Beberapa kali suara dering telepon kantor berbunyi di atas mejaku. Dan notifikasi di handphone ku menunjukkan 23 panggilan masuk yang tak kunjung aku terima. Beberapa pesan dari aplikasi yang memang sengaja tidak kubuka. Aku hanya menikmati aroma kopi yang menyembul dari gelas mewah itu. Menghisap rokok penuh kenikmatan dan perasaan. Tentang seberapa kuat aku untuk hidup bahagia dan mengambil langkah untuk mengejar kebahagiaan yang tak pernah kekal, aku akan menunjukkanmu sesuatu.Gubrakk..
Suara meja yang dipukul oleh telapak tangan bilqis. Ia menunjukku dengan jari telunjuknya. Marah-marah." Sudah berapa lama?? Kau benar-benar pelacur murahan. Tak tahu malu."
Aku hanya memandangi nya di sofa merah ini sembari menyembulkan asap rokok yang sudah lamaku hisap. Memandang datar pada apa yang aku lihat saat ini.
" Apa salahku sampai -sampai kau tega merebut suamiku dan kau jadikan budak. Apa mau mu? Katakan! " bentak nya marah-marah.
Dia bilqis, istri dari mas biro. Mas biro yang selalu mencoba mengambil hatiku. Memanjakan aku dengan semua harta nya hingga dia lupa, dia masih memiliki tanggung jawab di rumah tangganya. Istri yang memiliki banyak mulut diwajahnya. Bukan salahku merebut mas biro. Mas biro yang menggodaku dan menawarkan sejuta hal baik padaku dan memenuhi semua kebutuhanku. Yang harus kalian tahu, aku memiliki pemikiran kuat dengan tidak mempedulikan siapapun atas apa yang aku lakukan. Yang aku pikirkan hanyalah kenyamanan dalam hidupku sendiri. Egois?? Yah memang. Memang itulah yang aku cari.
" Pelacur. Wanita murahan. Bicaralah kau. Pelakor. Perusak!!! "
Ucapan bilqis terus mengiang di telingaku. Dia mengeluarkan semua kata-kata jelek dari mulut dengkinya. Terlihat sakit hati yang luar biasa dari seorang istri. Dari mulut orang yang tidak memiliki kebahagiaan.
Aku tertawa keras
" Berapa harga g-string mu? " Tanyaku dengan wajah masih datar dengan rokok di kedua jari ku antara telunjuk dan jari tengah.
Dia terlihat bingung dengan lemparan pertanyaan dariku.
Akupun berdiri kemudian meletakkan rokokku di meja. Ku geletakkan begitu saja. Aku menghampirinya yang sedari tadi terus memaki ku. Tanpa basa basi aku mulai melepas g-string ku di depan nya. G-string merah seksi kulemparkan tepat di wajah nya.
" Mas biro yang membelikan ku barang mahal itu, dia yang memakaikannya sendiri.." ucapku dengan senyuman baik.
Kali ini wajah bilqis memerah. Merah padam. Sangat terlihat jelas marah mulai menggerogoti nya. Amarahnya semakin bergejolak.
" Bejat!!" Namun hanya satu kata keluar dari mulutnya. Hanya satu. Tergambar kesakitan yang luar biasa memenuhinya.
Aku mendekatkan wajahku kepadanya. Memandang lebih dekat.
" hey.. call me voodo, tetapi aku ini tidak bodoh" bisikku.
Matanya memerah. Menahan sejuta amarah. Kekecewaan dan kemarahan yang luar biasa . Terlihat jelas. Mata nya yang mengungkapkan semua.
" Kau wanita, aku juga wanita. Harus pinter-pinter bersaing. Ini memang benar lelaki memang begitu. Akan tetapi tidak baik menghakimi seseorang tanpa tau jelas apa permasalahan tersebut" Tuturku.
" Aku tau! " kata bilqis dengan suara bergetar..
" Tidak. Kau tentu tidak tau apa-apa. Jangan terlalu bodoh bilqis. Patut menyalahkanmu jika kau mengadili aku di sini. Semua akan tetap sama, tidak akan ada perubahan. Dan usahamu sia-sia. Apa yang harus kau lakukan adalah membuat suamimu tidak berpaling pada wanita lain. Yap itu adalah saran yang masuk akal " Jelasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
call me voodo
RandomNamaku Ivon Dommely. Kupersembahkan rentetan masalah yang penuh dengan hasrat dan gairah , mengatasi penyakit bosan yang menghantui pikiran dan perasaan ku. Call me Voodo. Mohon maaf atas kata-kata dan kalimat yang berantakan di dalamnya karena ini...