obsesi 1

4.1K 28 1
                                    

    
    "Dia hilang..  dengar-dengar dia pergi jauh dan nggak akan pernah kembali. You know?? Hutang itu bad.  Pantas saja dia pergi gitu ajah. Bisa aja sih dia jadi buron.  Yah kan? "

" Aku pikir juga begitu. Kau tau kemaren ada dosen tanya padaku tentang keberadaan dia.  Aku sih nebak dia pergi jauh.  Dan aku yakin dia gak akan kembali. Apalagi semenjak ditinggal sama alma. Miris. "

" Kasihan banget .  Uda ga ada keluarga, ditinggal alma meninggal terus hutang dia banyak.  Plus jadi buron .."

  
  Perbincangan hangat di kuliahan ku belakangan ini.  Karena hilang nya piter secara tiba-tiba membuat heboh semua di tempat kuliahanku. Para dosen yang peduli bertanya tanya kepada teman teman dekatnya. Beruntung tidak ada yang mengetahui kalau aku sedang dekat dengan piter kecuali bianca. Teman dekat nya piter cukup sedikit karena dia begitu dekat dengan alma.  Hanya alma.  Dan kemana mana selalu bersama alma.  Mereka pikir piter pergi jauh karena hutang dan depresi.
Sehingga  teman dekat nya tidak ada yang bisa mengetahui tentang kejelasan piter yang sebenarnya.






   Selesai jadwal kuliah.  Aku pulang menuju apartemen dengan membawa banyak makanan.  Aku lihat bianca tidak ada di rumah.  Nampaknya dia belum pulang dari sekolahnya.

   Aku pun mmebawa makanan ke dapur dan mulai menyiapkan makanan untuk bianca. Tiba-tiba hpku berdering. Aku mengambil nya di tas yang aku bawa.  Ku letakkan tas tersebut di meja makan dan mengambil hp. 

Ku lihat papa menelpon ku.  Dan ku angkat dengan menyeret slide di layar hp ku dan mulai mengangkat handphone ke telingaku .

" halo pa.  Ada apa? "

" Papa sudah transfer uang ke rekening kamu.  Itu buat tiga bulan."

" Thanks pa " kataku.

" Bianca fine di sana??  Kabar kamu juga gimana?  Kamu sama bianca baik baik ajah?? " tanya papa .

  "Bianca pergi sekolah . Semuanya baik-baik ajah di sini.  Papa di sana gimana?  Sehat?? " tanyaku balik menaruh perhatian.

 "iya papa sehat. Jangan khawatir in papa.  "

 "okey" singkatku

" papa mau ngomong sama kamu" suara samar-samar papa yang terdengar mulai serius.

Aku berpikir sejenak "okey??"

  " Papa baru ajah ditipu rekan kerja papa sendiri.  Papa minta maaf . terpaksa kamu harus berhenti  kuliah.  Kamu kerja cari uang buat bianca. Buat biaya kamu sendiri."

" What? " heranku.

" Kamu anak gadis papa yang luar biasa. Papa tutup dulu okey?"

" Maksud papa??  Papa mau lari.  Gitu??  Mau tinggalin tanggung jawab papa.  Papa gamau lagi biayain aku sama bianca.  Iya?? "

  " Hey! Voodo udah dewasa.  Udah tau. Papa harap kamu ngerti. " jelasnya .

  "Why?? "

  " Kamu sekarang harus lebih mandiri.  Tanggung jawab kamu sekarang adalah diri kamu sendiri dan adikmu bianca. Papa minta maaf nak. Salam sama bianca. Papa done! " katanya seraya menutup panggilan telepon.

  "Orang tua macam apa dia" gerutu ku seraya membanting handphone di meja.

  " Shit!!! "

Tiba-tiba bianca datang
Aku menghampiri nya di depan tv

  " Bianca makan dulu!  Kakak udah siapin di sana. Come on .. " suruhku

  Bianca menatapku dan memberikan satu amplop putih kepadaku.  Dengan heran aku menerima nya.  Kemudian bianca bergegas menuju meja makan.

call me voodoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang