"Oh jadi lo udahan sama Juna cuma gara-gara lo belum bisa lupain Rendy dan lo belum cinta sama Juna?" Dillah mengangguk paham.
"Iya, gue masih belom yakin Rendy udah khianatin gue. Gue tau Rendy orangnya seperti apa, dia gamungkin melakukan itu. Gue tau bukan Rendy yang tertarik, tapi perempuan kotor itu yang menggoda Rendy." Feliycia meyakinkan diri.
"Yaudah lah Fel, lo harus bisa lupain Rendy. Lo harus bisa belajar mencintai Juna, jangan sampai lo nyesel dikemudian hari!"
"Gue nyesel kenapa?"
"Lo bakal nyesel udah menyia-nyiakan cinta Juna setelah lo lihat Juna bahagia dengan perempuan lain." Jelas Dillah dengan nada penekanan di akhir kata nya.
"Ah udah lah lo gausah bilang gitu, selama ini gue cuma anggap Juna sahabat gue sama kaya lo." Jawab Feliycia sambil melemparkan kerikil-kerikil kecil ke pantai.
"Iya iya gue paham. Gue ngikut aja deh, gue kan belom paham soal cinta hehe." Saut Dillah sambil berlaga mengangkat jari tengah dan jari telunjuknya membentuk huruf V dengan senyum polos nya.
"Lo itu ya memang terlalu polos." Feliycia menjawab dengan menarik hidung lancip sahabat nya ini.
"Hahaha, balik yuk nanti Mami lo nyariin lagi." Ajak Dillah pada Feliycia.
"Sebentar lagi Dil, tuh senja yang dari tadi gue tunggu udah keliatan. Gue mau foto dulu sebentar, abis itu kita balik." Feliycia berbicara sambil sibuk mengatur lensa kamera yang ia pegang untuk memotret senja.
"Selalu aja ya Fel, lo masih suka senja sampe segede ini. Oh iya Fel nanti malem gue nginep di rumah lo ya, Bunda bisnis lagi ke luar kota." Ucap Dillah santai, karena memang sejak kecil rumah mereka dekat bahkan mereka sudah seperti sodara.
"Nginep aja, sekalian temenin gue nge-galau hehe. Sampe gue jadi nenek gue akan terus suka senja Dil, karena senja mengajarkan kita bahwa sedikit apapun waktu itu adalah berharga. Dan kalau gue bisa ngulang waktu, gue nggak akan biarin Rendy pergi malam itu." Jawab Feliycia lemas, ia memberhentikan kegiatannya.
"Udah deh gausah galau lagi lama-lama gue ketularannya bucin nya lo lagi. Ayok balik." Dillah menarik tangan Feliycia, dan Feliycia mengikuti gerakan tangan itu.
"Iya iya"
---
Hari sudah mulai gelap, dan sepertinya senja yang sedari tadi Feliycia tunggu akan terlihat sangat indah. Juna masih tetap memperhatikan perempuan yang sangat ia sayang dari kejauhan, seperti tadi. Dan sepertinya perempuan itu belum menyadari bahwa Juna memperhatikannya, bahkan sampai perempuan ini balik ke rumah nya.
"Gue balik aja kali ya, toh gue udah liat Feliy senyum lagi." Batin Juna.
Tidak lama dari itu, Juna membuka layar handphone nya yang masih menggunakan walpaper foto nya bersama Feliycia yang saat itu mereka terlihat pasangan yang sangat bahagia. Juna membuka kontak dan mencari nama Dillah lalu mengirimkan pesan.
From: Dillah
Thanks Dil lo udah buat Feliy senyum lagi.
---
Feliycia dan Dillah berjalan menuju rumah Feliycia, karena rumah Feliycia dan pantai sangat dekat maka mereka ke pantai dengan menggunakan kedua kakinya, ya mereka jalan kaki. Dua perempuan ini berjalan terlihat sangat bahagia, seperti anak kembar yang sulit untuk dipisahkan.
Getaran di handphone Dillah bergetar di genggaman Dillah, ia melihat ada pesan. Dan itu dari Juna, ia tersenyum saat melihat nama Juna muncul di layar handphone nya.*Juna*
Thanks Dil lo udah buat Feliy senyum lagi.
"Gue lakuin semuanya demi lihat lo bahagia Jun." Batin Dillah dalam hati, ia tersenyum tak ada yang tau bahkan Feliycia tidak menyadari bahwa sahabat nya ini tersenyum seperti orang yang sedang bahagia.
***
Dukung terus cerita ku, jangan lupa vote&komen nya❤

KAMU SEDANG MEMBACA
FAILURE
Novela JuvenilBukannya tak bersinar terang, kadang-kadang mentari tertutup oleh awan hitam. Bukannya tak cinta, tetapi ada saja penghalang cinta di antara kita berdua. Kegagalan dalam cinta bukan alasan bagi seorang wanita untuk menjadi lemah.