Usai dengan kelas mata kuliahku, aku memutuskan untuk pergi ke kantin kampus. Membeli sebotol minuman bersoda yang mampu menghibur kebosananku. Duduk sendirian di bangku kantin adalah pilihan yang bagus kali ini. Mengeluarkan handphone dan mulai memeriksa aplikasi chatting sembari ditemani sebotol minuman bersoda di meja yang tadi kubeli.
Teman bukanlah segalanya, salah satu hal yang masuk dalam list 35 hal yang wajib dihindari dan dijauhi. Tak heran jika aku selalu sendirian dan mencoba menolak beberapa orang yang ingin berinteraksi denganku. Kecuali ...
"hai" terdengar suara laki-laki menyapaku.
Seorang laki-laki melempar senyum manis padaku. Ia berada tepat dihadapanku.
"Voodo?" Ujarnya menyabda namaku dengan nada pertanyaan. Seolah-olah ia mengenalku.
Aku mengamatinya dengan raut wajah heran.
" Aku hanya ingin berkenalan denganmu" ujarnya sedikit gugup.
" Why?" Tanyaku dengan spontan yang mampu mengejutkannya.
Ia sontak terperangah.
" Aaaku eng.. akhir-akhir ini aku sering mengamati kamu. Aku rasa aku sudah tidak tahan lagi untuk mengatakan bahwa kau benar-benar manis dan .. mungkin kamu membutuhkan seseorang untuk menemanimu" jawabnya gugup.
" Kau berpikir aku kesepian??" Tanyaku.
" Tidak. Aku hanya ingin mengenalmu lebih jauh" jawabnya.
Aku hanya memasang wajah datar.
" Boleh aku duduk denganmu? " Tanyanya.
Aku tersenyum dan mengangguk. Sekilas melihatnya ia merupakan laki-laki yang tampan dan mungkin sedikit polos. Sepertinya cukup menarik untuk menjalankan permainan. Lagipula aku ini sedang bosan dan aku membutuhkan sebuah hiburan. Hiburan yang akan membuatku bahagia dengan puas. Mungkin saja. Kita lihat .
" Namaku piter" katanya sedikit gugup.
" Okeyy??" Gumamku
" Aku tahu namamu voodo.. Nama yang bagus dan aku rasa menyukainya.. " Ujarnya memulai godaan.
Aku menatap matanya menekuk ujung bibirku.. mencoba meremehkan perkataannya.
" Kau yakin? " Tanyaku meyakinkannya
" Yah.. Kenapa tidak? " Jawabnya .
" Kalau begitu aku juga.. " ucapku sambil tersenyum simpul.
" Juga apa?" Tanyanya gugup sedikit kege'eran.
Aku menatapnya dengan tegas seraya menjawab
" Juga yakin!"
" Wow.. aku berencana mengajakmu dinner nanti malam. Bagaimana? " tawarnya.
" Stupid fucking dinner" Jawabku menahan tawa.
" Aku serius voodo" Ujarnya meyakinkan.
" Baiklah " jawabku enteng.
" Kau serius?? " Ulangnya dengan wajah sumringah bahagia.
"yaa" jawabku datar.
" Bagus. Nanti malam aku jemput kamu.." katanya antusias sekali.
Aku mengangguk.
.
Menjelang malam hari. Aku mulai berdandan seksi dengan memakai dress ketat warna hitam , rambut yang tergerai rapi nan harum , dan dibalik pantulan cermin itu aku nampak menawan. Sedikit senyuman simpul ini mampu memecah ketahanan seseorang. Hingga tidak lama kemudian piter datang menjemputku dengan mobilnya yang mewah. Dan malam ini kami memutuskan untuk pergi ke suatu tempat makan mewah yang tentunya cukup berkelas. Perlakuannya yang manis mampu membuatku sedikit mengembang. Menunjukkan betapa ia menyukaiku sedangkan aku hanya takut. Takut ia akan menjadi korban selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
call me voodo
DiversosNamaku Ivon Dommely. Kupersembahkan rentetan masalah yang penuh dengan hasrat dan gairah , mengatasi penyakit bosan yang menghantui pikiran dan perasaan ku. Call me Voodo. Mohon maaf atas kata-kata dan kalimat yang berantakan di dalamnya karena ini...